Anda di halaman 1dari 58

KURIKULUM 2013

Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Hak Cipta © 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
SAINTIFIK

Mengko-
Menga- munika-
mengum- sosiasi sikan
(menyaji/
pulkan (mengolah membuat
Jejaring)
informsi informasi
mena-nya
menga (mencoba) /menalar)
mati
o a c h )
f ic ap p
sc ie nti ja r an .
m ia h ( ta pe la
a ta n il u a m a
Pen d e k d a s em
k a n pa
er l ak u
dib
PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
SAINTIFIK
1. Mengamati
(fenomenon untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui)

Mengamati
• Secara langsung:
mengamati suatu
kejadian/benda

• MENGAMATI MELALUI TORSO


• Secara tak langsung:
mengamati tiruan benda atau film
tentang suatu kejadian.
Proses Mengamati
Apayg
Apa yganda
anda
pikirkantentang
pikirkan
tentangtersebut
gambar gambar
jika dikaitkan
tersebut ..
dengan
Mengapa maknayaa ?
belajar?
…curiosity?
“Ayo mulailah membaca
langkah kegiatan yang
harus dilakukan !! Amati
dan cari solusinya

08/05/2021
PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
SAINTIFIK
2. Menanya
(membatasi masalah dan merumuskan pertanyaan serta merumuskan jawaban sementara
terhadap pertanyaan berdasarkan pengetahuan dan/atau data/informasi terbatas yang telah
dimiliki)

TERUS KENAPA BEGITU YA?


GIMANA???
Kok Bisa….??
Apa Sebab nya ???

Apakah makna dari


gambar di atas ya..?
PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

3. Mengumpulkan data/Mencoba
Dengan satu atau lebih teknik (yang relevan dengan pertanyaan dengan
berbagai cara)

4. Menalar/menganalisis data
Untuk merumuskan kesimpulan
Menalar/Menganalisis Data
PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

5. Mengomunikasikan
Kesimpulan/Penjelasan/jawaban pertanyaan kepada pihak lain

“Berdasarkan apa yang telah kami amati,


kami analisa dan di diskusikan bersama,
maka dapat kami simpulkan hasilnya
adalah sebagai berikut:
Blaaah bla bla!!
Blaaaa blaaah bla!”
PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

6. DAPAT dilanjutkan dengan mencipta


Mengomunikasikan ciptaan dan/atau menginovasi sesuatu berdasarkan pengetahuan yang dibangun
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Bertindak sebagai narasumber/fasilitator.
2. Mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar.
3. Memberi umpan balik. “Ayo mulailah
membaca langkah
4. Memberikan penjelasan. kegiatan yang harus
5. Menilai dalam proses dilakukan !! Amati
dan cari solusinya
Kerjakan bersama !!
Jelaskan hasilnya
mengapa ??!”

GURU TIDAK SEKEDAR MEMBIARKAN PESERTA DIDIK


MEMPEROLEH/ MENGKONSTRUK PENGETAHUAN
SENDIRI.
GURU MEMBERIKAN SETIAP BANTUAN YANG DIPERLUKAN
OLEH PESERTA DIDIK.
Langkah, Kegiatan & Kompetensi yang Dikembangkan
pada Pendekatan Saintifik

Langkah Kegiatan Kompetensi yang


Pembe- Hasil
Pembelajaran Dikembangkan
lajaran

Melatih
Membaca, kesungguhan, Inventarisasi
1 mendengar,
ketelitian, daftar masalah
Mengamati menyimak, melihat mencari
(tanpa atau dengan
informasi
alat)
Langkah Kegiatan Kompetensi yang
Pembe- Hasil
Pembelajaran Dikembangkan
lajaran

 Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang
diamati atau Daftar
Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin
pertanyaan
2 tahu, kemampuan atau rumusan
 pertanyaan untuk
mendapatkan informasi merumuskan masalah dalam
Mena- tambahan tentang apa pertanyaan untuk bentuk lisan
nya yang diamati (dimulai dari membentuk pikiran
kritis yang perlu
maupun tulisan
pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang untuk hidup cerdas
bersifat hipotetik) dan belajar sepanjang
hayat
Langkah
Kegiatan Kompetensi yang
Pembe- Hasil
Pembelajaran Dikembangkan
lajaran

 melakukan
eksperimen

 membaca
sumber lain Mengembangkan sikap teliti,
selain buku jujur,sopan, menghargai
3 pendapat orang lain,
teks Data yang
Mengumpul- kemampuan berkomunikasi,
kan informasi disajikan dalam
 mengamati menerapkan kemampuan
tabel pengamatan,
objek/ mengumpulkan informasi
deskripsi hasil
kejadian/ melalui berbagai cara yang
telaah, resume
aktivitas dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Langkah Kegiatan Kompetensi yang
Pembe- Hasil
Pembelajaran Dikembangkan
lajaran

