Anda di halaman 1dari 20

LEARNING DISABILITIES

Kelompok 2
Dewi Laksmi Jaya (2106677520)
Diah Melly Marlyana (2106677533)
Nora Fitria Tu (2106677804)
Oka Wilsen Joung (2106777504)
Vania Mugland Devi (2106777611)
LEARNING DISABILITY
◦ Dimana dalam suatu organisasi pembelajaran terjadi buruk, bagaimana cara mereka diatur dan dikelola,
cara pekerjaan mereka didefinisikan, dan yang terpenting, cara untuk berpikir dan berinteraksi (tidak
hanya dalam organisasi tetapi lebih luas) yang menciptakan ketidakmampuan belajar yang mendasar,
meskipun ada upaya terbaik dari orang-orang yang cerdas dan berkomitmen untuk mencoba
memecahkan masalah, namun semakin buruk hasilnya meliputi semua organisasi sampai tingkat tertentu.
7 LEARNING DISABILITIES
1

“I AM MY POSITION”
Ketidakmampuan seseorang dalam suatu unit organisasi yang
terlalu fokus pada posisi dan tanggung jawab mereka sendiri.
Kurang adanya visi bersama dan tidak bekerja sebagai tim.
Contoh:

◦ Terdapat tiga orang dokter yang menangani 1 orang pasien di


ruang ICU, dimana setiap dokter ahli memberikan terapi sesuai
keilmuannya, sehingga pasien mendapatkan banyak sekali obat
yang mungkin justru menambah berat kondisi penyakitnya.

◦ Tidak pernah ada diskusi agar pasien ditatalaksanakan secara


komprehensif  waktu perawatan bertambah  pembiayaan
meningkat
2

“THE ENEMY IS OUT


THERE”
Ketidakmampuan menyadari tindakan diri sendiri sebagai penyebab masalah,
ketika tindakan tersebut memiliki konsekuensi yang kembali menyakiti kita, kita
salah memahami masalah baru ini sebagai penyebab eksternal  blaming others.
Contoh 1:

◦ Seorang Dokter menuliskan instruksi pada rekam medis pasien dengan


tulisan yang sulit dibaca dan tidak lengkap, pada saat dikonfirmasi dokter
tersebut tidak memberikan respon atau terlambat merespon karena merasa
sudah menulis.

◦ Perawat pelaksana tidak memberikan asuhan sesuai dengan yang


diinstruksikan  kesembuhan pasien, bahkan keselamatan pasien
terpengaruh karena tindakan yang diberikan terlambat atau bahkan tertunda.

◦ Dokter menegur dan marah pada perawat pelaksana tanpa menyadari bahwa
tindakan tersebut tidak dilaksanakan juga karena kesalahannya.
Contoh 2 :
◦ Kepala Instalasi Rawat Jalan (IRJ) memaki petugas kebersihan RS
karena saat seorang pasien menaiki tangga, kaki pasien terkena
benda tajam yang kebetulan tercecer di tangga rumah sakit dan
berdarah

◦ Pasien lalu komplain langsung kepada petugas yang ada di sana dan
petugas pun melaporkan hal tersebut kepada Kepala IRJ

◦ Mendapat laporan ini serta merta sang Kepala IRJ langsung


memanggil petugas kebersihan di RS dan memarahinya di depan
pasien yang sedang berobat.

◦ Tanpa menyelidiki dulu bagaimana kronologi yang sebenarnya. Dia


tidak menyadari bahwa dirinya pun turut andil dalam keteledoran
tersebut karena tidak pernah mengevaluasi hasil kerja dari timya.
3

“THE ILLUSION OF TAKING


CHARGE”
Sikap diri yang terlalu reaktif dan terlalu cepat mengambil keputusan.
Berpikir bahwa dirinya proaktif namun faktanya cenderung pada agresif
dan berpotensi menimbulkan masalah yang baru.
Contoh :
◦ Seorang kepala ruangan mendapatkan beberapa kali

laporan bahwa ada seorang nakes kontrak yang

selalu terlambat datang atau izin saat jaga malam.

◦ Mendengar hal ini kepala ruangan ini langsung

memutuskan untuk melaporkan kepada wakil

direktur pelayanan RS dan menyarankan agar nakes

tersebut dipotong gaji atau dihentikan kontraknya

sebelum waktunya karena menganggap nakes

tersebut telah melanggar aturan RS.


4

“THE FIXATION ON EVENTS”


Terpaku pada masalah pada saat itu juga, tanpa mencari tahu lebih
lanjut akar permasalahan yang sebenarnya.
Contoh:

◦ Seorang direktur menegur penanggung jawab


ruang operasi karena terdapat keluhan pasien
dengan waktu tunggu sectio caesaria lama, tanpa
menganalisa akar permasalahan sebenarnya.
5

“THE PARABLE OF THE BOILED FROG”


Ketidakmampuan kita tidak melihat perubahan secara gradual, yang
bila tidak di teliti dan ditangani dengan baik dapat berakibat buruk.
Contoh:
◦ Perawat shift pagi tidak mau mengantar pasien yang
rencana ke rawat inap dikarenakan waktu pergantian shift
sudah dekat.

◦ Pasien harus menunggu perawat shift siang untuk ke rawat


inap  waktu tunggu di ruang transit meningkat sehingga
pasien mengeluh terhadap pelayanan RS, namun keluhan
ini tidak terlalu dihiraukan dan tidak diperbaiki. Lambat
laun, mutu Rumah sakit menjadi jelek.
6

“THE DELUSION OF LEARNING FROM


EXPERIENCE”
Ketidakmampuan menyadari dan mengevaluasi efek dari tindakan kita
dikarenakan konsekuensi tindakan kita tidak langsung terjadi dan dapat
secara tepat kita evaluasi.
Ketidakmampuan mengubah budaya di organisasi dikarenakan tidak
adanya dampak signifikan yang terjadi.
Contoh:

◦ Sebuah Rumah Sakit, seringkali melakukan


tindakan Fraud untuk meningkatkan biaya
klaim dimana biasanya sering dilakukan
dan tidak pernah jadi masalah.

◦ Bila ke depannya dilakukan audithal ini


dapat menjadi masalah dan dibatalkannya
klaim yang berujung pada kerugian Rumah
Sakit.
7

“THE MYTH OF THE MANAGEMENT TEAM”


Kecenderungan tim untuk mengabaikan kekurangan salah satu atau lebih
anggotanya karena pada kegiatan sehari-hari sudah berjalan baik. Namun
tim ini biasanya goyah saat terkena masalah yang kompleks.
Contoh :

◦ Di dalam suatu tim jaga IGD, seorang perawat


memiliki kebiasaan datang telat, sehingga
seringkali perawat lain harus menghandle pekerjaan
yang seharusnya dikerjakan oleh perawat tersebut.

◦ Kebiasaan ini selalu ditolerir oleh rekan kerja satu


tim, tapi apabila hal ini diabaikan terus-menerus
dapat menyebabkan kelelahan kerja dan
kecemburuan pada perawat yang lain, sehingga
mempengaruhi mutu layanan.
LEARNING DISABILITY YANG SERING TERJADI DI LINGKUNGAN
KERJA

3
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai