1. FELIYANTI A02020032
2. FITRI DWI RAHMAWATI A02020033
3. KHARISMA CHOERUNNISA A02020034
4. KHONIM SETIA NINGRUM A02020035
5. KUKUH ALFIANO WIBOWO A02020036
6. KUNTORO IHSAN A02020037
7. MUHAMAD AGUS AFIF S A02020038
8. MUHAMMAD ALAM ASYEGHAF A02020039
9. NURUL ASFIYA A02020045
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan dalam rongga pleura yangterletakdiantara
permukaan viseral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjaditetapi biasanya
merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain (Suzzane,2002).
Efusi pleura adalah akumulasi cairan tidak normal di rongga pleura yang diakibatkan oleh
transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Pada keadaan normal,
sejumlah kecil (0,01 mL/kg/jam) cairan secara konstan memasuki rongga pleura dari kapiler
di pleura parietal. Cairan efusi terbentuk ketika cairan melebihi kemampuan tubuh untuk
memindahkan cairan tersebut. Dimana kelebihan cairan ini menghalangi paru-paru
berkembang secara penuh, ketika cairan terbentuk dan menggantikan jaringan paru-paru,
dapat mendorong paru-paru ke pertengahan (mediastinum) dada.
B. Etiologi
Efusi pleura dibedakan menjadi eksudat dan transudat berdasarkan penyebabnya. kelainan ekstra
pulmoner. Etiologi efusi pleura transudat, antara lain :
a. Penyakit jantung: penyakit jantung kongestif, constrictive pericarditis.
b. Atelektasis paru
c. Sindrom nefrotik
d. Sirosis hepatis yang menyebabkan terjadinya hepatic hydrothorax
e. Penyakit endokrin: hipoalbuminemia, myxedema
f. Uropati obstruktif yang menyebabkan terjadinya urinothorax
g. Iatrogenik akibat trauma operasi ke spinal torakalis yang menyebabkan bocornya cairan
cerebrospinal ke kavum pleura.
b. Manifestasi klinis menurut ( Suzanne & Brenda, 2002 ) yang dapat ditemukan pada Efusi Pleura
adalah :
• Demam
• Menggigil
• Nyeri dada pleuritis
• Dispnea
• Batuk Suara nafas ronchi
D. Patofisiologi
Efusi dalam hubungannya dengan pleuritis disebabkan oleh peningkatan permeabilitas pleura
parientalis sekunder (efek samping dari) peradangan atau keterlibatan neoplasma. Contoh bagi efusi
pleura dengan pleura normal adalah payah jantung kongesif. Pasien dengan pleura yang awalnya
normal pun dapat mengalami efusi pleura ketika terjadi payah/gagal jantung kongesif. Ketika jantung
tidak dapat memompakan darahnya secara maksimal ke seluruh tubuh terjadilah peningkatan tekanan
hidrostastik pada kapiler yang selanjutnya menyebabkan hipertensi kapiler sistemik.
Cairan yang berada dalam pembuluh darah pada area tersebut selanjutnya menjadi bocor dan masuk
ke dalam pleura. Peningkatan pembentukan cairan dari pleura parientalis karena hipertensi kapiler
sistemik dan penurunan reabsorbsi menyebabkan pengumpulan abnormal cairan pleura.Adanya
hipoalbuminemia juga akan mengakibatkan terjadinya peningkatan pembentukan cairan pleura dan
berkurangnya reabsorbsi, hal tersebut berdasarkan adanya penurunan pada tekanan onkontik
intravaskuler (tekanan osmotic yang dilakukan oleh protein). Luas efusi pleura yang mengancam
volume paru-paru, sebagian akan tergantung atas kekakuan relative paru-paru dan dinding dada.
Dalam batas pernafasan normal, dinding dada cenderung untuk recoil ke dalam (paru-paru tidak dapat
berkembang secara maksimal melainkan cenderung untuk mengempis).
E. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan Penurunan Ekspansi Paru
2. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungna dengan Faktor biologis
4. Intoleran Aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan Antara Suplai dan Kebutuhan Oksigen
F. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru
a. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
d. Pasang mayo bila perlu
e. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
f. Berikan bronkodilator bila perlu
g. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
h. Lakukan suction pada mayo
i. Berikan bronkodilator bila perlu
j. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
k. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
l. Monitor respirasi dan status O2
2. Intoleran Aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan Antara Suplai dan Kebutuhan Oksigen
a. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
b. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas,
c. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas,
d. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan,
e. Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual
f. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
g. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
h. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
Kasus : Tn. S Masuk ke Rs pada tanggal 27 Desember 2019, Klien datang dengan keluhan sesak nafas dan terlihat batuk.
