a
Pengertian
• GEODINAMIKA adalah ilmu yang memelajari dinamika gaya endogen
yang terjadi di Bumi. Gaya endogen yang dimaksud adalah tektonisme
dan vulkanisme.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 2
Tektonik
Lempeng
• LEMPENG TEKTONIK :
Lempeng merupakan litosfer Bumi, yaitu gabungan antara kerak dan bagian
atas mantel luar. Permukaan bumi tersusun oleh sejumlah lempeng yang
senantiasa bergerak satu terhadap yang lain.
• GERAKAN LEMPENG :
Lempeng tektonik bergerak secara :
Saling mendekat, saling menjauh, dan saling bergeser.
• PENYEBAB GERAKAN LEMPENG :
Adanya arus konveksi dalam mantel, akibat terjadinya reaksi
nuklir.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 3
Tektonik
Lempeng
• Jenis‐jenis lempeng litosfer:
• Lempeng benua : Granit, riolit
• Lempeng samudera : Gabbro, basalt
• Sepanjang waktu geologi posisi tempat‐
tempat di bumi mengalami perubahan
akibat pergerakan lempeng.
• Lempeng litosfer bergerak pada arah :
• Saling menjauh : Rifting, Spreading
• Saling mendekat: Subduction, Collision
• Saling bergeser : Shearing
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 4
Persebaran Lempeng di
Dunia
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 5
Persebaran Lempeng di Indonesia
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 6
Sejarah Teori Tektonik
Lempeng
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 7
Teori
Continental Drift
• Dicetuskan oleh Alfred Wegener pada tahun 1915.
• Ia mengatakan bahwa “kerak mengapung di atas yang
berbentuk
mantel fluida”, sehingga kadang disebut juga sebagai
pengapungan benua. teori
• Teori ini mengatakan bahwa pada zaman dahulu, Bumi memiliki satu
superbenua (supercontinent) yang bernama Pangea.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 8
Teori
Continental Drift
• Hipotesis 1:
“Kepingan‐kepingan kerak benua merupakan jigsaw puzzle yang garis pantainya
saling berhubungan.”
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 9
Teori
Continental Drift
• Hipotesis 2:
“Ditemukan persebaran fosil yang identik di beberapa benua yang berbeda,
disimpulkan bahwa reptil dan tanaman tidak mungkin dapat bermigrasi
mengarungi lautan yang luas, sehingga seharusnya pada saat makhluk tersebut
hidup, kedua benua pasti masih tergabung menjadi satu daratan.”
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 10
Teori
Continental Drift
• Hipotesis 3:
“Terdapat endapan glasial purba yang berusia 250 juta tahun di setiap benua.”
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 11
Teori
Continental Drift
• Kelemahan:
Wegener tidak dapat menjelaskan bagaimana benua‐benua tersebut
dapat bergerak saling menjauh ataupun mendekat.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 12
Teori Berat Jenis
Lempeng
• Dicetuskan oleh Arthur Holmes pada tahun 1928.
• Ia mengatakan bahwa “semakin tua umur dari kerak, maka berat
jenisnya akan semakin meningkat, maka dari itu kerak yang memiliki
berat jenis yang lebih tinggi akan menyusup ke kerak yang berat
jenisnya lebih rendah”, sehingga terjadilah subduksi.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 13
Teori Konveksi
Mantel
• Dicetuskan oleh Harry Hess pada tahun 1962.
• Ia mengatakan bahwa “mantel berupakan fluida yang panas, sehingga
terjadi konveksi dan membentuk punggungan tengah samudera (mid
oceanic ridge)”, sehingga terjadilah sea floor spreading.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 14
Teori
Magnetik
• Dicetuskan oleh Victor Vacquier.
• Ia mengatakan bahwa “pada MOR terjadi perubahan orientasi arah
magnetik Bumi secara periodik”.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 15
Teori
Magnetik
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 16
Siklus
SUBDUCTION Wilson
SUPERBENUA
COLLISION
(PENUNJAMAN)
(TUMBUKAN)
RIFTING
SIKLUS WILSON ( PERETAKAN /
PEMISAHAN )
SPREADING
(PEMEKARAN SAMUDERA)
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 17
Siklus Wilson
SEL KONVEKSI
BENUA
LEMPENG SAMUDRA
LEMPENG
BENUA
LEMPENG SAMUDRA
LEMPENG SAMUDRA
• Merah:
• Temperatur tinggi
• Kecepatan rendah
• Rifting atau spreading
• Biru:
• Temperatur rendah
• Kecepatan tinggi
• Subduction atau collision
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 24
Pergerakan Lempeng
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 25
Riftin
g
• Rifting terjadi di tengah suatu kerak benua akibat adanya
arus konveksi.
• Contoh: The East African Rift Valley
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 26
Spreadin
g
• Spreading merupakan kelanjutan dari proses rifting akibat adanya
arus konveksi, dan cekungan yang semulanya laut akan meluas dan
menjadi samudera. Pada tengah sea floor spreading inilah terbentuk
mid oceanic ridge (MOR).
• Contoh: Atlantic oceanic ridge
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 27
Kerak Samudera vs Kerak
Samudera
• Subduksi jenis ini akan membentuk sistem volcanic arc.
• Contoh: kerak samudera lempeng Eurasia dengan lempeng Pasifik di
perairan Jepang.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 28
Kerak Benua vs Kerak
Samudera
• Subduksi jenis ini akan membentuk sistem continental arc.
• Contoh: kerak samudera lempeng Australia dengan benua
kerak lempeng Eurasia di Indonesia (Sumatera‐Jawa).
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 29
Kerak Benua vs Kerak
Samudera
• Fore arc ridge merupakan prisma akresi yang disebut sebagai zona
bancuh (melange sequence), yaitu campuran adukan dari segala jenis
batuan.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 30
Kerak Benua vs Kerak
Benua
• Subduksi ini disebut sebagai kolisi dan akan membentuk gunung non‐
vulkanik yang sangat tinggi.
• Contoh: kerak benua lempeng India dengan lempeng Eurasia
di pegunungan Himalaya; pegunungan Jayawijaya (Australia vs
Eurasia).
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 31
Shearin
g
• Shearing merupakan gerak dari dua lempang yang saling
bergeser atau sejajar.
• Contoh: Patahan San Andreas
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 32
Hot Spo
t
• Hot spot terbentuk di kerak samudera akibat adanya anomali suatu
titik panas.
• Contoh: Kepulauan Hawaii
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 33
Hot Spo
t
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 34
Persebaran Vulkanisme
• Tingkat vulkanisme yang tinggi terpusat di zona subduksi tepi‐tepi
lempeng Pasifik dan membentuk seperti cincin, sehingga disebut juga
sebagai ring of fire.
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 35
Persebaran Gempa Bumi
Geodinamika ‐ Fransiskus L. S. 36