Anda di halaman 1dari 27

PPIC

( PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL )

Ingenida Hadning
Marketing Vs Produksi
• Departemen marketing bertugas membuat forecast
(ramalan penjualan).

• Departemen produksi membuat produk dengan


jumlah sesuai dengan yang dikehendaki oleh
departemen marketing.
PPIC
• Mengatur keseimbangan antaran tuntutan bagian
marketing atas permintaan pasar (jumlah produk
yang diproduksi) dengan bagian produksi yang
bertugas mempersiapkan produk secara efisien.

• Jembatan antara departemen marketing dengan


departemen produksi agar terjadi keseimbangan
permintaan dan jumlah produksi.
Tugas Departemen PPIC
• Merencanakan dan mengendalikan proses produksi mulai
dari bahan baku sampai obat jadi.
• Melakukan kegiatan toll manufacturing, meliputi :
 Toll in, yaitu permitaan produksi dari perusahaan lain yang
bisa dipenuhi karena masih tersedia kapasitas produksi.
 Toll out, yaitu permintaan bantuan produksi ke perusahaan
lain karena tidak memiliki fasilitas produksi produk
bersangkutan atau karena kapasitas produksi tidak
mencukupi.
• Membuat laporan ke instansi terkait, yang berisi hasil
produksi dan pemakaian material seperti prekursor dan
narkotik/psikotropik.
• Mengkoordinir kegiatan di bagian logistik.
Sub Departemen PPIC
• Inventory Planning Control
(Bagian Pengendalian Persediaan)
• Production Planning Control
(Bagian Perencanaan Produksi)
• Capacity Planning Control
(Bagian Penyimpanan/Gudang)
• Toll Manufacturing
Inventory Planning Control
(Bagian Pengendalian Persediaan)
Tugas Inventory Planning Control

• Mengendalikan stok dari bahan baku, kemasan,


dan bahan jadi agar sesuai dengan perencanaan
produksi dan permintaan dari pemasaran.
• Mengevaluasi stok dari bahan baku, kemasan
dan barang jadi untuk diadakan konfirmasi
dengan pemasaran tentang adanya obat jadi
yang harus dijual.
STOCK HARUS DIJAGA PADA LEVEL MINIMUM TETAPI MASIH
MENJAMIN KONTINUITAS PRODUKSI SECARA OPTIMUM

INVENTORY BESAR : INVENTORY KECIL :


• PRODUKTIVITAS • PRODUKSI TDK LANCAR
MODAL << • IDLE CAPACITY MESIN >>
• RESIKO ED • STOCK OUT PRODUCT
• BIAYA PENYIMPANAN >> • LOST OF OPPORTUNITY
• RESIKO RUSAK >> AT MARKET

• BUTUH SPACE >>


PENYEBAB PENYIMPANGAN INVENTORY CONTROL

• TARGET SALES TIDAK TERCAPAI


• LEAD TIME BAHAN AWAL TIDAK TEPAT
• GANGGUAN DI PRODUKSI
Metode Inventory Planning Control

• Analisis Pareto (Metode ABC),


Persediaan dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan volume
persediaan secara keseluruhan dan nominal (rupiah) dari
setiap item barang.
 Kelas A : Presentase nilai penggunaan kumulatif > 80%
 Kelas B : Presentase nilai penggunaan kumulatif 20-80%
 Kelas C : Presentase nilai penggunaan kumulatif <20%
• Persediaan barang di gudang dikontrol dengan buffer
stock (bahan baku atau produk jadi yang harus tersedia) :
 Produk pareto atau fast moving (kelas A), buffer
stock minimal 2 bulan penggunaan,
 Produk yang bukan pareto atau slow moving (kelas B,C)
dilakukan minimal 1  bulan penggunaan.
Pertimbangan pemilihan supplier pengadaan
barang
• Kualitas
• Kontinuitas
• Harga
• Lead time
• Layanan
• Cara pembayaran
Production Planning Control
(Bagian Perencanaan Produksi)
Tugas Production Planning Control

• Membuat jadwal perencanaan dari kegiatan di


bagian produksi berdasarkan permintaan dari
bagian pemasaran dan berdasarkan kapasitas
mesin.
• Memonitoring realisasi jadwal yang sudah
ditentukan.
• Mengecek stok dari bahan baku dan kemasan.
Perencanaan Produksi
• Perencanaan produksi disusun
berdasarkan forecast (ramalan penjualan) yang dibuat
oleh Bagian Pemasaran disertai dengan Rencana
Anggaran Belanja Perusahaan (RABP). 