 mengolah informasi yang


sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/ eksperi-men
maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan
Mengembangkan sikap
mengumpulkan informasi.
4 jujur, teliti, disiplin, taat
Mengaso- aturan, kerja keras,
siasikan/  Pengolahan informasi yang kemampuan menerap-kan Kesimpulan
mengolah dikumpulkan dari yang prosedur dan kemampuan hasil analisis
informasi bersifat menambah berpikir induktif serta
keluasan dan kedalaman deduktif dalam
sampai kepada pengolah-an menyimpulkan
informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda
sampai kepada yang
bertentangan
Langkah
Pembe- Kegiatan Kompetensi yang
Pembelajaran Dikembangkan
Hasil
lajaran

Mengembangkan sikap Kesimpulan


jujur, teliti, toleransi,
Menyampaikan hasil kemampuan berpikir yang disajikan
pengamatan, kesimpulan sistematis, dalam bentuk
5
Mengo-
berdasarkan hasil mengungkapkan Laporan
analisis secara lisan, pendapat dengan singkat tertulis, poster,
munikasikan
tertulis, atau media dan jelas, dan
lainnya mengembangkan charta, media
kemampuan berbahasa presentasi
yang baik dan benar.
Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran Matematika

Satuan Pendidikan: SMA


Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas : XI

Kompetensi dasar:
3.4 Mendeskripsikan dan menganalisis konsep dasar
operasi matriks dan sifat-sifat operasi matriks serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Indikator:
1. Menentukan hasil penjumlahan dua atau tiga matriks
2. Menemukan sifat komutatif pada penjumlahan matriks
3. Menemukan sifat assosiatif pada penjumlahan matriks
MENGAMATI:
Baca buku siswa tentang penjumlahan matriks pada hal. 56-58

MENANYA:
Apa dua matriks yang bisa dijumlahkan harus mempunyai ordo
yang sama?
Apa syarat dua matriks dapat dijumlahkan?
Apakah penjumlahan dua matriks bersifat komutatif?
Apakah penjumlahan matriks bersifat asosiatif?
MENGUMPULKAN INFORMASI/MENGEKSPLOR
•   LKS
Diketahui matriks-matriks:

Tentukan hasil penjumlahan berikut


A + B = …. B + A = ….
B + C = …. C + B = ….
C + A = …. A + C = ….
MENGANALISA DATA/MENGASOSIASI
Bandingkan hasil kelompok kiri dan kanan.
Kesimpulan apa yang kamu peroleh?

MENGOMUNIKASIKAN
Kesimpulan yang diperoleh:
Pada penjumlahan matriks bersifat komutatif
LKS
•MENGUMPULKAN
  DATA/MENGEKSPLOR
Diketahui matriks-matriks:

Tentukan hasil penjumlahan berikut


A + (B + C) = ….. (A + B) + C = …..
A + (C + B) = …. (A + C) + B = ….
B + (A + C) = …. (B + A) + C = ….
MENGANALISA DATA / MENGASOSIASI
 Bandingkan hasil penjumlahan pada kelompok kiri dan
kelompok kanan
 Kesimplan apa yang kamu peroleh?

MENGOMUNIKASIKAN
Kesimpulan yang diperoleh:
Pada penjumlahan matriks bersifat asosiatif
Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik

Satuan Pendidikan: SMA


Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas :X

Kompetensi dasar:
4.14 Menerapkan perbandingan Trigonometri dalam
menyelesaikan masalah

Indikator:
1. Menentukan tinggi pohon atau gedung secara tidak
langsung menggunakan perbandingan trigonometri
MENGAMATI

Diberikan permasalahan menentukan tinggi pohon


beserta tayangan pohon yang tinggi dan kegunaan
serta cara mengukur tinggi pohon dengan bantuan
klinometer.

24
MENGAMATI

08/0
KLINOMETER
Diberikan penjelasan tentang:
1. Bagian-bagian klinometer
2. Cara meggunakan Klinometer
MENANYA

 Bagaimana cara mengukur tinggi pohon tanpa


memanjat atau merobohkan pohon tersebut?
 Alat apa yang bisa digunakan?
 Rumus apa yang bisa digunakan?
 Menggunakan konsep trigonometri atau
kesebangunan?
MENGUMPULKAN DATA / MENGEKSPLOR
 Diberikan LKS yang membimbing siswa untuk
menentukan tinggi pohon (lakukan dengan
klinometer dengan sudut elevasi yang
berbeda-beda atau jarak berbeda).
 Satu pohon bisa diukur oleh 2 atau 3
kelompok berbeda dengan pengukuran dari
arah yang berbeda-beda juga.

31
LKS
1. Sebutkan alat-alat yang kalian gunakan untuk menyelesaikan proyek
2. Konsep perbandingan trigonometri apa yang kalian perlukan?
3. Tuliskan langkah-langkah kalian melakukan pengukuran tinggi pohon
4. Lakukan langkah (3) dengan jarak pengukuran berbeda
5. Catat hasil kalian pada langkah (3) dan (4) pada tabel berikut.

Pengukuran I Pengukuran II
Jarak pohon dengan pengukur

Tinggi pengukur

Sudut elevasi

Perbandingan trigonometri

Tinggi pohon
MENGANALISA DATA / MENGASOSIASI:
 Mengarahkan siswa menuju pada menjawab
pertanyaan atau permasalahan yang diungkap di
MENANYA
 Melibatkan pengetahuan tentang perbandingan
Trigonometri untuk menyelesaikan permasalahan atau
menjawab pertanyaan

MENGKOMUNIKASIKAN:
 Menyajikan hasil diskusi kelompok
Contoh Rubrik Penilaian Proyek
No Tahapan Skor
1 Perencanaan 1-5
Menyiapkan alat
Memilih konsep yang digunakan
2 Pengumpulan data 1-10
Melakukan pengukuran menggunakan alat yang sudah ditentukan
Mencatat hasil pengamatan
Data sesuai dengan hasil pengamatan
3 Pengorganisasian data 1-5
Mengelompokkan data berdasarkan besar sudut elevasi yang
digunakan
4 Pengolahan data 1-5
Menentukan tinggi pohon atau gedung bertingkat
5 Penyajian data 1-10
Membuat laporan tertulis
Mempresentasikan hasil pengamatan
Jumlah skor 5-35
Keterangan Rubrik:

PERENCANAAN Skor
Alat yang disiapkan lengkap dan konsep yang digunakan tepat 5
Alat yang disiapkan kurang satu dan konsep yang digunakan tepat 4
Alat yang disiapkan lengkap dan konsep yang digunakan tidak tepat 3
Alat yang disiapkan kurang satu dan konsep yang digunakan tidak tepat 2
Alat yang disiapkan hanya satu dan konsep yang digunakan tidak tepat 1
ALTERNATIF TUGAS
• Membuat kotak yang mempunyai volume
maksimum dengan ukuran karton yang sudah
ditentukan
• Berikan permasalahan membantu seseorang akan
membuat timba berbentuk balok tanpa tutup
dengan volume maksimum dari bahan yang sudah
ditentukan ukurannya
• Membuat denah rumah beserta skala yang
digunakan
• Menentuan kepadatan penduduk di beberapa
daerah…kaitan dengan mapel geografi

36
Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran Matematika
Satuan Pendidikan: SMA
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas : XI

Kompetensi Dasar:
3.13 Mendeskripsikan dan menerapkan berbagai aturan
pencacahan melalui beberapa contoh nyata serta
menyajikan alur perumusan aturan pencacahan
(perkalian, permutasi dan kombinasi) melalui diagram
atau cara lainnya.

Indikator:
1. Menjelaskan aturan pencacahan dalam menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari
MENGAMATI
Baca permasalahan berikut.
Candra ingin mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan
oleh sekolah. Sekolah Candra menyediakan dua kelompok kegiatan
ekstra kurikuler yaitu kelompok olah raga dan kelompok kesenian.
Kelompok olah raga terdiri dari sepak bola, bulu tangkis, renang dan
bola voli. Sedangkan kelompok kesenian terdiri dari menari, melukis
dan paduan suara. Candra ingin memilih kedua macam ekstra
kurikuler yang disediakan oleh sekolah. Ada berapa macam cara
yang dapat Candra pilih untuk kegiatan ekstra kurikuler tersebut?

MENANYA
• Menggunakan cara apa untuk menentukan banyak kegiatan ekstra
kurikuler yang diinginkan Candra?
• Menggunakan rumus apa?
LKS
•Lengkapilah diagram berikut
MENARI (N) S, N

MELUKIS (L) S, L
SEPAK BOLA
(S) PADUAN SUARA (P) S, P

………………..
………….
MELUKIS (L) ………….
BULU TANGKIS
(B) PADUAN SUARA (P) ………..
PILIHAN
MENARI (N)
………….
EKSTRA
RENANG …………….. ………….
KULIKULER (R)
PADUAN SUARA (P) ………..

…………………….
………….
BOLA VOLI
MELUKIS (L) ………….
(V)
……………………. ………..
MENGANALISA DATA
1. Berapakah macam ekstra kurikuler dalam kelompok olah
raga?
2. Berapakah macam ekstra kurikuler dalam kelompok kesenian?
3. Dengan melihat diagram yang sudah kalian lengkapi, hitung
berapa banyak macam pilihan ekstra kurikuler yang dapat
dipilih oleh Candra?
4. Coba kaitkan antara jawabanmu pada (1) dan (2) dengan
jawaban (3). Kesimpulan apa yang kalian peroleh?
5. Coba buatlah rumusan untuk hasil (4)
MENGOMUNIKASIKAN
Kesimpulan yang diperoleh
MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN
BERBASIS SAINTIFIK
• MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

(DISCOVERY LEARNING)
Definisi/Konsep

• Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan


sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan
dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa
mengorganisasi sendiri.
• Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang
sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving.
• Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery
Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui.
• Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang
diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru
Definisi/Konsep

• Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai


pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.

• Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan


muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau
ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Discovery Learning

Langkah-langkah:

 Stimulation
 Problem statement
 data collection
 data processing
 verification
 generalisation
Discovery Learning
Contoh :
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi periode getaran sebuah ayunan.
 Stimulation
 Demonstrasikan sebuah ayunan, tunjukkan karakteristik ayunan (panjang tali, massa
beban, amplitudo, periode ayunan)
 Problem statement
 Arahkan siswa untuk bertanya dan merumuskan masalah
 data collection
 Bimbing siswa untuk merumuskan dugaan/hipotesis, merencanakan dan melaksanakan
percobaan untuk mendapatkan data, memasukkan data ke dalam tabel
 data processing
 Bimbing siswa untuk menganalisis data
 verification
 Bimbing siswa untuk menyimpulkan
 generalisation
 Arahkan siswa untuk menyajikan, mendiskusikan apakah hal itu berlaku untuk getaran
jenis lain.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROJEK (PROJECT BASED LEARNING)
Definisi/Konsep

• Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based


Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang
menggunakan projek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

• Pembelajaran Berbasis Projek merupakan metode belajar


yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
• Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi)
dalam kurikulum.

• Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat


melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam
sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga
bagi atensi dan usaha peserta didik.
Langkah-Langkah Operasional

1 2 3
PENENTUAN MENYUSUN MENYUSUN
PERTANYAAN PERECANAAN PROJEK JADUAL
MENDASAR

6
5 4
EVALUASI
MENGUJI HASIL MONITORING
PENGALAMAN
SISTEM PENILAIAN

• Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu


tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.

• Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui


pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
SISTEM PENILAIAN

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

• Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

• Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

• Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Projek
Contoh :
Projek “Membuat Pemanas dari Energi Surya”
 Penentuanpertanyaan/tujuan
 Beri motivasi (misalnya tentang krisis energi) dan buat kesepakatan dengan siswa
tentang projek yang akan dibuat dan bentuk kelompok.
 Menyusun Perencanaan
 Bimbing kelompok membuat rencana. Terapkan teknik scaffolding.
 Menyusun Jadwal
 Buat kesepakatan kapan tugas projek ini diselesaikan
 Monitoring
 Pantau kemajuan tiap kelompok
 Menguji Hasil
 Minta tiap kelompok menampilkan karyanya
 Evaluasi
 Bantu siswa untuk melakukan refleksi pengalaman menyelesaikan proyeknya
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
Definisi/Konsep

• Pembelajaran berbasis masalah merupakan


sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar.
• Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam
tim untuk memecahkan masalah dunia nyata
(real world)  integrasikan dengan Mapel
lain, bisa melalui ekstra Pramuka
55
Contoh Penerapan
Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi peserta didik kepada logistik yg dibutuhkan
masalah  Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan peserta didik danmengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan individu informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
dan kelompok untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan
Mengembangkan dan menyajikan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
hasil karya laporan, model dan berbagi tugas dengan teman

Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang


Menganalisa dan mengevaluasi proses telah dipelajari /meminta kelompok presentasi
pemecahan masalah hasil kerja

56
Pembelajaran Berbasis Masalah
Ciri utama: masalahnya otentik, bukan akademik.
Contoh :
Mengatasi masalah ........ di lingkungan sekitar sekolah
 Orientasi kepada masalah
 Tunjukkan fakta-fakta yang ada pada lingkungan sekitar sekolah , bersama siswa rumuskan masalah
yang dapat dipecahkan.
 Mengorganisasikan siswa
 Bentuk kelompok kolaboratif.
 Membimbing penyelidikan
 Bimbing kelompok untuk melakukan penyelidikan
 Mengembangkan dan Menyajikan Karya
 Bimbing kelompok untuk menghasilkan karya pemecahan masalah
 Minta tiap kelompok menampilkan (atau memamerkan) karyanya
 Menganalisis dan Mengevaluasi Pemecahan Masalah
 Bantu siswa untuk melakukan refleksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai