Anda di halaman 1dari 9

CARA BERDAKWAH

SECARA BERTAHAP

ILMU HADITS
NAMA
KELOMPOK

~ MISLIANI NUR (50500121022)


~ RIZKI SAHPUTRA (50500121003)
~ ABDUL RAHMAN (50500121009)
Pengertian Hadits
Secara bahasa, hadits berarti perkataan, percakapan,dan hadis
disebut juga “sunnah”. Secara istilah berarti segala perkataan (sabda),
perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang
dijadikan landasan syariat islam. Adapun menurut pendapat yang
lainnya sebagai berikut:

~ Menurut ahli hadits, hadits ialah seluruh perkataan,perbuatan, dan hal


ihwal tentang nabi muhammad saw.

~ Menurut ulama ushul fikih, pengertian hadits hanya yang terkait dengan
hukum syara’ yakni segala perkataan,perbuatan, dan taqrir Nabi yang
terkait dengan hukum.

~Menurut ushuliyyin, hadits adalah segala sesuat yang disandarkan kepada


nabi saw, selain Al-Qur’an al karim, baik berupa perkataan, perbuatan,
maupun taqrir Nabi Saw. Yang bersangkut paut dengan hukum syara’.
Asbābul wurūd Ḥadīṡt
Asbābul wurūd hadist di atas yaitu terjadi ketika nabi Muhammad saw
mengutus salah satu sahabatnya yang bernama Mu’āż bin Jabāl untuk
berdakwa dinegeri yaman pada Tahun 10 Hijriyah, menjelang Haji wada’,
di mana sekitar empat bulan sebelum wafatnya Rasulullah saw. Mu’āż
bin Jabāl tidak di tugaskan untuk tidak mengajarkan agama islam secara
sekaligus, melainkan secara bertahap, berangsur-angsur dan tanpa adanya
paksaan.[4]
 
Isi Kandungan Hadits

● Metode graduasi (Al-Tadarruj), Yaitu metode berdakwah secara bertahap, ini sebenarnya
merupakan metode Al-Qur’an dalam membina masyarakat, baik dalam melenyapkan
kepercayaan dan tradisi Jahiliyah maupun yang lain. Demikian pula dalam menanamkan
aqidah, al-Quran juga memakai metode graduasi ini.[5] Al-Qura’an diturunkan kepada Nabi
saw secara bertahap (berangsur-angsur) begitu pula Nabi saw menyampaikan hal itu kepada
para sahabatnya. Karenanya sangatlah wajar apabila salah satu cara dakwah nabi Muhammad
saw adalah garduasi. Dakwa dan pengajarannya di sampaikan secara bertahap dan memerlukan
tahap matang dan di sesuaikan dengan kemampuan daya tangkap masyarakat atau tingkatan
pengertian mereka.
Namun tampaknya, metode graduasi dalam pendidikan Nabi saw bukan semata-mata
karena al-Qur’an diturunkan secara graduasi, melainkan juga merupakan kebijaksanaan Nabi
saw sendiri dalam pendidikan. Sebab banyak contoh yang menunjukkan Nabi saw tetap
memakai metode itu meskipun hal itu terjadi pada saat-saat akhir dari kehidupan beliau di mana
Al-Qur’an sudah hampir tuntas diturunkan.
 
Isi Kandungan Hadits

● Materi dakwah dan pengajaran pokok yang pertama disampaikan dalam adalah
mengenai Tauhid. Tauhid merupakan permasalahan yang paling penting dalam agama ini.
Maka mendakwahkannya juga merupakan perkara yang penting yang dan tidak boleh
disepelekan. Tauhid merupakan bagian yang terpenting dari agama ini, ia merupakan fitrah
yang telah Allah tetapkan pada setiap manusia.

Tauhid juga merupakan inti dakwah dan ajaran seeluruh nabi dan rasul, meski sayri’at
yang dibebankan kepada masing-masing umat berbeda. Tauhid merupakan ilmu tentang
mengesakan Tuhan, meyakini keesaan Allah swa dalam rububiyah, ikhlas beribadah kepada-
Nya, serta menetapkan bagi-Nya nama dan sifat-Nya. Dengan demikian tauhid ada tiga macam,
yaitu tauhid rububiya, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma wa sifat.[6]
 
 
Tahapan Dakwah Nabi saw Secara Historis
Tahapan dakwah Rasulullah saw terbagi menjadi dua sesi, yaitu Dakwah
Secara Sembunyi-sembunyi, dan dakwah secara terang-terangan.

Secara sembunyi-sembunyi Dakwah secara terang-terangan


Dakwah secara sembunyi-sembunyi, dilakukan Rasulullah saw Setelah tiga tahun berlalu, dan melakukan dakwah secara
di seputar keluarganya, selain itu juga dilakukan di kalangan sembunyi-sembunyi, maka Rasulullah saw ingin
orang-orang yang tertindas, lemah, dan membutuhkan menyampaikan dan menyebarkan secara terang-terangan.
pertolongan. Pada tahapan ini, Rasulullah saw mengajak Sebelum Rasulullah saw berdakwah secara terang-terangan,
mereka memeluk Islam, membina mereka dengan pemikiran- Rasulullah saw menjamu makan malam sederhana kepada
pemikirannya, membimbing mereka dengan tauhid. Demikian kaum Bani Hasyim (keluarga besar Rasulullah saw). Dalam
itu menunjukkan bahwa Rasulullah tidak pernah lepas dari acara tersebut Rasulullah saw mengajak kabilah Bani Hasyim
dakwah dan bersungguh-sungguh membina orang-orang yang untuk mengikuti langkah atau ajaran Islam.[11] Hasil yang
masuk Islam dengan pemikiran-pemikiran. Beliau didapatkan adalah mereka tidak menggubris ajakan Rasulullah,
mengumpulkan mereka di rumah Al-Arqām, dan mengirim bahkan meninggalkan tempat jamuan sebelum acara tersebut
sahabat yang akan membina mereka dalam bentuk kutlah di berakhir.
berbagai halaqah. Pembinaan secara kelompok yang dilakukan  
oleh Rasulullah hanya untuk orang-orang yang bersimpati
kepada Islam dan siap untuk menerima Islam.
Pandangan Ulama tentang hadis tersebut
Menurut Quraish Shihab, dalam menyajikan materi dakwah,
Al-Qur`an terlebih dahulu meletakkan satu prinsip bahwa manusia yang didakwahi
(mad’uw) adalah makhluk yang terdiri dari unsur jasmani, akal dan jiwa, sehingga ia
harus dipandang, dihadapi dan diperlakukan dengan keseluruhan unsur-unsurnya secara
serempak dan simultan, baik dari segi materi maupun waktu penyajiannya.
 
Metode dakwah yang paling tepat dan tidak akan lekang dimakan waktu menurut
Hamka adalah yang sesuai pengajaran Al-Qur`anyaitu pada surah An-Nahl ayat 125.
Tiga metode tersebut dapat selalu diterapkan di semua zaman dan segala medan.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

~Hidup bersama siapa adalah suatu pilihan, tetapi


hidup untuk Allah adalah suatu keharusan

Anda mungkin juga menyukai