Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN AKUNTANSI

• Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) adalah


pendididkan tambahan pada pendidikan tinggi
setelah program sarjana Ilmu Ekonomi dalam
program studi akuntansi berdasarkan Surat
Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomer 179/U/2001 tanggal 21 November
2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi
Akuntan. Pendidikan akuntansi dilakukan dalam
berbagai tingkat pendidikan formal maupun non
formal.
• Salah satu jenjang pendididkan akuntansi yang
paling terkait dengan profesi akuntan publik
adalah pendidikan jenjang S1 yang dilaksanakan
oleh lembaga pendidikan tinggi. Sampai dengan
tahun 1950an, di Indonesi belum ada profesi
akuntansi lulusan universitas local. Hampir
semua akuntan memiliki kualifikasi professional
yang berasal dari Belanda. Munculnya Undang-
Undang No. 34/1954 tentang Pemakaian Gelar
Akuntan merupakan fondasi lahirnya akuntan
yang berasal dari universitas lokal.
• Namun demikian, kantor akuntan publik milik
Belanda tidak mengakui kualifikasi mereka. Atas
dasar kenyataan tersebut, akuntan lulus
Universitas Indonesia bersama-sama dengana
akuntan senior lulusan Belanda mendirikan
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada tanggal 23
Desember 1957. Professor Soemardjo
Tjitrosidojo-akademisi berpendidikan Belanda
adalah Ketua Umum IAI yang pertama (Yunus
1990). Tujuan didirikannya IAI antara lain untuk
mempromosikan status profesi akuntansi,
mendukung pembangunan nasional dan
meningkatkan keahlian serta kopentensi akuntan.
• Selama tahun 1960an, menurunya peran
kegiatan keuangan mengakibatkan penurunan
pemerintaan jasa akuntansi dan kondisi ini
berpengaruh pada perkembangan profesi
akuntansi di Indonesia. Namun demikian,
perubahan kondisi ekonomi dan politik yang
terjadi pada akhir era tersebut, telah
mendorong pertumbuhan profesi akuntansi.
Profesi akuntansi mulai berkembang cepat
sejak tahun 1967 yaitu setelah dikeluarkannya
Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan
Undang-Undang Penanaman Modal Dalam
Negeri 1968 (Soemarso 1995).
• Kemajun selanjutnya dapat dilihat pada tahub 1990an
ketika Bank Dunia mensponsori Proyek Pengembangan
Akuntansi (PPA). Melalui proyek ini, berbagai standar
akuntansi dan auditing dikembangkan, standar profesi
diperkuat dan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP)
mualai dikenal. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
berstandar Internasional diberlakukan sebagai syarat
wajib bagi akuntan publik yang berpraktik sejak tahun
1997 (akuntan yang sudah berpraktik sebagai akuntan
publik sebelum 1997 tidak wajib mengikuti USAP). Hal
ini dapat dilihat dari SK Menteri Keuangan
No.43/KMK.017/1997 yang berisi ketentuan tentang
prosedur perizinan, pengawasan dan sanksi bagi
akuntan publik yang bermasalh (SK ini kemudian diganti
dengan SK No. 470/KMK.017/1999.
• Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika
terjadi kritis keungan di Asia pada tahun 1997 yang
ditandai dengan bangkrutnya berbagai perusahaan
dan bank Indonesia. Hal ini disebabkan perusahaan
yang mengalami kebangkrutan tersebut, banyak
yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari
akuntan publik. Tahun 2001, Dapartemen Keuangan
mengeluarkan Draft Akademik tentang Rencana
Undang-Undang Akuntan Publik (RUUAP) yang
membahas isu berkaitan dengan Undang-Undang
Akuntan Publik yang baru. Hal penting dalan RUU
AP ini adalah ketentuan yang menyebutkan bahwa
akuntan publik dan kantor akuntan publik dapat di
tuntut dengan saksi pidana.
• Sampai awal tahun 1990an, lebih dari 200
perusahaan terdaftar di pasar modal. Permintaan
investor, kreditor dan pemberi pinjaman
terhadap standar akuntansi yang berkualitas dan
komprehensif mewarnai pertumbuhan
perusahaan yang cepat tersebut. Akibatnya, pada
tahun 1994, IAI mengadopsi Framework for the
Preparation and Presentation of Financial
Statement yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standard Committee (IASC). Pada
waktu yang bersamaan, IAI juga mengadopsi
standar akuntansi internasional (International
Accounting Standards atau IAS)-yang diberi nama
Peryataan Standar Akuntansi Kuangan (PSAK).
• Dalam Kongres IAI ke-7, diputuskan bahwa IAI
menggunakan IAS sebagai dasar pelaporan
keungan domestic dan menyetujui bebrapa
PSAK yang baru. Selama tiga dekade,
pelaporan keungan di Indonesia telah
berkembang secara substansial. Indonesi telah
melakukan berbagai perubahan dalam
mengadopsi standar akuntansi keuangan dan
sekarang ini mengadopsi standar akuntansi
internasional (international financial reporting
standard-IFRS) yang dikeluarkan International
Accounting Standard Board (IASB).

Anda mungkin juga menyukai