ADHD
(Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Disusun oleh:
Angga Ahadiyat N 1120221184
Nurul Ardianti 1120221163
Pembimbing:
dr. K. Maria Poluan, SpKJ(K)
LATAR BELAKANG
TUJUAN PENULISAN
MANFAAT PENULISAN
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Faktor genetik
75% dari variasi gejala ADHD di dalam populasi adalah karena faktor genetik.
1/3 dari orang tua yg mengalami ADHD, maka anaknya berisiko ADHD
sebesar 60 %.
Pada anak kembar, jika salah satu mengalami ADHD, maka saudaranya 70-
80 % berisiko mengalami ADHD.
Faktor neurobiologi
penurunan kemampuan pada anak ADHD pada tes neuropsikologis
dihubungkan dengan kerusakan fungsi lobus prefrontal.
hal ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan respons, dan
organisasi respons.
Faktor lingkungan/psikososial
ibu yang merokok, mengkonsumsi alkohol dan heroin selama
kehamilan
berat lahir sangat rendah, hipoksia janin, cedera otak dan terkena
racun.
kejadian fisik yang menimbulkan stres dan gangguan keseimbangan
dalam keluarga
KLASIFIKASI
Catatan: untuk individu (terutama remaja dan dewasa) yg sekarang memiliki gejala yg
tidak lagi memenuhi kriteria lengkap, harus dituliskan “dalam remisi parsial”.
Algoritma dasar untuk tatalaksana ADHD
TATALAKSANA
NON-FARMAKOLOGIS
Intervensi Psikososial
a. Intervensi psikososial berdasarkan klinis
-Intervensi psikososial keluarga
-Terapi individual
b. Intervensi psikososial berdasarkan sekolah
Anak dengan ADHD/gangguan hiperkinetik membutuhkan program intervensi
sekolah individual meliputi intervensi behavioral dan akademik.
FARMAKOLOGIS
PSIKOSTIMULAN
terapi lini pertama untuk mengatasi gejala inti ADHD/gangguan
hiperkinetik
methylphenidate hydrochloride (MPH) usia 6 th/lebih.
dexamfetamine sulphate (DEX) usia 3 th/lebih.
Pemberian dimulai dengan dosis sekecil mungkin dan titrasi dengan
jadwal 2 – 3 kali sehari, tingkatkan dosis dengan interval per minggu
sampai didapatkan respon yang memuaskan.
Efek samping : nyeri kepala, nyeri lambung, mual, insomnia, nafsu
makan berkurang
ANTIDEPRESAN TRISIKLIK (TCAS)
Kelompok obat ini lebih berpengaruh pada gejala behavioralnya
daripada terhadap gejala kognitifnya.
TCAs memiliki batas keamanan yang lebih sempit daripada
psikostimulan, disertai dengan rentang efek samping potensial yang lebih
lebar.
Obatnya:
imipramine,
desipramine,
amitriptyline,
nortriptyline,
clomipramine
AGONIS ALPHA-2 ADRENERGIK
Klonidin
Obat ini dapat mengurangi gejala ADHD, dan terdapat penurunan yang besar
saat dikombinasikan dengan methylphenidate dibandingkan jika diberikan
sendiri.
Diberikan 3 kali sehari dengan dosis maksimum 0,6 mg per hari tergantung
respon dan efek samping yang muncul, atau 2 kali sehari dengan dosis total
0,10-0,20 mg/kg/hari.
Guanfacine
PROGNOSIS
Barkley RA. Attention Deficit Hyperactivity Disorder: A Handbook for Diagnosis and
Treatment. 2nd ed. New York, NY: Guilford Press; 1996
Clayton EH, Hanstock TL, Garg ML, Hazell PL. Long chain omega-3 polyunsaturated fatty
acids in the treatment of psychiatric illnesses in children and adolescents. Acta
Neuropsychiatrica. 2007;19(2):92-103.
Eric Taylor, Tim Kendall , Philip Asherson et al. 2008. Attention deficit hyperactivity disorder:
Diagnosis and management of ADHD in children, young people and adults.
Froehlich TE, Lanphear BP, Epstein JN, et al. Prevalence, recognition, and treatment of
attention-deficit/hyperactivity disorder in a national sample of US children. Arch Pediatr
Adolesc Med 2007; 161:857.
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Gangguan Defisit-Atensi dalam Sinopsis Psikiatri Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta. Binarupa Aksara, 2010.