Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN KASUS

TB Paru
Oleh:
dr. Lucky Kurniawan

Pembimbing:
dr. Wa Ode Diah Erwati

DPJP:
dr. Siti Sholikhah, Sp.P
Daftar Isi

LAPORAN KASUS

TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN

KESIMPULAN
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Tn. J
• No. RM : 00.65.47.XX
• Umur : 67 Tahun
• Tanggal Lahir : 01 Januari 1954
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Statu : Menikah
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pedagang
• Tanggal Masuk : 21 Juli 2021
• Tanggal Keluar : 26 Juli 2021
Anamnesis Pasien
• Keluhan Utama
▫ Batuk sudah 16 hari, memberat 7 hari SMRS disertai demam.
• RPS
▫ Pasien datang ke IGD RSUD Ciawi dengan keluhan batuk –batuk. Keluhan dirasakan pasien kurang
lebih sudah 16 hari SMRS, dan memberat 7 hari yang lalu SMRS. Keluhan batuk pasien dirasakan
terus menerus. Pasien juga mengeluhkan bahwa batuk yang dialaminya batuk kering, pasien memiliki
riwayat batuk disertai darah. Pasien sudah berobat ke klinik namun keluhan batuk nya tidak kunjung
membaik. Pasien juga mengeluhkan sakitnya disertai dengan demam. Pasien mengatakan demam
muncul sudah kurang lebih 5 hari yang lalu, demam terus menerus dari pagi sampai malam, dan turun
hanya dengan pasien konsumsi obat penurun demam. Pasien juga mengatakan nafsu makannya
menurun sejak munculnya keluhan ini, yang mengakibatkan BB pasien mengalami penurunan. Pasien
juga mengeluhkan nyeri pada ulu hatinya, terasa mual namun pasien mengatakan tidak sampai
muntah. Pasien mengeluhkan suka mengalami keringat malam, namun nyeri dada disangkal pasien.
▫ Nyeri tenggorokan (-), Diare (-), Hilang penciuman (-), Sesak (+)
Anamnesis Pasien
• RPD
▫ Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Riwayat
Hypertensi , DM , Alergi , Asma pasien menyangkalnya
• RPK
▫ Tidak ada di keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa dengan pasien.
• RKP
▫ Pasien memiliki kebiasaan makan makanan pedas.
▫ Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok, dan minum kopi. Namun
minum minuman beralkohol, dan menggunakan narkoba disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
(dilakukan di IGD tanggal 21 Juli 2021)
▫ Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
▫ Kesadaran : Compos Mentis
▫ Tekanan darah : 110/85 mmHg
▫ Pernafasan : 24 kali/menit
▫ Nadi : 115 kali/menit
▫ Suhu : 37,9 oC
▫ Sp02 : 92% Room Air > 98% NK 4lpm
▫ BB : 60 Kg
Pemeriksaan Fisik
• Kepala • Paru
▫ Normocephali ▫ I: Pergerakan dinding dada simetris
• Mata ▫ P: Vokal Fremitus Simetris (+/+)
▫ Conjungtiva Anemis (-/-) ▫ P: Perkusi sonor (+/+)
▫ Sklera Ikterik (-/-) ▫ A: Vesikuler Ka=Ki, Rhonki (-/-),
• Hidung Wheezing (-/-)
▫ Septum deviasi tidak ada • Abdomen
▫ Pernapasan cuping hidung (-/-) ▫ I: Datar
▫ Sekret dan darah (-/-) ▫ P: Supel
• Thorax ▫ A: BU (+)
▫ Dinding dada terlihat simetris (+/+) • Ekstremitas
▫ Retraksi dinding dada (-/-) ▫ Akral hangat, edema (-), CRT <2”
Pemeriksaan Penunjang (21/07/21)
PARAMETER HASIL NILAI SATUAN PARAMETER HASIL NILAI SATUAN
RUJUKAN RUJUKAN
Hb 15.0 11.7 – 15.5 g/dl MCV 85 80 – 100 pg
Hematokrit 41 35 – 47 % MCH 31 26 – 34 g/dl
Eritrosit 4.9 4.0 – 6.5 Juta/uL MCHC 36 32 – 36 %
Lekosit 7.3 4 – 11 Ribu/uL LED 15 0-10 mm/jam
Trombosit 186 150 – 440 Ribu/uL ALC 465* >1500 /uL
Basofil 0 0–1 % NLR 5.30* <=3.13 %
Eosinofil 3 2–4 % GDS 105 80-120 mg/dL
Netrofil 69 40 – 72 % Natrium 141 135 – 145 mEq/L
Limfosit 13* 25 – 40 % Kalium 3.7 3.5 – 5.3 mEq/L
Monosit 15* 2–8 % Clorida 102 95 – 106 Mg/dl
Pemeriksaan Penunjang (21/07/21)
PARAMETER HASIL NILAI SATUAN
RUJUKAN
Ureum 28.7 10.0 – 50.0 mg/dL
Kreatinin 1.04 0.60 – 1.30 Mg/dL
SGOT 24 0 – 35 U/L
SGPT 22 0 – 35 U/L
Ag SARS CoV2 NEGATIF NEGATIF
Ro Thorax (21/07/21)
• Cor: ukuran kesan tak membesar
• Pulmo: tampak patchy infiltrate di parahiller
kanan kiri
• Tampak opaasitas inhomogen di apex pulmo
dextra.
• Bronchovascular pattern kasar
• Hilus menebal
• Sinus parachostalis kanan dan kiri tumpul
• Diagfragma dan tulang-tulang baik

• Kesan:
• Curiga TB Paru
Pemeriksaan TCM
(22/07/21)
Diagnosis
• DIAGNOSIS KERJA
▫ Obs. Dyspneu ec. Susp. Pneumonia dd/ TB Paru + Susp. Covid
Penatalaksanaan
• Cairan: Infus Nacl 20 ▫ Ondancetrone 1x4mg inj
Konsul DPJP : dr. Siti Solihat, Sp.P
tpm ▫ Paracetamol inf
• Medikamentosa : Inj Omeprzole 1x40 mg
▫ Omeprazole 1x40mg inj Ceftriaxone 1x2 gr
Vit C 1x1000 gr iv
Nac 1x1200
NaCl 0,9% 20tpm
Susp. Covid >> Cek PCR 1X negatif di ulang
1X
Follow Up
TANGGAL CATATAN INSTRUKSI
22/07/2021 S/ P/
Nyeri pada perut (+), hilang timbul. Lemas (+), Demam - IVFD RL 500cc + 1 amp aminopilin 3x/hari
(+), Sesak (+), Batuk (+) - Medikamentosa :
O/ Vit. C stop
KU: TSS Omeprazole 1x40 mg
Kes: CM Ceftriaxone 1x2gr IV
TD: 125/70 Methilprednisolon 3x62,5mg
N: 88x/menit Nebul ventolin 3x/hari
RR: 25x/menit NAC 1x1200
S: 38.3 C PCT inf
Sp02: 97% NK 4 lpm TCM
A/
Pneumonia
TB Paru + Susp. Covid
Follow Up
TANGGAL CATATAN INSTRUKSI
23/07/2021 S/ P/
Pasien mengeluhkan sesak (+), batuk (+), demam (-), BAK - IVFD RL 500cc + 1 amp aminopilin 3x/hari
(+) normal, BAB (+) normal, Mual (+) Muntah (-), Demam - Medikamentosa :
(-) Omeprazole 1x40 mg
O/ Ceftriaxone 1x2gr IV
KU: TSS Methilprednisolon 3x62,5mg
Kes: CM Nebul ventolin 3x/hari
TD: 120/60mmHg NAC 1x1200
N: 82x/menit 4FDC 1x4 tab
RR: 20x/menit B6 1x1
S: 36.2 C Paracetamol Inf.
Sp02: 98%
A/
Pneumonia
TB Paru + Susp. Covid
Follow Up
TANGGAL CATATAN INSTRUKSI
24/07/2021 S/ P/
Sesak (+) sudah mulai berkurang, Batuk (+), Demam (-) - IVFD RL 500cc + 1 amp aminopilin 3x/hari
BAB (+) Normal, BAK (+) Normal - Medikamentosa :
O/ Omeprazole 1x40 mg
KU: TSS Ceftriaxone 1x2gr IV
Kes: CM Methilprednisolon 3x62,5mg
TD: 115/80 mmHg Nebul ventolin 3x/hari
N: 90x/menit NAC 1x1200
RR: 22x/menit 4FDC 1x4 tab
S: 36.0 C B6 1x1
Sp02: 98%
A/
TB Paru
Follow Up
TANGGAL CATATAN INSTRUKSI
25/07/2021 S/ P/
Pasien mengatakan sesak (-), batuk (+) berkurang, demam - IVFD RL 500cc + 1 amp aminopilin 3x/hari
(-), BAK (+) normal, BAB (+) normal, Mual (+) Muntah - Medikamentosa :
(-), Demam (-) Omeprazole 1x40 mg
O/ Ceftriaxone 1x2gr IV
KU: TSS Methilprednisolon 3x62,5mg
Kes: CM Nebul ventolin 3x/hari
TD: 120/80mmHg NAC 1x1200
N: 83x/menit 4FDC 1x4 tab
RR: 21x/menit B6 1x1
S: 36.5 C Rencana Pulang Besok
Sp02: 98%
A/
TB Paru
Follow Up
TANGGAL CATATAN INSTRUKSI
26/07/2021 S/ P/
Pasien mengatakan sesak (-), batuk (+) berkurang, demam - Pasien BLPL
(-), BAK (+) normal, BAB (+) normal, Mual (+) Muntah
(-), Demam (-)
O/
KU: TSS
Kes: CM
TD: 110/80
N: 78x/menit
RR: 20x/menit
S: 36.7 C
Sp02: 99%
A/
TB {aru
TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
• Mycobacterium tuberculosis
• Kuman berbentuk batang
• Panjang 1-4 mikron
• Terdiri dari asam lemak
• Kuman > tahan asam  kuat thdp ggn kimia dan fisis
• Aerob suka terhadap jaringan kaya O2
• Dalam jaringan kuman hidup sbg parasit intra seluler
PATOGENESIS
• Tuberkulosis primer
• Tuberkulosis postprimer
Inhalasi basil TB Alveolus Fagositosis oleh makrofag

