Anda di halaman 1dari 28

SISTEM DIGESTIVA JANIN

Kelompok 1:
1. Galuh Popy Yulia S
2. Tri Wiji Lestari
3. Eka Mualimah
4. Astuti
5. Puji Suryaningsih
6. Nur Rizka
7. Yacinta Puji Kurniawati
Sistem Digestive
Sistem digestive adalah sistem tubuh yang mempunyai peranan
penting dalam:
 Penyediaan nutrien bagi tubuh

 Pengeluaran sisa pencernaan keluar tubuh

 Pertahanan tubuh dari mikroorganisme yang masuk melalui


makanan
Pembentukan Usus
•Mulai pembentukan: mudigah 7 somit (22 hari)

•akibat pelipatan mudigah ke arah cephalo caudal dan lateral  rongga


yg dibatasi endoderm sebagian tercakup ke dalam mudigah 
membentuk usus sederhana

•Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk


tabung buntu, berupa:
–Usus sederhana depan (fore gut)
–usus sederhana tengah (mid gut), yg sementara tetap berhubungan
dengan kandung kuning telur
–Usus sederhana belakang (hind gut)
A. Mudigah prasomit C. Mudigah 7 somit
B. Mudigah 14 somit D. Akhir bulan pertama
Oesophagus
–umur mudigah ± 4 minggu  muncul diverticulum di dinding ventral
usus sederhana depan (diverticulum tracheo – bronchiale)

–Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal fore gut


melalui septum oesopago–tracheale.

Dengan cara ini usus sederhana depan terbagi atas :


•Bagian ventral : primordium pernafasan
•Bagian dorsal : oesopagus

•Mulanya oesopagus sangat pendek memanjang dengan cepat (akibat


gerak turun jantung dan paru-paru)

•2/3 bagian atas otot

- berstruktur otot serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya


- Innervasi: N.X
•1/3 bagian bawah otot

- berstruktur otot polos


- Innervasi: plexus splanchnicus
Perkembangan Oesophagus

A. Minggu ke-3 B & C. Minggu ke-4


Lambung
•Mulai minggu ke-4  berupa pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan
•Minggu berikutnya  kedudukan sangat berubah, karena:

- perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya


- perubahan kedudukan alat-alat di sekitarnya
Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar
sekitar sumbu memanjang dan sumbu antero posterior.
•Di sekitar sumbu memanjang, lambung melakukan
putaran 90o searah jarum jam.
•Akibatnya :
–Sisi kiri menghadap ke depan
–Sisi kanan menghadap ke belakang
–N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan
–N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju belakang
Selama perputaran  bagian dinding posterior lambung tumbuh
lebih cepat dari bagian depannya. Hal ini mengakibatkan
terbentuknya :
–curvatura mayor
–curvatura minor

•Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak di garis


depan.
Selama pertumbuhan:
- bagian kaudal (pilorus)  bergerak ke kanan dan ke atas
- bagian cephalic (kardia)  ke kiri dan ke bawah
sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah
Perkembangan Lambung
Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat di dinding dorsal dan ventral
tubuh melalui mesogastrium dorsal dan ventral
•Perputaran di sekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsal ke
kiri  membantu pembentukan bursa omentalis (kantong peritonium
posterior lambung)
Duodenum
•Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut (daerah
distal tunas hati).
•Sementara lambung berputar, duodenum mengambil bentuk
lengkung seperti huruf “C” dan akhirnya terletak retroperitonial
Hati dan Kandung
Empedu
•Terbentuk dari epitel endoderm pada ujung distal fore
gut (pertengahan minggu ke-3)  diverticulum hepatis
(tunas hati)
•Tunas hati  proliferasi cepat berkas-berkas sel dan
menembus septum transversum (lempeng mesoderm) 
hubungan tunas hati dan duodenum menyempit 
saluran empedu terbentuk  terbentuk tonjolan ke
ventral yang menghasilkan kandung empedu dan ductus
cysticus
Pada kehamilan 11 minggu usus halus janin menunjukkan peristaltik dan
mampu menyerap glukosa (Kolldovsky dkk 1965). Fungsi gastrointestinal
lebih berkembang pada kehamilan 16 minggu, sehingga janin dapat
menelan cairan amnion, menyerapnya dan mengeluarkan yang tak dipakai
melalui colon. Ditemukan asam hidrokhlorat dan beberapa enzym dalam
jumlah kecil. Oleh karena itu pada bayi prematur mungkin ditemukan
defisiensi, tergantung usia kehamilan. Janin aterm menelan banyak cairan
amnion, jumlahnya mencapai 450 ml dalam 24 jam
Gitlin dkk (1972) mengukur dengan cara radioaktif albumin dan
mendapat hasil yang hampir sama. Namun agaknya jumlah yang
sebenarnya lebih sedikit dengan perhitungan sebagian dihisap ke
saluran nafas. Pada kehamilan muda jumlah yang diminum sangat
sedikit, dibandingkan dengan jumlah yang ada. Pada kehamilan tua
volume yang diminum relatif penting, karena bila tidak, akan
menumpuk seperti pada hidramnion.
Cairan amnion yang melalui saluran digestif mungkin bermanfaat
bagi perkembangan dan pertumbuhan saluran makanan, namun
pada janin anensefalus dimana minum sangat sedikit, ditemukan
saluran digestif yang relatif normal. Pada kehamilan tua, mekanisme
minum berguna pula untuk membersihkan kotoran yang tak larut.
Hal ini dapat ditemukan pada pada mekonium yang diperiksa setelah
kelahiran. Cairan amnion yang diminum mengandung kalori sedikit
sekali, namun mungkin mengandung nutrisi yang penting. Gitlin
(1974) menemukan adanya 0,8 g protein yang larut diperoleh
dari minum cairan amnion.
Mekonium tidak hanya mengandung debris dari cairan amnion, juga
terdapat sisa sekresi, eksresi dan deskuamasi traktus gastrointestinal.
Warna hijau pekat disebabkan pigmen, umumnya biliverdin. Pada
hipoksia akan mengakibatkan defekasi dimana mekonium keluar, hal ini
dirangsang oleh arginine vasopresin (AVP) yang keluar dari kelenjar
hipofisis. Zat ini merangsang otot polos kolon untuk berkontraksi
sehingga timbul defekasi. Pada obstruksi, dapat terjadi janin muntah in
utero (shrand, 1972).
Pankreas dan Hati
Fungsi hati janin berbeda dengan hati dewasa; hanya ada beberapa
enzim. Hati hanya mempunyai kemampuan terbatas mengubah
bilirubin bebas menjadi bilirubin diglukuronoside. Semakin muda
semakin imatur sistem konjugasi tersebut. Karena usia eritrosit
janin lebih pandek dari orang dewasa, produksi bilirubin relatif
lebih banyak. Hanya sebagian kecil di konjugasi oleh hati janin dan
di ekskresi melalui traktus bilier ke usus dan teroksidasi menjadi
biliverdin. Bashore dkk (1964) melaporkan bilirubin indirek yang
diberi label radioaktif dapat segera disalurkan dari sirkulasi ke
plasenta, lalu ke hati ibu di mana dikonjugasi dan diekskresi melalui
empedu ibu.
Transfer bilirubin indirek melalui plasenta sebenarnya 2 arah.
Hal ini terbukti bahwa hampir tak ada kasus dengan bilirubin
indirek di dalam plasma ibu. Bilirubin direk tidak di transfer
antara ibu dan janin. Kebanyakan kolesterol diproduksi oleh
hati janin jadi kebutuhan LDL bagi adrenal janin dipenuhi oleh
sintesis hati. Glikogen ada dalam konsentrasi kecil di hati janin
pada trimeser kedua, namun pada trimeser ketiga akan
meningkat menjadi 2-3 kali kadar orang dewasa. Setelah lahir
kadar glikogen akan turun segera.
Patut diingat bahwa temuan insulin oleh
Benting dan Best (1922) berasal dari
janin sapi. Granul yang mengandung insulin
dapat ditemukan dalam pankreas janin pada
9-10 minggu, dan insulin dapat ditemukan
plasma pada 12 minggu (Adam dkk, 1969).
Peran insulin pada janin belum jelas, namun
pertumbuhan janin ditentukan oleh nutrisi
dari ibu dan anabolisme di dalam janin. Insulin
pada bayi ibu dengan diabetes ternyata
tinggi, demikian juga pada bayi besar,
sebaliknya sedikit pada bayi kecil masa
kehamilan
(Brismead dan liggins, 1979).
Glukagon dapat di identifikasi pada pankreas
janin usia 8 minggu kehamilan.
Dengan infus alanin dan hipoglikemia dapat
meningkatkan glukagon monyet, namun
tidak pada janin manusia. Dalam 12 jam pasca
kelahiran reaksi glukagon janin dapat
ditemukan (Chez dkk, 1977).
Fungsi eksokrin pankreas janin dapat
dibuktikan namun terbatas, buktinya
percobaan penyuntikan albumin berlabel
radio-iodine pada cairan amnion ditelan janin
dan dapat ditemukan segera pada urin ibu
(Pritchard, 1965).
Sistem digestiva pada janin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai