Anda di halaman 1dari 5

syirkah

Definisi Syirkah

Pengertian syirkah secara


bahasa, kata syirkah,
(perseroan) berarti
mencampurkan 2 bagian atau
lebih sehingga tidak dapat
lagi di bedakan antara bagian
yang satu dengan yang lain
nya.

Menurut
istilah, syirkah adalah suatu
akad yang di lakukan oleh 2
pihak atau lebih yang
bersepakat untuk melakukan
suatu usaha dengan tujuan
memperoleh keuntungan.
Macam syirkah

Macam-macam Syirkah
Syirkah dibagi menjadi beberapa macam, yaitu syirkah ‘inan, syirkah
‘abdan, syirkah wujuh, dan syirkah mufawadah.

• Syirkah ‘Inan
Adalah Syirkah antara 2 pihak atau lebih yang masing-masing
memberi kontribusi kerja (amal) dan modl (mal). Syirkah ini
hukumnya boleh berdasarkan dalil sunah dan ijma’ sahabat.
 
• Syirkah ‘Abdan
Adalah Syirkah antara 2 pihak atau lebih yang masing-masing hanya
memberikan kontribusi kerja (amal), tanpa kontribusi modal (mal).
Kontribusi kerja itu dapat berupa kerja pikiran (seperti penulis
naskah) ataupun kerja fisik (seperti tukang batu). Syirkah ini juga di
sebut syirkah ‘amal.
 
• Syirkah Wujuh
Adalah kerja sama karena di dasarkan pada kedudukan, ketokohan,
atau keahlian (wujuh) seseorang di tengah masyarakat. Syirkah wujuh
adalah syirkah antara 2 pihak yang sama-sama memberikan kontribusi
kerja (amal) dengan pihak ke 3 yang memberikan kontribusi modal
(mal).

• Syirkah Mufawadah
Adalah syirkah antara 2 pihak atau lebih yang menggabungkan semua
jenis syirkah di atas. Syirkah mufawadah dalam pengertian ini boleh
di praktikkan. Sebab setiap jenis syirkah yang sah berarti boleh di
gabungkan menjadi satu.
Prinsip syirkah

Prinsip utama pada akad musyarakah (syirkah) adalah bagi hasil


(profit sharing) dan bagi rugi (loss sharing)  sesuai ketentuan
yang disepakati. Fatwa MUI tentang musyarakah mengatur
tentang pembagian hasil sebagai berikut :

1.Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk


menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi
keuntungan atau penghentian musyarakah.

2.Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional


atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang
ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.

3.Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan


melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau persentase itu diberikan
kepadanya.

4.Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas


dalam akad.

5.Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional


menurut saham masing-masing dalam modal.
Rukun syirkah

Rukun  Syirkah
Adapun rukun syirkah secara garis besar ada 3, yaitu seperti
berikut:

• Dua belah pihak yang berakad (aqidani).


Syarat orang yang melakukan akad adalah harus memiliki
kecakapan (ahliyah) melakukan tasarruf (pengelolaan
harta).

• Objek akad yang di sebut juga ma’qud ‘alaihi mencakup


pekerjaan atau modal. Adapun syarat pekerjaan atau benda
yang di kelola dalam syirkah harus halal dan di
perbolehkan     dalam agama dan pengelolaannya dapat di
wakil kan.

• Akad atau yang disebut juga dengan istilah sigat.


Adapun syarat sah akad harus berupa tasarruf, yaitu
adanya aktivitas pengelolaan.

Anda mungkin juga menyukai