Anda di halaman 1dari 29

PERKEMBANGAN SEDIAAN

FARMASI DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
IKA RATNA HIDAYATI
PENDAHULUAN

 Sediaan Farmasi menurut PP 51 Tahun 2009 adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika
 Pengembangan produk obat (drug product development), dan sediaan farmasi lainnya perlu dicermati , baik
dari aspek kemaslahatannya maupun dari kebolehan penggunaannya ditinjau dari syariat Islam.
 Kompleksitas persoalan kesehatan menuntut penanganan yang lebih komprehensif baik untuk upaya
pencegahan, pengobatan, dan pemulihan penyakit.
 Islam sangat menjunjung tinggi kesehatan (fisik dan mental), maupun kesehatan lingkungan.
 Menururt Masfuk Zuhdi dalam Masail Fiqhiyah (1994), Ajaran Islam berkenaan dengan
Kesehatan dibagi menjadi 3 macam :
1. Islam melarang perbuatan – perbuatan yang dapat membahayakan kesehatan
dirinya atau orang lain
2. Islam menyuruh (wajib) atau menyarankan (sunnah) yang mempunyai dampak
positif, yaitu mencegah penyakit dan menyegarkan atau menyehatkan jasmani dan
rohani
3. Islam menyuruh (wajib) orang yang sakit berobat untuk mengobati penyakitnya
 Karakteristik pengaruh ilmu farmasi dan bidang ilmu terkait dalam
pengembangan sediaan farmasi menjadi lebih kompleks dengan
munculnya berbagai bidang ilmiah, termasuk : pertanian, kimia,
biologi molekuler, dsb.
 Contoh : hormon, enzim menjadi titik kritis dimana dapat diperoleh
dari hewani
 Farmasi Islam disebut dengan “ Syaidanah”, yang merupakan seni
meracik dan mempersiapkan obat.
 Apotek disebut dalam bahasa Arab “Saydanah”, dan Apoteker
disebut “as-saydanani atau as-saydalani”
 Sejarah kedokteran (juga farmasi) Arab dibagi menjadi 3 tahap,
yaitu :
1. Yunani ke Arab
2. Arab
3. Arab ke dalam Bahasa Latin
Obat Herbal dan bersumber dari Alam

 Penggunaan Herbal untuk mengobati penyakit bersifat universal di kalangan masyarakat


non industri, dimana salah satu alasannya adalah “harga”
 Mengutip dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam bukunya Thibbun Nabawi dengan judul
Praktek Kedokteran Nabi S.A.W, ada beberapa obat dan penggunaannya :
1. Sitrun (Utrujj)
Bagian2 sitrun seperti kulit, daging, buah, zat asam, dan biji bermanfaat sebagai obat.
Antara lain perasan kullit sitrun utk luka gigitan ular, kulit utk pembalut gigitan ular, abu
bakaran kulit utk salep fektif mengobati lepra
2. Beras Ketan (Arz/Syanaubar)
Sifat biji beras ketan yaitu melembutkan, khasiat : membantu penyembuhan batuk, produksi
sperma, dsb
3. Celak (Ismid)
Berkasiat menguatkan mata dan syaraf mata, menghilangkan daging berlebihan disekitar
koreng dan menutup luka
4. Buah Ara (Tin)
Berkahasiat menghancurkan batu ginjal dan membersihkan kandung kencing di ginjal
dan berkhasiat melawan racun
5. Jinten Hitam (Habbatus Saudah)
Dinyatakan dalam Shahih Bukhari Muslim dan hadts yang diriwayatkan oleh Abu
Salamah Abu Hurairah r.a meriwayatkan dari Rasulullah S.A.W yang bersabda :”Hendaklah
kalian menggunakan Habbatus Saudah karena ia mengandung obat untuk setiap penyakit
kecuali kematian”.
6. Cress / Seledri Air (Hurf)
Berkhasiat : obat cacing, menyembuhkan kudis dan herpes, seksualitas
7. Daun Kemangi (Raihan)
Berkhasiat : menghentikan diare, penyakit kuning, tumor di dua ureter, jika berendam di
dalam raihan yang dimasak, maka bisa mengobati infeksi di pantat dan vagina.
TITIK KRITIS KEHALALAN PRODUKSI
OBAT HERBAL

Berdasarkan panduan Al-Qur’an dan Sunnah, obat – obatan


setidaknya harus memenuhi 3 aspek terkait :
1. Tidak terbuat dari bahan haram (untuk obat dalam)
2. Tidak terbuat dari bahan yang najis (obat luar dan dalam)
3. Tidak terkontaminasi oleh bahan haram (dalam proses produksi,
penyimpanan, dan distribusi)
Isu Halal pada Sediaan Farmasi & Kosmetika

 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pangan, obat – obatan , dan
kosmetika berkembang sangat pesat.
 Pengolahan produk dengan memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan
memungkinkan pencampuran antara yg halal & yg haram, sengaja maupun tidak.
 Perlu suatu pengkajian khusus yg membutuhkan pengetahuan multidisiplin seperti ilmu
farmasi, kimia, pangan, biologi, teknik industri, dsb (dalam penjelasan UU RI no 33 tahun
2014)
Contoh Kasus

 Bagaimana dengan penggunaan Sodium (Natrium)


Heparin dan Kalsium Heparin ???
 Berdasarkan ketentuan dalam Al-Qur’an dan Hadits bahwa bahan haram selain
babi adalah :
1. Organ manusia (bahan dari rambut, plasenta, essen dari embrio)
2. Bangkai hewan(mati tidak disembelih, dipukul, dicekik, disembelih tidak secara
Islam)
3. Binatang buas (serigala, harimau, singa, burung buas, dll)
4. Darah
5. Khamar (minuman yang difermentasi mengandung alkohol)
Surat Al-Baqarah ayat 173

‫ير َو َما أُ ِه َّل بِ ِه لِ َغي ِْر هَّللا ِ ۖ فَ َم ِن اضْ طُ َّر‬ِ ‫ َم َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوال َّد َم َولَحْ َم ْال ِخ ْن ِز‬n‫إِنَّ َما َح َّر‬
‫اغ َواَل َعا ٍد فَاَل إِ ْث َم َعلَ ْي ِه ۚ إِ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬ ٍ َ‫َغ ْي َر ب‬
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada
dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Surat Al Maidah ayat 3

Surat Al- Maidah ayat 3 :


Surat Al Maidah ayat 90 - 91
Kosmetika

 Adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
mukosa mulut terutama untuk membersihkan , mewangikan, mengubah penampilan
dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
baik (Permenkes RI Nomor 1176/MENKES/PERN/III/2010 Tentang Notifikasi
Kosmetika
Bagaimana Isu Halal Kosmetika?
Titik Kritis Kehalalan Bahan Farmasi dalam Obat, Kosmetik,
dan Makanan

"Ketahuilah, bahwa suapan haram jika masuk ke


dalam perut salah satu dari kalian, maka
amalannya tidak diterima selama 40 hari" (HR.
At-Thabrani)

Anda mungkin juga menyukai