• Perencanaan produksi terbagi  dalam rencana produksi


tahunan, yang kemudian dibagi lagi menjadi rencana
produksi bulanan, mingguan dan untuk
pelaksanaannya PPIC akan menurunkan rencana
produksi harian (production daily report).
FORECAST RENCANA PRODUKSI

PERENCANAAN
KEBUTUHAN JADWAL PRODUKSI UTAMA
MATERIAL (MRP) (MPS)

ORDER KERJA (WO)


Ke PRODUKSI

RENCANA
KAPASITAS dan
MATERIAL PERMINTAAN
PEMBELIAN
Dasar Pertimbangan Perencanaan Produksi
• Ketersediaan stok (bahan baku/bahan jadi)
• Waktu ketersediaan bahan baku
• Tenaga kerja
• Kapasitas mesin
• Waktu yang tersedia untuk pemeliharaan mesin maupun
proses
• Lead time pemesanan bahan baku
PURCHASING MARKETING PRODUKSI

Production
MANAJEMEN FINANCE
Planning

HRD TEKNIK
Capacity Planning Control
(Bagian Penyimpanan/Gudang)
Persyaratan Gudang
• Aman
• Bersih
• Tidak lembab
• Tidak tersinari matahari secara langsung
• Bebas dari serangga dan hewan pengerat
• Terdapat pengatur suhu
• Terdapat alat pemadam kebakaran
Pengelompokan Gudang
• Gudang bahan awal
• Gudang bahan kemas
• Gudang bahan jadi
Gudang Bahan Awal
• Untuk meyimpan bahan berkhasiat atau pun tidak
berkhasiat (bahan tambahan).
• Penyimpanan sesuai dengan persyaratan standar mutu
sebagai bahan farmasi.
• Gudang bahan awal harus disesuaikan kondisinya untuk
menjaga bahan baku tetap dalam kondisi yang baik dan
mencegah terjadinya kontaminasi.
• Kondisi gudang, seperti suhu dan RH diatur sesuai
dengan spesifikasi bahan.
Gudang Bahan Kemas
• Gudang Pengemas Primer 
Pengemas primer merupakan pengemas yang kontak langsung
dengan produk.
Yang disimpan dalam ruangan penyimpanan pengemas
primer antara lain : botol sirup, cangkang kapsul, aluminium
foil, cup, tube, dsb.
Suhu ruangan diatur kurang dari 25 °C dan kelembaban
ruangan kurang dari 65%.

• Gudang Pengemas Sekunder


Pengemas sekunder merupakan pengemas yang tidak kontak
langsung dengan produk, misalnya : etiket, master box,
folding box, dsb.
Gudang Obat Jadi
• Gudang obat jadi merupakan tempat penyimpanan
produk yang sudah siap dipasarkan.
• Gudang obat jadi diskondisikan RH dan suhunya agar
produk tetap baik dalam penyimpanan.
• Penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan dan baru
diurutkan berdasarkan alfabetis.
In-Out System Di Gudang
• Sistem penerimaan barang oleh gudang (untuk bahan
baku&bahan kemas dari supplier; untuk obat jadi dari
produksi) :
 Barang masuk diberi label karantina dan ditempatkan
khusus di area karantina.
 Dicek oleh QC (Quality Control) kemudian diberi
label “release” ataupun “reject”.
• Pengeluaran barang dari gudang menggunakan sistem
FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First
Out).
Toll Manufacturing
Toll Manufacturing

• Bertugas mengkoordinasikan kegiatan toll


manufacturing.
• Dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
 Dalam bentuk fee atau jasa.
Material disediaan perusahaan pemesan.
 Dalam bentuk pembelian finished good (produk jadi).
Perusahaan pemesan hanya perlu memberikan ROFO
(Rolling Forecast) sedangkan penyediaan material
dilakukan oleh perusahaan penerima toll .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai