KELOMPOK 4
EMILLIA SABRINI
PUTRA EFENDI
SITI RAHMAWATI
ROSMIAN
DEFINISI
Buerger disease
Buerger disease (thromboangitis obliterans / TAO) adalah penyakit pembuluh darah
non-aterosklerotik yang ditandai dengan tidak adanya atau hanya sedikit ateroma, dengan
inflamasi vaskuler segmental, adanya fenomena vasooklusif, dan keterlibatan dari arteriola dan
venula dari ekstremitas atas dan bawah
ETIOLOGI
Penyakit Buerger ditandai dengan adanya peradangan pada pembuluh darah di anggota
gerak bagian atas dan bawah yang menghambat aliran darah ke bagian tersebut. Keadaan ini
membuat jaringan kulit di tangan dan kaki tidak mendapatkan oksigen dan zat gizi yang cukup,
sehingga menimbulkan gejala-gejala Penyakit Buerger.
Penyakit Buerger merupakan penyakit yang jarang terjadi. Penyakit ini biasanya
ditemukan pada orang-orang yang merokok, paling sering pada pria berusia 20-40 tahun.
enyebab penyakit buerger tidak diketahui dengan jelas, tetapi penyakit
tersebut berhubungan erat dengan penggunaan rokok. Penggunaan atau terpaparnya rokok
merupakan hal yang mendasari inisiasi dan progresifitas dari penyakit ini.
Patofisiologi
Reaksi sensitifitas terhadap
Ekstrak tembakau / auto immune
BUERGER DISEASE
Ketidakseimbangan O2
Iskemia jaringan
Aliran arteri atau vena menurun Peningkatan asam laktat
1. Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan aliran arteri dan vena d/d nadi perifer menurun bahkan tidak teraba.
2. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit (nyeri) d/d mengeluh sulit tidur.
3. Ganggaun integritas kulit/jaringan b/d perubaha pigmentasi/menghitam d/d kerusakan jaringan dan lapisan kulit.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1. Perfusi perifer tidak efektif b/d Setelah di lakukan intervensi keperawatan 2x24 Perawatan sirkulasi :
penurunan aliran arteri dan vena jam nadi sudah mulai teraba dengan kriteria hasil : 1. Periksa sirkulasi ferifer
d/d nadi perifer menurun bahkan • Kekuatan nadi cukup meningkat 2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
tidak teraba. • Akral dingin menurun 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak
• Pucat menurun pada ekstrimitas.
4. Hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah di area keterbatasan perfusi.
5. Lakukan pencegahan infeksi.
6. Anjurkan berhenti merokok.
7. Anjurkan berolahraga rutin.
8. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
2. Gangguan rasa nyaman b/d gejela Setelah dilkukan intrvensi keperawatan 1x24 jam Menejemen nyeri:
penyakit (nyeri) d/d mengeluh pasien sudah dapat merasa nyaman dengan kriteria • Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
sulit tidur hasil : kualitas nyeri.
• keluhan nyeri menurun. •Identifikasi skala nyeri.
•Tidak meringis lagi. •Identifikasi faktor yang memperberat dan
• Sudah dapat tidur. memperingan nyeri.
•Monitor efek samping pengguna ananalgetik.
•Fasilitasi istiraht dan tidur.
•Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
•Anjurkan monitor nyeri secara mandiri.
•Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
3. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan intervensi keperawatan 2x24 jam Perawatan integritas kulit:
jaringanb/d perubahan jaringan kulit membaik dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit.
pigmentasi / menghitam • penyatuan kulit meningkat. 2. Ubah posisi tiap 2jam jika tirah baring.
d/d kerusakan jaringan dan • Jaringan granulasi meningkat. 3. Hindari produk berbahan dasar alcohol pada
lapisan kulit. • Peradangan luka menurun. kulit kering.
• Nekrosis menurun. 4. Anjurkan menggunakan pelembab.
• Infeksi menurun. 5. Anjurkan minum air yang cukup.
6. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
7. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur.
THANK YOU