Saat dikaji klien mengeluh sesak nafas dan sering batuk,pasien tampak lemas dan lesu. TD : 110/70 mmHg, N : 96x/mnt,
RR : 24x/mnt dan Suhu : 36,3 C.
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.S
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Depok,Bekasi
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal masuk RS : 27 Desember 2019
Tanggal pengkajian : 28 Desember 2019
DX Medis : Efusi Pleura
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.Y
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Depok,Bekasi
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama : Sesak nafas
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien datang dengan keluhan sesak nafas dan terlihat batuk.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien mengatakan pernah menderita TB Paru dengan atelektasis paru
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien
dan tidak ada yang memiliki penyakit berat atau menular.
5. Pola Fungsional Kesehatan
a. Pola Bernapas
Sebelum sakit : Klien mengatakan bernapas dengan normal tanpa ada gangguan
Saat sakit : Klien mengatakan sesak dan batuk, RR : 24x/mnt, terpasang nasal kanul 3L/mnt
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : makan 3 kali sehari (nasi, lauk, sayur, buah) sebanyak 1 piring biasa. Minum 6 – 8 gelas/ hari.
Saat sakit : Klien mengatakan makan teratur tapi tidak menghabiskan makanan yang diberikan RS. Makan hanya ¼ porsi
dan merasa tidak nafsu makan. Minum 2-3 botol air mineral ukuran sedang/hari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB normal teratur 1-2 sehari dan BAK juga teratur
Saat sakit : BAK melalui kateter, BAB 1x
4. PolaIstirahat/Tidur
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur normal tidak ada gangguan
Saat sakit :Tidur Siang : ± 2 jam, Tidur Malam: ± 4-6 Jam. Klien mengatakan terkadang terbangun saat malam hari
karena tidak nyaman tidur.
5. Pola berpakaian
Sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit menggunakan pakaian seperti biasa saat sehari-hari.
Saat sakit : Klien mengatakan menggunakan pakaian terkadang dibantu karena terpasang infus pada tangan klien
10. Polakomunikasi
sebelum sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan nomal.
bsaat sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan normal.
14. Polabelajar
sebelumsakit : Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang dideritanya
saat sakit : Klien mengatakan mengetahui penyakitnya setelah diberitahu oleh pihak RS
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
GCS : E : 4, V : 5, m : 6
Ttv ( TD 110/70 mmHg, Suhu 36,7oC, RR 24x/menit, N 96x/menit )
b. Kesadaran composmentis
c. Atropometri
BB : 55 kg
TB : 162 cm
IMT : 21 kg/m2
d. Kepala
Mecochepal, tidak ada benjolan, rambut berwarna hitam, wajah bengkak.
e. Mata
Conjungtiva anemis, tidak ada gangguan penglihatan
f. Hidung
Simetris,terpasang nasal kanul 3L/menit, tidak ada gangguan penciuman
g. Mulut
Simetris, mukosa bibir kering, mulut bersih dan tidak ada pendarahan.
h. Lidah
Pergerakan lidah normal.
i. Telinga
Simetris, terdapat sedikit serumen, fungsi pendengaran baik.
j. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
k. Kulit
Akral teraba hangat.
l. Thorax
Paru-Paru
I : Simetris, tidak ada benjolan dan luka, tidak ada udema.
P : Tidak ada nyeri tekan
P : suara paru sonor
A : suara vesikuler (+/+), ronkhi (+/-)
Jantung
I : ictus cordis tidak tampak, tidak ada benjolan.
P : ictus cordis tidak teraba.
P : suara jantung pekak.
A : suara jantung terdengar lup-dup.
Abdomen
I : simestris, tidak ada bekas operasi.
P : bunyi timpani.
P : tidak ada nyeri tekan.
A : bunyi bising usus
m.Ekstremitas
• Atas : pada ekstremitas atas tangan bisa digerakkan dengan baik, pada tangan kiri terpasang infus NaCl
• Bawah: kedua kaki dapat bergerak bebas, tidak ada fraktur, tidak ada luka, bengkak pada kedua kaki
n.Genetalia
Jenis laki-laki, terpasang kateter.
