Anda di halaman 1dari 15

MEKANIME T

OKSISITOSIS
 ALFIA ROSEPTA
 DEWI RAHMADHANY

TOKSIKOLOGI
Pendahuluan
Konsep Toksik
(racun)

Bagi orang awam, toksik merupakan sinonim dari kata beracun.


Racun didefinisikan sebagai zat kimia dengan tingkat toksisitas
tinggi bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Doull dan Bruce
(1986) menyatakan bahwa racun adalah agen penyebab
kerusakan dan kematian pada makhluk hidup apabila terpejan
atau terabsorbsi tubuh.
Pendahuluan
Toksisitas

Istilah dalam toksikologi yang didefinisikan sebagai kemampuan bahan


kimia untuk menyebabkan kerusakan/injuri. Istilah toksisitas merupakan
istilah kualitatif, terjadi atau tidak terjadinya tergantung pada jumlah
unsur kimia yang terabsopsi.
Definisi dan terminologi
Toksisitas merupakan suatu sifat relatif dari zat kimia dan sejauh menyangkut diri
manusia secara langsung maupun tidak langsung, mungkin diperlukan maupun
tidak di perlukan.
Studi efek toksik suatu bahan atau yang disebut dengan “toksisitas” di berbagai bidang.
Lu (1995) mengelompokkan toksikologi ke dalam empat bidang, yaitu:
1.Bidang kedokteran untuk tujuan diagnostik, pencegahan, dan terapeutik.
2.Bidang industri makanan sebagai zat tambahan baik langsung maupun tidak
langsung.
3.Bidang pertanian sebagai pestisida zat pengatur pertumbuhan, peyerbuk bantuan,
dan zat tambahan pada makanan hewan.
4.Bidang industri kimia sebagai pelarut, komponen, dan bahan antara bagi plastik serta
banyak jenis bahan kimia lainnya. Di dalam industri kimia juga dipelajari pengaruh
logam (misal dalam pertambangan dan tempat peleburan), produk minyak bumi, kertas
dan pulpa, tumbuhan beracun, dan racun hewan terhadap kesehatan.
Klasifikasi
Berdasarkan toksisikan

1. Berdasarkan sifat kimia


Sifat-sifat logam secara umum dapat disebutkan sebagai berikut:
• Sulit didegradasi sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan
keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan)
• Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan
membahayakan kesehatan manusia
• Mudah terakumulasi di sedimen sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari
konsentrasi logam dalam air

Eksplosif
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena
suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang
besar serta suhu yang tinggi
Evaporatif
Bahan toksin evaporatif adalah bahan yang mudah menguap dan biasanya jenis bahan ini
mudah terbakar. Di dalam laboratorium dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu
sebagai berikut:

Padat Cair

Gas
Klasifikasi
Berdasarkan toksisikan

2. Pembagian Logam Berat Berdasarkan Sudut Pandang Toksikologi


Mekanisme terjadinya keracunan logam berat dalam bidang kesehatan kerja, dikenal
istilah keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan akut didefinisikan sebagai suatu
bentuk keracunan yang terjadi dalam jangka waktu yang singkat atau sangat singkat.
Peristiwa keracunan akut ini terjadi apabila individu atau biota secara tidak sengaja
menghirup atau menelan bahan beracun dalam jumlah yang besar.

Adapun keracunan kronis didefinisikan dengan terhirup atau tertelannya


bahan beracun dalam dosis rendah tetapi dalam jangka waktu yang panjang.
Kasus-kasus keracunan yang disebabkan oleh logam berat, sering terjadi
pada orang-orang yang bekerja dalam bidang industri, laboratorium, bidang
pertanian, dan pembangunan.
3. Kategori Senyawa Racun Berdasarkan Sumber Bahan Pencemar Logam Berat
Logam berat adalah komponen alamiah lingkungan yang mendapatkan perhatian
berlebih akibat ditambahkan ke dalam tanah dalam jumlah yang semakin meningkat
dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Limbah Logam Berat atau heavy metal
termasuk golongan limbah B3 (Limbah atau Bahan Berbahaya dan Beracun).
Logam- logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi
rendah. Senyawa racun berdasarkan sumber bahan pencemar dapat dikategorikan
sebagai berikut:
• Sumber dari alam
• Sumber dari Industri
• Sumber dari Transportasi
Jenis-Jenis
Toksikologi dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yakni:

1. Toksikologi lingkungan
Lebih memfokuskan telah racun pada lingkungan, seperti
pencemaran lingkungan, dampak negatif dari akumulasi
residu senyawa kimia pada lingkungan, dan kesehatan
lingkungan kerja.

2. Toksikologi ekonomi
Membahas segi manfaat dan nilai ekonomis
dari zat toksik

3. Tosikologi forensik
Menekankan diri pada aplikasi ilmu toksikologi
untuk kepentingan peradilan.
Mekanisme Kerja Toksik
Zat Beracun
absorbsi
Sirkulasi Sistemik

Disposisi

Distribusi Eliminasi

Tempat aksi Metabolisme Eksresi


Resepor Sel
Sasaran Antar Aksi Toksik Tidak Toksik

Efek Toksik
Fase Kerja Toksikan
Adapun rute penyerapan zat toksik ini melalui 3 cara yaitu:

3
2

Ingestion Respiration Body Surface


(toksikan dimodifikasi (toksikan yang masuk (toksikan yang larut dalam lemak
oleh enzim, pH, dan melalui udara/airborne seperti carbon tetrachloride dan
mikroba). toxicants) organophosphate).
Mekanisme Kerja Toksik
Proses ini umumnya dikelompokkan ke dalam tiga fase yaitu:
1. Fase Eksposisi
Fase eksposisi disebut juga fase farmasetika. Pada fase eksposisi, toksikan dapat
diubah melalui reaksi kimia menjadi senyawa yang lebih toksik atau kurang toksik
dari senyawa awal.
2. Fase Toksikokinetika
• Absorpsi
• Distribusi
Bahan kimia yang diabsorpsi pada intestinal lalu didorong menuju hati melalui vena
porta
• Metabolisme
eberapa toksik akan memasuki perubahan metabolik
• Ekresi
Reaksi biotransformasi terjadi penurunan kepolaran xenobiotik sehingga akan lebih
mudah diekskresi dari dalam sel

3. Fase “Toksikodinamika”
Konsentrasi zat aktif pada tempat sasaran menentukan kekuatan efek biologi yang
dihasilkan. Fase toksikodinamika atau farmakodinamika meliputi interaksi antara
molekul zat kimia toksik dengan tempat kerja spesifik yaitu reseptor, yang merupakan
komponen sel atau organisme yang berinteraksi dengan toksin dan yang mengawali
mata rantai peristiwa biokimia menuju terjadinya suatu efek toksik dari toksin yang
diamati.
Kesimpulan :

Bahan toksik harus berinteraksi terlebih dahulu dengan target


biologis sehingga dapat menyebabkan kerusakan.
Bahan toksik, baik endogen maupun eksogen akan
didistribusikan pada organ atau sel tertentu, namun hanya
sedikit dari racun tersebut yang menimbulkan efek secara
keseluruhan.
Biasanya efek yang ditimbulkan hanya bersifat lokal atau
dengan kata lain hanya menyebabkan keracunan pada organ
atau sel tertentu.
ekanisme kerja racun, seperti yang ditentukan oleh sifat kimia
bahan beracun, akan menentukan target reseptor apa dan
efek toksik keseluruhan pada tingkat sel dan tingkat organisme
Thank you

Anda mungkin juga menyukai