Oleh:
Arista Safitri
Nurul Afrilla Ridwan
Pembimbing:
Dr. Ramzi Asrizal, Sp.B (K) V
Usia
52 tahun Alamat
Teluk Kuantan Singingi
sangat nyeri terutama malam Indeks ABI kiri = tidak dapat dinilai
hari
• Gangrene dengan “dry eschar”,
warna kulit menghitam pada
digiti 1 dan 2, nyeri berkurang
DIAGNOSIS KERJA
Susp. Chronic Limb Ischemic
DIAGNOSIS BANDING
1. Venous ulcer
2. Chronic pheriperal angiopathy (diabetic neuropathy)
USULAN TATALAKSANA
Non farmakologi
• Bed rest
• Rawat inap
Farmakologi
• Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
• Inj. Omeprazole 2 x1 mg
• Inj. Ketorolac 3 X1 mg
• Amlodipin 10 gr
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Radiologi
Darah rutin USG DUPLEX
CT ANGIOGRAPHY
MR ANGIOGRAPHY
ANGIOGRAPHY INVASIF
LABORATORIUM
Kimia Klinik
Darah rutin
Albumin : 3,1 g/dl
Hb : 10,3 g/dl
AST : 11 u/l
Leukosit : 15,63 10x3/ul
ALT : 8 u/l
Trombosit : 581 10x3/ul
GDS : 163 mg/dl
Eritrosit : 3,78 10x6/ul
Ureum : 24,0
Hematokrit : 31,0 % Kreatinin : 0,70
Hemostasis
PT : 15,1 detik
APTT : 30,6 detik
CTA
CTA
DIAGNOSIS AKHIR
Chronic Limb Ischemic grade IV
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI
Critical limb ischemia didefinisikan sebagai Cronic limb ischemia adalah
suatu kondisi yang paling parah dari PAD dan diperkirakan sekitar 1%
pasien PAD mengalami kondisi ini
Dengan keadaan medis yang ditandai adanya nyeri iskemik pada saat istirahat yang terjadi
dalam waktu lebih dari dua minggu (ischemic rest pain), luka/ulkus yang tidak sembuh, atau
gangrene pada satu atau kedua kaki yang telah dibuktikan secara objektif mengalami oklusi
pada arteri
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
EPIDEMIOLOGI
Amerika dan eropa
Usia
Prognosis
20% orang dengan CLI berusia 70
tahun ke atas. Usia 50-69 tahun
• 50% dapat hidup dg 2 extrimitas dengan riwayat merokok dan DM
• 25% mangalami amputasi
ANATOMI
PATOFISIOLOGI
FAKTOR RESIKO
Usia 01 05
Dislipidemia
Diabetes 02 06 Gagal
Aterosklerosi Ginjal
s
Hipertensi 03 07 Hyperhomocysteinemia
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
KLASIFIKASI
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESIS
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
ANAMNESIS
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
PEMERIKSAAN FISIK
Look
• Pasien sadar adanya perubahan warna pada kulit
• Rambut tungkai bawah rontok, Kuku menebal
• Luka yang awalnya kecil dan tidak sembuh
• Ulkus iskemik pada punggung kaki atau jari kaki ,
ukuran sedang, ditutupi dengan jaringan granulasi
yang sedikit, dasar luka tulang atau tendon, tepi
tidak beraturan, erosi kulit, sangat nyeri terutama
malam hari, bisa menjadi gangren
• Gangrene dengan “dry eschar” atau basah karena
bernanah, warna kulit menghitam, nyeri berkurang
• Kaki yang sangat iskemik menunjukkan rona merah
kehitaman yang khas pada saat kaki menggantung
(iskemik rubor) dan berubah pucat saat di Move
elevasikan Palpasi ABI ( Ankle-
• Akral dingin , CRT >2 Brachial Index)
detik pemeriksaan
• Pulsasi pada arteri
fermoralis, arteri
konfirmasi
popliteal, arteri
tibialis posterior dan
arteri dorsalis pedis
teraba halus dan kecil
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
Kaki yang sangat
iskemik menunjukkan
rona merah kehitaman
yang khas pada
ketergantungan (iskemik
rubor) • Ulkus melubangi
sampai fasia dalam
• ditutupi dengan
jaringan granulasi yang
mininal
• Dasar luka bisa tendon
atau tulang
• Penebalan kuku, nyeri,
pucat,rambut rontok,
kulit kering
Wet gangrene
Dry gangrene
PEMERIKSAAAN PULSASI ARTERI
Arteri Dorsalis Pedis Arteri Popliteal
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
PT=Posterior Tibialis
DP=Dorsalis Pedis
ANKLE-BRACHIAL INDEX (ABI)
Kerugian Keuntungan :
• Meningkat pada pembuluh darah • Membantu menegakkan
yang mengeras dan tidak dapat diagnosis dan perfusi
dikompresi seperti pada pasien usia jaringan ekstremitas
lanjut serta penyandang DM dan
• Memonitor manfaat dari
penyakit ginjal
• Tidak dapat melokalisasi letak revaskularisasi
pembuluh darah yang terkena • Murah dan mudah dilakukan
• Normal atau mendekati normal pada
arteri infrapoplitea yang terisolasi.