Basil TB berkembang biak Destruksi basil TB

Destruksi makrofag

Resolusi Pembentukan tuberkel Kelenjar limfe

Kalsifikasi

Perkijuan Penyebaran hematogen


Kompleks Ghon

Pecah

Lesi di hepar, lien, ginjal


Lesi sekunder
tulang, otak dll

Patogenesis tuberkulosis
Tuberkulosis primer
• Kuman TB  kontak dengan makrofag :
1. Kuman mati
2. Berkembang biak dlm alveoli ke organ tubuh
 paru membentuk sarang TB kecil / efek
primer  Kel get bening (limfangitis lokal /
regional)  Kompleks primer 
- Sembuh
- Sembuh dengan cacat (fibrotik, kalsifikasi)
- Komplikasi penyebaran (limfogen,
bronkogen, hematogen, tertelan TB usus
Tuberkulosis pascaprimer
Kuman TB (dormant)  sarang dini 
• Teresorbsi  sembuh tanpa cacat
• Meluas  sembuh  cacat
• Meluas  perkejuan
• Perkejuan :
 Aktif
 Sembuh menjadi padat / membungkus diri
 tuberkuloma
 Komplikasi : - jamur
- batuk darah
GEJALA TB PARU
• 1. Gejala utama (sering ditemukan)
Batuk ≥ 3 minggu
• 2. Gejala tambahan
- Dahak campur darah
- Batuk darah
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Badan lemah, nafsu makan turun,
BB turun, malaise, keringat malam, demam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan bakteriologis : (sputum BTA positif )
- Kultur : BTA positif  kultur positif
BTA negatif  kultur negatif
• Pemeriksaan radiologis
 Aktif (infiltrat, kavitas)
 Tidak aktif (fibrotik, kalsifikasi, penebalan pleura)
• Pemeriksan darah : LED, limfositosis
• Histopatologis (diagnostik)  granuloma, perkijuan
• Uji tuberkulin : diperlukan bila klinis tidak jelas, Pasien normal imun baik
>15mm. Pada pasien HIV >5mm Positif.
• Serologis : (PAP, Bactec, PCR)
KLASIFIKASI TB PARU
• TB PARU BTA POSITIF
- minimal 2 X pemeriksaan BTA (+)
- 1 spesimen dahak (+) & foto toraks TB
- spesimen dahak (-) & biakan +

