Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Kebidanan

Bayi Baru Lahir

Oleh :
Tati Rohayati, SST, MM.Kes
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama bayi pertamanya setelah kelahiran. Sebagian besar
bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera
bayi baru lahir :
1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
a. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu.
b. Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut
dan memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk
mencegah keluarnya panas tubuh.
c. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap
15 menit.
1) Bila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksilah bayi.
2) Bila suhu bayi < 36,5oC, segera hangatkan bayi tersebut.
2. Kontak dini dengan bayi
a. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
1) Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada
bayi baru lahir.
2) Ikatan batin dan pemberian ASI.

b. Dorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap


(dengan menunjukkan refleks rooting) jangan paksa bayi
untuk menyusu.
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran
1. Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir kadar gula darah tali pusat akan menurun,
energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah
lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah
dapat mencapai 120 Mg/100 museum Lampung. Bila ada gangguan
metabolisme akan lemah. Sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia.

2. Perubahan suhu tubuh


Ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang > rendah dari
suhu di dalam rahim. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar maka akan
kehilangan panas mil konveksi. Evaporasi sebanyak 200 kal/kg/BB/menit.
Sedangkan produksi yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini
menyebabkan penurunan suhu bayi sebanyak 20C dalam waktu 15 menit.
Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan
O2 pun meningkat.
3. Perubahan pernafasan
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi.
Rangsangan gas melalui paru-paru untuk gerakan pernafasan pertama.
a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang
kemoreseptor karohd.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang, permukaan
gerakan pinafasa.
d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah
persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan
lahir mengakibatkan cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah
cairan tersebut. Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti
dengan udara..
4. Perubahan struktur
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan
O2 meningkat tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya
resistensi pembuluh darah paru-paru sebagian sehingga aliran darah
ke pembuluh darah tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan darah
dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus
menutup. Dan menciutnya arteri dan vena umbilikasis kemudian tali
pusat dipotong sehingga aliran  darah dari plasenta melalui vena
cava inverior dan foramen oval atrium kiri terhenti sirkulasi darah bayi
sekarang berubah menjadi seperti semula.

5. Perubahaan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi.
Tanda-tanda bayi baru lahir normal :
a. Berat badan:  2500 – 4000 gr
b. Panjang badan:  48 – 52 cn
c. Lingkar kepala :  33 – 5 cm
d. Lingkar dada  :  30 – 38 cm
e. Bunyi jantung :  120 – 160 x/menit
f. Pernafasan dada  :  40 – 60x/menit
g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik caseosa.
h. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.
i. Kuku telah agak panjang dan lepas.
j. Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika laki-laki
testis telah turun.
k. Refleks hisap dan menelan telah terbentuk dengan baik.
l. Refleks moro bila dikagetkan akan kelihatan seperti memeluk.
m. Gerak refleks sudah baik bila tangan diletakkan benda bayi akan menggenggam.
n. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam.
Penatalaksanaan awal bayi baru lahir (Menurut buku Asuhan
persalinan Normal 2007)
1. Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan bayi
baru lahir  :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan
bayi.
b. Pakai  sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
c. Pastikan semua peralatan telah desinfektan tingkat tinggi/ steril.
Jika menggunakan bola karena penghisap, pakai yang bersih
dan baru.
d. Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan bersentuhan
dengan bayi dalam keadaan bersih.
2. Penilaian Awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat,
penilaian secara APGAR ditentukan setelah 1 menit dan 5 menit.

3. Pencegahan Kehilangan Panas


a. Bayi baru lahir dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai, dan
dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.
b. Mekanisme kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir
c. Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi terjadi
karena menguapkan air ketuban yang tidak cepat dikeringkan, atau terjadi
setelah bayi dimandikan.
d. Kondiksi adalah kehilangan panas melalui kontrak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin.
e. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapak dengan
udara di sekitar yang lebih dingin.
f. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat
benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur
tubuh bayi.
Cara mencegah kehilangan panas
a. Keringkan bayi secara seksama.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan
hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru
lahir.
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
4. Rangsangan Taktil
Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi.
Untuk bayi yang sehat, hal ini biasanya cukup untuk merangsang
terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan
respon terhadap pengeringan dan rangsangan dan menunjukkan
tanda-tanda kegawatan, segera lakukan tindakan untuk
membantu pernafasan.
5. Merawat tali pusat
a. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh
lainnya.
b. Bilas tangan dengan air matang / desinfeksi tingkat tinggi.
c. Keringkan tangan tersebut dengan handuk / kain bersih dan kering.
d. Ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang diinfeksi tingkat tinggi / klem plastik tali pusat.
e. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang di sekeliling
puntung tali pusat dan lakukan pengikatan ke 2 dengan simpul kunci
dibagian tali pusat pada hasil yang berlawanan.
f. Lepaskan menjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5%.
g. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering. Pastikan bahwa
bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
6. Rawatan tali pusat
a. Jangan membungkus, mengoleskan bahan atau ramuan apapun
ke puntung tali pusat dan nasihati keluarga agar tidak
memberikan apapun pada pusat bayi.
b. Pemakaian alkohol ataupun beladin masih diperkenankan
sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah / lembab.
c. Beri nasihat kepada ibu / keluarga sebelum penolong
meninggalkan bayi :
1) Lipat popok di bawah putung tali pusat.
2) Jika putung tali pusat kotor, cuci dengan lembut
menggunakan air matang, dan sabun keringkan dengan kain
bersih.
3) Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencapai bantuan
perawatan jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan
nanah / darah dan segera rujuk bayi kefasilitas yang lebih
memadai.
7. Mulai Pemberian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam
setelah bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk
dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setlah tali
pusat diklem dan dipotong berdukungan dan bantu ibu untuk
menyusukan bayinya.
Keuntungan peberian ASI
a. Merangsang produksi air susu ibu
b. Memperkuat reflek menghisab bayi
c. Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya
d. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui
kolostrum
e. Merangsang kontraksi uterus
Posisi untuk menyusui
a. Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka bayi
menghadapi ke payudara ibu dengan hidung di depan puting susu
ibu. Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang
seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya.
b. Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap
puting susu.
c. Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting
susu di payudaranya.
1) Dagu menyentuh payudara ibu.
2) Mulut terbuka lebar.
3) Mulut bayi menutupi sampai ke areola.
4) Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar.
5) Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-
kadang berhenti.
8. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.
Tetes mata/ salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam
pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata
tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya.
Tehnik pemberian profilaksis mata :
a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
b. Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan, yakinkan
mereka bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayi.
c. Berikan salep/ teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata
yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata.
d. Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes
menyentuh mata bayi.
e. Jangan menghapus salep/ tetes mata bayi dan minta agar keluarganya
tidak menghapus obat tersebut.
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir
a. Pernafasan à sulit / > 60x/menit.
b. Kehangatan à terlalu panas (>38oC atau terlalu dingin <36oC)
c. Warna à kuning (terutama pada 24 jam pertama). Biru/pucat, memar.
d. Pemberian makan à hisapah lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah.
e. Tali pusat à merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,berdarah.
f. Infeksi à suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan nanah,bau
busuk, pernafasan sulit.
g. Tinja / kemih à tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau
tua, ada lendir atau darah pada tinja.
h. Aktivitas à menggigil, atau tangis tidak bisa, sangat mudah tersinggung
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa
tenang, menangis terus menerus.
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai