Anda di halaman 1dari 21

FARMASI KLINIS

KELOMPOK 4 :

Veronika Nurak 2443016079


Ludmila Novirgianti D 2443016087
Maria Margareta M 2443016146
Alvionida Andriana 2443016153
Chinta Ula Rana 2443016175
Maria Y W S S 2443016011
Diana J D C M 2443017085
Nofryanti Tameon 2443017119
Imelda Tara 2443017148
Yohana S A T 2443017166
Ciptamey 2441017174
Maria Imaculata B 2443017190
Veronika Elvira M 2443017202
Didima Yempormase 2443017209
Studi Kasus

• Tn XY, laki-laki 67 tahun di bawa ke


UGD dengan keluhan demam
disertai kram anggota ekstremitas
sejak 2 hari yang lalu. Keluarga
pasien menginformasikan bahwa
pasien didiagnosa menderita
diabetes melitus sejak 4 tahun yang
lalu.
TAMBAHKAN SLIDE MENGENAI:
1. DEFINISI DM, TIPE DM, PATOFISI DM KOMPLIKASI,
TATALAKSANA TERAPI DM DENGAN KOMPLIKASI
2. DEFINISI CKD, STAGE CKD, PATOFIS CKD, TATALAKSANA
TERAPI CKD
3. DEFINISI ULKUS PEPTIK, PATOFIS, TATALAKSANA TERAPI
ULKUS
4. EVIDENCE BASED YANG KEMARIN SUDAH KALIAN CARI
BERUPA JURNAL MAUPUN ARTIKEL  TARUH SETELAH
SOAP
• Foto thorax : Cor pulmo masih
dalam batas normal.
TERAPI DM TIPE 2
Terapi pada pasien DM tipe 2(t
n XY)
• Pada skema algoritme menjelaskan bahwa:
HbA1C >7% (pasien 8,9%) monoterapi ora
l

metformin dengan dosis 3 X 500 mg


Tetapi dilihat dari staging CKD yaitu staging
5
sehingga metformin dihentikan
diganti dengan agonis GLP-1
atau inhibitor SGLT-2
Pemberian Insulin

 kombinasi insulin actrapid dan lantus.


Hal ini dikarenakan dilihat dari nilai HbA1C pasi
en (tn XY) masih diatas target.
 Actrapid termasuk type insulin short acting dan l
antus termasuk type long acting. Dimana tujuan
utama terapi hiperglikemia adalah untuk menuru
nkan kadar glukosa basal (puasa) yang biasa dibe
rikan dengan pemberian long acting insuline, da
n apabila HbA1C belum tercapai perlu dilakukan
penambahan insuline prandial yaitu short acting.
SOAP Diabetes Melitus
• S=-
• O = HbA1c 8,9%
• A = Metformin dihentikan karena dapat menyebabkan
gangguan ginjal
• P = GLP-1RA dan kombinasi insulin short dan long actin
g

• (ADA, 2019)
SOAP CKD
• S : -
• Stage 5
• O : Serum kreatinin :
• Hari 1 : 6.88 GFR : 11.789
• Hari 3 : 5.82 GFR : 13.93
• A :-
• P : Pasien direkomendasikan Hemodialisa
Terapi CKD
SOAP ULKUS
• S : kram anggota ekstremitas sejak 2 hari

• O : dari pemeriksaan fisik ada luka borok di kaki kanan


dan kiri. Leukosit 27.000 sel/mm3

• A : antibiotik levofloxacin kurang adekua


t

• P : melanjutkan terapi ceftriaxon dengan dosis 2


x 1 gr / hari (iv) dan metronidazole 7,5 mg/kgB
B tiap 6 jam (iv). Ceftriaxon perlu dilakukan skin
test
Terapi Ulkus

• Pola penggunaan antibiotik pada pasien ulkus diabetikum diberikan


antibiotik empiris. Pemberian terapi empiris dilakukan sebagai pena
nganan awal bagi pasien yang mengalami infeksi bakteri. Antiiotik y
ang sering diberikan bagi pasien adalah antibiotik golongan Sefalos
porin generasi III dan nitroimidazol yaitu Seftriakson dan Metronida
zol. Seftriakson diberikan karena dapat menghambat sistensis dindin
g sel bakteri. Sedangkan metronidazol merupakan antibiotik dengan
mekanisme kerja obat yang aktif terhadap pembunuhan protozoa. Pa
da kasus tuan XY. Pengobatan pertama yang didapat yaitu levofliksa
sin dan ceftriaxon. Penggunaan Levofloksasin pada pasien dengan c
rcl rendah harus dihentikan dan tuan XY memiliki crcl 5 -6 dimana i
tu termasuk rendah. Pemakaian levofloxacin dapat menyebabkan ce
dera ginjal akut melalui reaksi hipersensitivitas akut, menghambat si
stem renin angiotensin. Sedangkan ceftriaxon harus dilakukan skin t
est pada pasien.
Daftar Pustaka

• Kidney Healt Australia. 2015. Chronic Kid


ney Disease (CKD) Managemen in Gener
al Partice . Australia
• Sari O. S., dkk. 2018. Evaluasi Penggunaa
n Antibiotik Pada Pasien Ulkus Diabetiku
m di Instalasi Rawat Inap (IRNA) Penyakit
Dalam RSUP Dr.M.Djamil Padang. Jurnal
Sains Farmasi & Klinis.

Anda mungkin juga menyukai