• TB PARU BTA NEGATIF


- 3 spesimen dahak (-) & foto toraks TB
• BEKAS TB

~ Bakteriologis (mikroskopis & biakan)  negatif


~ Klinis tidak ada, atau ada gejala sisa akibat kelainan paru yang
ditinggalkan
~ Radiologis  lesi TB inaktif / serial foto sama / tidak berubah
~ Riwayat terapi OAT adekuat, akan lebih mendukung
Pembagian TB berdasarkan riwayat pengobatan

• TB paru kasus baru : yang belum mendapat OAT atau OAT < 1 bulan
• TB paru kasus kambuh : telah dinyatakan sembuh tetapi ditemukan
kembali BTA (+) atau biakan (+) atau foto toraks TB aktif
(perburukan)
• TB paru gagal pengobatan : TB yang BTA tetap positif atau positip
kembali setelah akhir bulan ke ≥ 5 atau TB Paru BTA (–) yg menjadi
BTA (+) pada akhir bulan ke 2
Pembagian TB berdasarkan riwayat pengobatan
• TB paru putus berobat : minimal ≥ 1 bulan makan obat kmd
berhenti berobat sebelum dinyatakan sembuh pada fase awal atau
fase lanjutan
• TB paru kasus kronik : TB dengan BTA tetap (+) setelah menjalani
pengobatan ulang kat 2 dgn pengawasan yang baik
• MDR-TB : kuman TB resisten terhadap R dan H dengan atau
tanpa OAT lainnya
• Pengobatan TB :
▫ Fase intensif
▫ Fase lanjutan

• OAT pilihan pertama :


▫ R, H, Z, E, S
PADUAN PENGOBATAN TB
1. TB Paru BTA (+)
• Paduan yang diberikan :
2RHZE/4RH
2RHZE/4R3H3 (Program P2TB)
• Diberikan pula pada :
▫ TB Paru BTA (+) kasus baru
▫ TB Paru BTA (-) lesi luas
▫ TB di luar paru
• Jika diperlukan dapat diberikan fase lanjutan 7 bulan :
2 RHZE/7RH alternatif 2RHZE/7R3H3
▫ TB dengan lesi luas
▫ TB dengan komorbid
▫ TB kasus berat
2. TB Paru BTA negatif lesi minimal
• Paduan yang diberikan : 2RHZE/4RH
alternatif : 2RHZE/4R3H3
6 RHE
3. TB Paru kasus kambuh
• Paduan yang diberikan :
2 RHZES/1RHZE/5RHE atau 3RHZE/6RHE
Jika ada hasil uji resistensi minimal 4 OAT yang sensitif
fase intensif 3 bulan
• Alternatif : 2 RHZES/1RHZE/5R3H3E3 (Program P2TB)
4. TB Paru gagal pengobatan
• Pengobatan berdasarkan uji resistensi minimal 4-5 OAT
dengan 2 OAT yang sensitif diberikan minimal 1-2 tahun
• Alternatif : 2RHZES/1RHZE/5H3R3E3 (program P2 TB)
• Pertimbangkan pembedahan
• Rujuk dr.spesialis
5. TB Paru putus berobat
• Putus berobat < 2 minggu OAT diteruskan sesuai jadwal
Lama putus Lama minum BTA Ro Th/
berobat OAT
> 2 minggu > 4 bulan - tak aktif OAT stop
> 2 minggu > 4 bulan + OAT awal
lebih lama
> 2 minggu < 4 bulan + OAT awal
paduan sama
> 1 bulan < 4 bulan - + OAT awal
paduan sama
2-4 minggu < 4 bulan - OAT diteruskan
sesuai jadwal
6. TB Paru kronik
• Bila uji resistensi belum ada : RHZES
• Bila ada uji resistensi : minimal 2 OAT sensitif + obat pilihan
ke 2
• Pertimbangkan pembedahan
• Rujuk spesialis
7. MDR TB
• Minimal 2-3 OAT yang sensitif + obat pilihan kedua
• Jika diberikan obat pilihan kedua + 12 bulan
• Rujuk spesialis
TB PARU DLM KEADAAN KHUSUS