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
Marie D. Gerhard-Herman, Heather L. 2016 AHA/ACC Guideline on the Management of Patients With Lower Extremity Peripheral Artery Disease: Executive Summary. J
Am Coll Cardiol. 2017 Mar, 69 (11) 1465-1508.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
01 02
Duplex ultrasound Computed tomographic
angiography (CTA)
03 04
Magnetic resonance
angiography (MRA) Angiografi invasif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
TATALAKSANA
Intervensi
Amputasi Revaskularisasi
Endovaskuler
medikamentosa
Operasi terbuka
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
Revaskularisasi Endovaskuler
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
Selama prosedur ini, kateter yang
dirancang khusus dengan ujung
balon kecil diarahkan ke titik
penyempitan di arteri. Setelah
dipasang, balon dipompa untuk
menekan plak di dinding arteri dan
meregangkan arteri agar terbuka
untuk meningkatkan aliran darah ke
jantung.
Revaskularisasi Endovaskuler
Kelebihan Kekurangan
1. Okhi T. A review of endovascular options for critical limb ischemia. Endovascular today. 2006:60-6.
2. Arain SA, White CJ. endovascular treatment for critical limb ischemia. Vasc Med J. 2008;13:267-79
Revaskularisasi Endovaskuler
1. Okhi T. A review of endovascular options for critical limb ischemia. Endovascular today. 2006:60-6.
2. Arain SA, White CJ. endovascular treatment for critical limb ischemia. Vasc Med J. 2008;13:267-79
Revaskularisasi Endovaskuler
Kelebihan Kekurangan
o Hasil yang efektif dengan o Terjadinya fraktur stent sehingga terjadi restenosis atau
patensi dalam 3 tahun mencapai trombosis sehingga akan terbentuk lesi baru sepanjang
88 %, stent dan lebih panjang dari lesi awalnya
o Jarang terjadi oklusi akut atau o Dibandingkan PTA, stent lebih sering merusak pembuluh
subakut darah kolateral
1. Okhi T. A review of endovascular options for critical limb ischemia. Endovascular today. 2006:60-6.
2. Arain SA, White CJ. endovascular treatment for critical limb ischemia. Vasc Med J. 2008;13:267-79
Revaskularisasi Endovaskuler
Kelebihan Kekurangan
o Dapat mencegah kegaglan PTA o Terjadi restenosis dan trombosis akibat pathnya
yang berulang stent
o meningkatkan akurasi
pemasangan stent dan patensi
yang lebih baik
1. Okhi T. A review of endovascular options for critical limb ischemia. Endovascular today. 2006:60-6.
2. Arain SA, White CJ. endovascular treatment for critical limb ischemia. Vasc Med J. 2008;13:267-79
Revaskularisasi Endovaskuler
Prosedur endovaskuler
lainnya :
1. CBA ( Cutting ballon
angioplasty
2. Cryoplasty
3. Excimer laser assited
angioplasty (ELA)
4. aterektomi
1. Okhi T. A review of endovascular options for critical limb ischemia. Endovascular today. 2006:60-6.
2. Arain SA, White CJ. endovascular treatment for critical limb ischemia. Vasc Med J. 2008;13:267-79
Gambar A menunjukkan tungkai dengan penyakit oklusi arteri infrainguinal parah dan adanya
stenosis dan oklusi multifokal. Bypass vena safena besar segmen tunggal (arteri femoralis
superfisial proksimal ke arteri tibialis posterior distal) mengelak dari stenosis ini dan oklusi.
Gambar B menunjukkan kabel (dikirim melalui selubung) yang telah berhasil melewati beberapa
stenosis dan oklusi. Insets menunjukkan pemasangan stent di arteri femoralis superfisial dan
angioplasti balon dari arteri tibialis posterior.
Revaskularisasi Pembedahan
1. Kinlay S. Management of Critical Limb Ischemia. Circ Cardiovasc Interv. 2016 Feb;9(2):e001946. doi: 10.1161/CIRCINTERVENTIONS.115.001946. PMID:
26858079; PMCID: PMC4827334.
2. Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
Klasifikasi tipe lesi
1. Okhi T. A review of endovascular options for critical limb ischemia. Endovascular today. 2006:60-6.
2. Arain SA, White CJ. endovascular treatment for critical limb ischemia. Vasc Med J. 2008;13:267-79
Lokasi Lesi Berdasarkan Klasifikasi
1. Okhi T. A review of endovascular options for critical limb ischemia. Endovascular today. 2006:60-6.
2. Arain SA, White CJ. endovascular treatment for critical limb ischemia. Vasc Med J. 2008;13:267-79
Revaskularisasi Pembedahan
Tujuan revaskularisasi bedah
1. Memberikan aliran lurus ke kaki
2. Meningkatkan penyembuhan luka
3. Membatasi tingkat amputasi.
4. Memiliki tingkat patensi jangka panjang yang tinggi (> 90%) dan
dianggap lebih baik daripada pengobatan endovaskular
1. Kinlay S. Management of Critical Limb Ischemia. Circ Cardiovasc Interv. 2016 Feb;9(2):e001946. doi: 10.1161/CIRCINTERVENTIONS.115.001946. PMID:
26858079; PMCID: PMC4827334.
Infrainguinal bypass
William D. Frank J. ACS Surgery: Principles and Practice 6 VASCULAR SYSTEM 17 INFRAINGUINAL ARTERIAL PROCEDURES INFRAINGUINAL ARTERIAL
PROCEDURES;2007.
William D. Frank J. ACS Surgery: Principles and Practice 6 VASCULAR SYSTEM 17 INFRAINGUINAL ARTERIAL PROCEDURES INFRAINGUINAL ARTERIAL
PROCEDURES;2007.
BYPASS VS ANGIOPLASTY
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
Berdasarkan Society for Vascular Surgery (SVS) / International Society for cardiovascular surgery (ISCVS),
Keberhasilan tindakan revaskularisasi dinilai dari antomi, hemodinamik, klinis
1. Anatomi
berhasil jika terdapat <30 % stenosss residual dan pada pemeriksaan selanjutnya didapatkan rekurensi
stenosis <50%
2. Hemodinamik
Berhasil jika nilai ABI >0,10% dibandingkan sebelum dilakukan tindakan atau PVR (pulse volume recording)
distal yang di revaskularisasi > 5 mm dari sebelum revaskularisasi ( untuk pasien dengan pembuluh darah non
compressible)
3. Klinis
Perbaikan paling sedikit 1 gejala klinis. Pasien pada kategori 5 dan 6 (klasifikasi rutherford) harus didapatkan
peningkatan paling sedikit 2 kategori dan oerbaikan gejala kaludikasio
David sacks M, david L. Reporting standards for clinical evaluation of new pheripheral arterial revascularization devices. J vas interv radiol, 2003:9
AMPUTASI
Kinlay S. Management of Critical Limb Ischemia. Circ Cardiovasc Interv. 2016 Feb;9(2):e001946.
AMPUTASI
1. Amputasi mayor (di atas lutut) dapat membatasi kemandirian fungsional dan
membutuhkan prostesis untuk berjalan.
2. Meskipun mencegah amputasi mayor adalah tujuan utama, amputasi, tapi
indikasikannya adalah untuk revaskularisasi yang gagal, pasien dengan
kehilangan jaringan yang luas atau infeksi, pasien yang tidak cocok untuk
revaskularisasi bedah tanpa pilihan endovaskular, dan pasien yang
berpotensi tidak berjalan.
3. Lebih dari 90% amputasi di atas lutut sembuh, tetapi hanya sekitar 20%
orang yang diamputasi mendapatkan kembali mobilitas penuh dengan
prostesis dibandingkan dengan 60% dengan prostesis di bawah lutut.
4. Faktor-faktor yang terkait dengan penggunaan dan fungsi prostesis yang
buruk setelah amputasi mayor termasuk bertambahnya usia, amputasi
bilateral atau di atas lutut, demensia, dan fungsi yang buruk sebelum
amputasi.
Kinlay S. Management of Critical Limb Ischemia. Circ Cardiovasc Interv. 2016 Feb;9(2):e001946.
PERAWATAN LUKA
Prinsip perawatan luka termasuk meningkatkan perfusi pada anggota tubuh, mengobati infeksi, menghindari
tekanan pada luka, debridemen, dan nutrisi yang cukup.
1. Debridemen jaringan yang rusak atau terinfeksi dengan pisau bedah, kolagenase, mempercepat
penyembuhan luka.
2. Antibiotik mungkin diperlukan untuk mengobati infeksi untuk mencegah osteomielitis. Menghindari
tekanan pada luka Juga membantu penyembuhan luka.
3. Balutan bertekanan negatif (misalnya dengan bantuan vakum) meningkatkan aliran kapiler dan
membantu mengeringkan luka.
4. Suhu tubuh dapat ditingkatkan dengan menggunakan sepatu bot kulit domba (Rooke) dan dapat
meningkatkan aliran kolateral superfisial untuk membantu mengalirkan cairan ke anggota tubuh.