7. Pemeriksaan Penunjang
HITUNG JENIS
Basofil% 0.3 00.-1.0 %
Eosinofil% 0.9 L 2.0-4.0 %
Neutrofil% 88.8 H 50.00-70.0 %
Limfosit% 5.2 L 25.0-40.0 %
Monosit% 4.8 8. %
8. Program Terapi
1) IV
MPS
Ranitidine 50mg/12jam
2) Oral
Zinc 10mg/12jam
NAC 200mg/8jam
Biosanbe 1 tablet/12jam
Sueralfat 1 cth/8jam
Sanmagh 1 cth/8jam
Omeprazole 1 tablet/12jam
D. Analisa Data
Senin,28/12/19, 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama # Management Airway 1.Agar terpantau TTV seperti
2x24 jam diharapkan masalah dapat teratasi 1.Monitor TTV seperti TD, nadi, RR dan TD,N,RR dan Suhu
08.00 dengan kriteria hasil : suhu. 2.Untuk membatu pernapasan
# Status respirasi 2.Berikan O2 dan mengurangi sesak pada
3.Monitor aliran oksigen klien
Indicator Awal Target 4.Auskultasi suara nafas tambahan 3.Untuk memantau aliran
5.Posisikan pasien untuk oksigen yang mengalir dalam
Irama 2 4 memaksimalkan ventilasi membantu mengurangi sesak
pernapasan 6.Kolaborasidengandokteruntuk 4.Untuk mengetahui adanya
pemberian terapi obat suara nafas tambahan atau
Frekuensi 2 4 tidak
pernafasan 5.Membantu memaksimalkan
ventilasi dan mengurangi sesak
Batuk 1 4 6.Dapat membantu menambah
energi dan intake cairan pada
KetSuara
: nafas 2 4
klien
tambahan sangat berat
1.Keluhan
2.Keluhan berat
3.Keluhan sedang
4.Keluhan ringan
5.Tidak ada keluhan
Hari/Tgl/ NO
Tujuan Intervensi Rasional TTD
Jam DX
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Untuk memantau kemapuan
#Bantuan Perawatan Diri
2x24 jam diharapkan masalah dapat teratasi dengan pasien dalam melakukan
kriteria hasil : perawatan diri
#Perawatan Diri : ADLs 1. Monitor kemampuan 2. Untuk memudahkan pasien
pasien untuk perawatan diri dalam melakukan kebersihan
Indicator Awal Target
diri, berpakaian, berhias,
secara mandiri toileting dan makan
Kemudahan 2 4
dalam 2. Monitor kebutuhan untuk 3. Memberikan motivasi
aktivitas
kepada pasien agar dapat
alat-alat bantu dalam melakukan aktivitas secara
sehari-hari
kebersihan diri, berpakaian, mandiri
Kebersihan 2 4 4. Melatih pasien agar cepat
berhias, toileting dan dalam perkembangan untuk
Berpindah 2 4
makan melakukan aktivitas secara
Berjalan 2 4 mandiri
3. Dorong klien untuk
Ket :
melakukan aktivitas sehari-
1. Sangat terganggu hari yang norml sesaui
2. Banyak terganggu kemampuan
3. Cukup terganggu Ajarkan pasien/keluarga untuk
4. Sedikit terganggu mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan jika pasien
5. Tidak terganggu tidak mampu melakukannya
F. Implementasi Keperawatan
Hari/Tgl/Jam No.Dx Implementasi Respon Pasien TTD
Senin,28/12/19, 1 1. Memonitor TTV DS : -
08.00 DO : CM, KU sedang, TD : 110/70 mmHg, RR :
24x/mnt, N : 96x/mnt, S : 36,6C
1
3. Auskultasi suara nafas tambahan DS : -
DO : Pasien tampak lemas, terdengar suara nafas
tambahan ronkhi
4. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi DS : Pasien mengatakan sesak jika berbaring
terus ditempat tidur
DO : Pasien tampak gelisah dan duduk di tempat
tidur
2
08.20 5. Memonitor kemampuan pasien untuk perawatan diri secara DS : pasien mengatakan dalam beraktivitas
mandiri dibantu keluarga
DO : Pasien tampak lemas
Hari/Tgl/Jam No.Dx Implementasi Respon Pasien TTD
12.00 2
Add your title
6. Mendorong klien untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang
DS : Pasien mengatakan mudah lelah jika
beraktivitas karena lemas
norml sesaui kemampuan DO : Pasien tampak lemas, diam
Batuk 1 4 3
- Monitor respirasi dan status O2
Kemudahan 2 4 3
dalam
aktivitas
sehari-hari
Kebersihan 2 4 3
Berpindah 2 4 4
Berjalan 2 4 3
P : Lanjutkan intervensi
Thank you
THE PROFESSIONAL PRESENTATION TEMPLATE
Reporter
Time