• TB paru milier
• Diabetes melitus
• Kehamilan dan menyusui
• Gagal ginjal
• HIV/AIDS
• Pleuritis eksudativa TB (efusi pleura TB)
• Gangguan fungsi hati
PENGOBATAN TB PARU DLM KEADAAN KHUSUS
1. Wanita hamil  semua aman kecuali amino-
glikosida misal: streptomisin
2. Wanita menyusui  semua aman
Pengobatan pencegahan INH untuk bayi
3. Wanita pengguna kontrasepsi
Rifampisin berinteraksi dengan hormonal
kontrasepsi  menurunkan efektivitas
kontrasepsi
4. Penderita infeksi HIV/AIDS
Sama seperti penderita TB lainnya kecuali
thiacetazon
5. Penderita TB dengan DM
- Rifampisin mengurangi efektivitas sulfonil
urea, sehingga dosis perlu di  kan

6. Penderita TB dengan gangguan ginjal


- OAT yang aman 2 RHZ/6 HR
- E dan S  dapat diberikan dengan dosis
sesuai faal ginjal  di bawah pengawasan

7. Penderita TB yg memerlukan kortikosteroid


- Meningitis TB
- TB millier dgn tanda gagal napas /
meningitis
- Pleuritis eksudativa (efusi pleura)
- Perikarditis TB
8. Penderita TB dengan kelainan hati kronik
- Bilirubin > 2 atau SGOT / SGPT > 3 kali
 pemberian OAT dihentikan
- Peningkatan SGOT/SGPT < 3 kali, pemberian
OAT diteruskan  dengan pengawasan ketat
- Anjuran : 2 RHES/6RH atau 2 HES/10HE
- Hepatitis akut  S dan E maksimal 3 bulan
 hepatitis sembuh tambahkan R dan H
Hepatitis imbas obat OAT (drug induce hepatitis)
kelainan hati OK obat  hepatotoksik

Penatalaksanaan
1. Bila klinis + (ikterik, mual, muntah) OAT stop
2. Bila klinis – (laboratorium ada kelainan )
- Bilirubin > 2 X  OAT stop
- SGOT / SGPT > 5 X  OAT stop
- SGOT / SGPT > 3 X gejala +  OAT stop
- SGOT/ SGPT < 3 X gejala -  OAT
teruskan tapi perlu pengawasan
EVALUASI PENGOBATAN
• Evaluasi klinis : keluhan, BB, efek samping
• Evaluasi mikrobiologi : konversi sputum
akhir bln II (III), akhir bln V (VII), akhir pengobatan
• Evaluasi radiologi : perubahan Ro toraks setelah fase intensif dan
akhir pengobatan
KOMPLIKASI TB PARU
• Batuk darah
• Bronkiektasis
• Empiema
• TB ekstra pulmoner
• Sindroma obstruksi pasca TB (SOPT)
• Luluh paru (destroyed lobe / lung)
Dosis OAT
Dosis OAT Berat
> 60 kg 40-60 kg < 40 kg Intermitent

Rifampisin 600mg 450mg 300mg 600mg/kali


INH 300mg 300mg 5mgkg/BB 600mg/kali
Pirazinamid 1500mg 1000mg 750mg
Etambutol 1500mg 1000mg 750mg 40mgkg/BB
Streptomisin 1000mg 750mg 15mgkg/BB
Efek samping & kontra indikasi OAT
Obat Efek samping Kontra indikasi
Rifampisin Ikterus, flu like syndrome, nyeri Hipersensitif
epigastrik, reaksi hipersensitf, supresi
imun
INH Neuritis perifer, ikterus, hipersensitf, Hipersensitif
mulut kering, nyeri epigastrik, tinitus
Pirazinamid Ggn hati, gout, atralgia, anoreksia, mual Ggn hati
muntah Hipersensitif
Ethambutol Gatal, nyeri perut, bingung, ggn Ggn ginjal
penglihatan, halusinasi, malaise, neuritis
Streptomisin Ggn vestibuler, menurunkan fungsi ginjal, Ggn ginjal
hipersensitif Hamil
OAT kombinasi dosis tetap (FDC)

• Rifampisin 3 tab @ 150 mg


• INH 3 tab @ 75 mg
• Pirazinamid 3 tab @ 400 mg
• Etambutol 3 tab @ 275 mg
Yang harus diperhatikan pada kombinasi dosis
tetap : bioaviabiliti rifampisin setelah dikombinasi
dengan OAT lainnya
Contoh Obat FDC
Fase Awal
Fase Lanjutan
DOTS (Directly Observed Treatment Short
Course)
• Pengertian DOTS :
▫ Perhatian langsung dalam hal diagnosis
▫ Pengawasan dalam hal menelan obat (DOT)
▫ Sistim pengelolaan, distribusi dan penyediaan OAT secara baik
▫ OAT yang diberikan jangka pendek
5 elemen DOTS
 Komitmen politis
 Diagnosis benar dengan mikroskopis
 Penyediaan dan distribusi obat cukup
 Pengawasan menelan obat
 Pencatatan dan pelaporan yang baik
PENUTUP
• TB masih merupakan masalah serius
• Masalah pada pengobatan : MDR-TB ketidakteraturan berobat
• Obat-obat baru : FDC
• Strategi DOTS tidak mudah dijalankan jika tidak ada faktor
pendukung lainnya
Pembahasan
Anamnesis
TEORI KASUS
• Batuk ▫ Pasien datang ke IGD RSUD Ciawi dengan keluhan batuk –batuk.
Keluhan dirasakan pasien kurang lebih sudah 16 hari SMRS, dan
• Batuk Darah memberat 7 hari yang lalu SMRS. Keluhan batuk pasien dirasakan
terus menerus. Pasien juga mengeluhkan bahwa batuk yang
• Sesak Nafas dialaminya batuk kering, pasien memiliki riwayat batuk disertai
• Nyeri Dada darah. Pasien sudah berobat ke klinik namun keluhan batuk nya tidak
kunjung membaik. Pasien juga mengeluhkan sakitnya disertai dengan
• Demam demam. Pasien mengatakan demam muncul sudah kurang lebih 5 hari
• Keringat Malam yang lalu, demam terus menerus dari pagi sampai malam, dan turun
hanya dengan pasien konsumsi obat penurun demam. Pasien juga
• Penurunan BB mengatakan nafsu makannya menurun sejak munculnya keluhan ini,
yang mengakibatkan BB pasien mengalami penurunan. Pasien juga
mengeluhkan nyeri pada ulu hatinya, terasa mual namun pasien
mengatakan tidak sampai muntah. Pasien mengeluhkan suka
mengalami keringat malam, namun nyeri dada disangkal pasien.
▫ Nyeri tenggorokan (-), Diare (-), Hilang penciuman (-), Sesak (+)
Pembahasan
Tatalaksana
TEORI KASUS
• Gol. Sefalosporin gen-3 - IVFD RL 500cc + 1 amp aminopilin 3x/hari
▫ Cefotaxim 3x2 gr IV - Medikamentosa :
▫ Ceftriaxone 1x2gr IV ▫ Vit. C stop
▫ Omeprazole 1x40 mg
• OAT
▫ Ceftriaxone 1x2gr IV
• Resusitasi Cairan
▫ Methilprednisolon 3x62,5mg
• Vitamin ▫ Nebul ventolin 3x/hari
• Antipiretik ▫ 4FDC 1x4 tab
▫ NAC 1x1200
▫ PCT inf
▫ B6 1x1 tab
KESIMPULAN
Kesimpulan
• TB Paru merupakan peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis
• Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
didapatkan keluhan pasien ini sesuai dengan gambaran TB Paru
• Prinsip pengobatan pada TB Paru meliputi pemberian OAT dan
Vitamin untuk mencegah Komplikasi dari pemberian OAT

Anda mungkin juga menyukai