5. Terapi oksigen hiperbarik tidak memberikan keuntungan untuk pencegahan amputasi, tetapi dapat
meningkatkan penyembuhan luka pada diabetes.
6. Pada pasien di mana tidak ada pilihan revaskularisasi, kompresi pneumatik intermiten dapat membantu
penyembuhan luka dan mencegah amputasi mayor. Sampai saat ini, terapi berbasis sel seperti infus sel
mononuklear yang diturunkan dari sumsum tulang tidak mencegah amputasi mayor pada pasien tanpa
pilihan revaskularisasi.
1. Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
2. Kinlay S. Management of Critical Limb Ischemia. Circ Cardiovasc Interv. 2016 Feb;9(2):e001946..
Terapi Farmako dan Pengawasan Medis Setelah
Revaskularisasi
o Komplikasi tindakan endovaskular dan pembedahan CLI karena
trombosis, proliferasi neointimal, atau perkembangan aterosklerosis
menuntut pengawasan ketat pasien oleh petugas dengan keahlian
vaskular akan menyebabkan infeksi oleh MRSA pada graft dan oklusi
akibat kegagalan graf. Surveilans juga mencakup pengobatan secara
intensif faktor risiko aterosklerosis untuk mengurangi risiko tinggi
kejadian kardiovaskular.
o Nyeri iskemik berulang di kaki, kurangnya perkembangan dalam
penyembuhan luka, atau penurunan ABI adalah indikator restenosis atau
oklusi
Kinlay S. Management of Critical Limb Ischemia. Circ Cardiovasc Interv. 2016 Feb;9(2):e001946.
Terapi medikamentosa
Bukti terapi untuk mencegah trombosis atau restenosis setelah intervensi endovaskular masih jarang
Terapi medikamentosa yang dapat diberikan antara lain antiplatelet :
1. Aspirin (75-325 mg sekali sehari)
• Diberikan dosis rendah (75-100 mg perhari) biasanya diberikan seumur hidup untuk mencegah trombosis
segmen yang diobati dan penyakit kardiovaskular lainnya.
• Efek samping : gastrointestinal (gastritis erosi,dispesia dan ulkus peptik dengan perdarahan dan
perforasi), 1%-3% resiko perdarahan (resiko meningkat jika di konjugasi kan dengan antiplatelet lain).
2. Clopidogrel (75 mg)
• untuk mencegah oklusi segmen.
• Pada penelitian clopidogrel vc aspirin in patient at risk ichemic (CAPRIE) diberikan clopidogrel 75 mg dan
aspirin 325 mg .
Nilai antikoagulasi untuk bypass ekstremitas bawah bertentangan dengan beberapa
percobaan yang menunjukkan manfaat aspirin untuk vena autogenous versus saluran
prostetik dan sebaliknya. Mengingat peningkatan risiko perdarahan, sebagian besar ahli
bedah mencadangkan antikoagulasi untuk trombosis graft, atau gangguan hiperkoagulasi.
Tidak ada manfaat menambahkan clopidogrel ke aspirin untuk patensi graft
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
Modifikasi faktor risiko
Pada pasien dengan DM, kontrol gula darah sangat penting untuk mengurangi angka amputasi dan
meningkatkan patensi pembuluh darah setelah revaskularisasi.Menurut american diabetes association
guidlines : hemoglobin A12 dibawah 7 % merupakan tujuan pengobatan pada pasien DM
Pasien PAD yang berhenti merokok memiliki lebih sedikit kejadian kardiovaskular dibandingkan mereka
yang terus merokok
Pada pasien dengan dislipidemia , AHA merekomendasikan level kolesterol LDL <100 mg/dl (2.59
mmol/l). Terapi menggunakan statin dapat memperbaiki outcome cardiovaskular dan tungkai pada pasien
dengan PAD, sehingga penggunaan statin diindikasikan pada semua pasien dengan PAD
Pasien hiperetensi mengkonsumsi obat ACE inhibitor dengan teratur untuk menurunkan risiko kejadian
iskemik kardiovaskular
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014
Komplikasi
• Infark miokard
• Stroke
• Ischemic-Reperfusion Injury
• Sepsis
PROGNOSIS
Dalam satu tahun
1. <45 % hidup dengan kedua kaki
2. 30% tindakan dengan amputasi mayor
3. 25% meninggal karena komplikasi kardiovaskuler
4. Perbandingan kematian karena jantung dengan bukan = 4:1
5 tahun kedepan
5. 75% meninggal
6. 20 % mengalami infark miokard dan stroke
Cronewett JL, Johnston KW, editor. Rutherford’s vascular surgery. 8th ed. Volume 2. Philaladelphia: Saunders, an imprint of elsevier, Inc ; 2014