Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan
bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi
digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak
dituntut menggunakan bahasa baku.
Ragam
1. Situasi dan Pemakaiannya
Contoh kalimat :
1. Ayah bilang kita harus pulang.
2. Saya tinggal di Depok.
Kelebihan Ragam Bahasa Lisan
Dapat disesuaikan dengan situasi.
Faktor efisiensi.
Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah
pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh
penutur.
Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan
kognitif.
Kekurangan Ragam Bahasa Lisan
Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
Contoh kalimat :
Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur
emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kekurangan Ragam Bahasa Tulis
Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan
harus disusun lebih sempurna.
Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa
yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan
diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Perbedaan Ragam Bahasa Lisan dan Tulisan
No. Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis
Kosakata menekankan pilihan kata baku.
Kosakata lebih menekankan pilihan kata yang tidak baku.
1 Contoh: Contoh:
Bini Pak Camat bina ibu-ibu bikin kerajinan dari bambu. Istri Pak Camat membina ibu-ibu memproduksi kerajinan tangan dari
bambu.
Bentuk kata bahasa lisan cenderung tidak menggunakan imbuhan Bentuk kata bahasa tulis berimbuhan.
(awalan, akhiran).
2
Contoh: Contoh:
Zahra sedang masak nasi. Zahra sedang memasak nasi.
2. Reid (1956)
Menyatakan seorang penutur dalam situasi berbeza-beza akan menggunakan laras mengikut situasi sosial
yang berlainan iaitu istilah teknik untuk menyatakan perlakuan bahasa (linguistic behavior) seseorang
individu.
Jenis Laras Bahasa
Ada dua macam laras bahasa yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu laras bahasa biasa dan laras bahasa khusus. Apakah yang dimaksud dengan
kedua macam laras bahasa tersebut? Berikut ini adalah pembahasan mengenai jenis-jenis laras bahasa.
• Laras bahasa biasa
Laras bahasa biasa adalah laras bahasa yang sering ditemukan dan digunakan oleh masyarakat luas, misalnya laras bahasa yang dipakai dalam bidang hiburan, seperti
laras bahasa berita, penerangan, dan lain-lain.
• Laras bahasa khusus
Laras bahasa khusus adalah laras bahasa yang digunakan dalam pemakaian khusus yaitu, laras bahasa ilmiah yang dipakai dalam penulisan laporan ilmiah, dan lain-
lain.
Kedua jenis laras bahasa ini dapat dibedakan dengan cara melihat beberapa hal berikut ini:
1. Kosakata
2. Gaya Bahasa, dan
3. Tata bahasa.
Macam-Macam Laras Bahasa
1. Laras Bahasa Ilmiah
2. Laras Bahasa Jurnalistik
3. Laras Bahasa Kreatif
4. Laras Bahasa Sastra
5. Laras Bahasa Hukum
6. Laras Bahasa Bisnis
1. Laras Bahasa Ilmiah
laras bahasa ilmiah, dapat dianggap sebagai laras bahasa yang paling sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Laras bahasa itu dipakai, antara lain, pada skripsi, makalah, dan buku teks. Pada laras
bahasa ilmiah, paragraf dan kalimatnya panjang, pilihan katanya baku dan ilmiah, serta ejaannya
tertib.
2. Laras Bahasa Jurnalistik
laras bahasa jurnalistik beciri-ciri paragraf dan kalimatnya masih
pendek, pilihan katanya populer, tetapi ejaannya lebih tertib. Laras
bahasa itu dipakai pada, antara lain, berita, siaran pers, dan esai.
Bahasa yang digunakan pada produk jurnalistik perlu dapat dipahami
dengan mudah oleh publik.
3. Laras Bahasa Kreatif
laras bahasa kreatif, diterapkan dalam wara atau iklan, konten media
sosial, serta antarmuka pengguna (user interface/UI) aplikasi. Meski
tidak selentur laras bahasa sastra, bahasa yang digunakan pada laras
bahasa kreatif harus lentur karena difokuskan pada penerimaan
pembacanya. Kalimat yang pendek, pilihan kata yang santai, serta ejaan
yang masih dapat dilenturkan merupakan ciri umum laras bahasa itu.
4. Laras Bahasa Sastra
Laras sastra adalah bahasa yang merupakan hasil dari cetusan
kreasi, imajinasi dan pengalaman. Karya sastra berupa puisi, prosa,
dan drama merupakan bagian dari laras bahasa sastra. Sastrawan
memiliki lisensi puitis (licentia poetica) yang membebaskan mereka
untuk mendayagunakan bahasa demi mewujudkan keindahan. Pilihan
kata pada laras bahasa itu fleksibel dan ejaan pun dapat dilenturkan
apabila diperlukan.
5. Laras Bahasa Hukum
tulisan berbentuk peraturan, perjanjian, dan akta merupakan bagian
dari laras bahasa hukum. Laras bahasa itu pada umumnya memiliki
paragraf dan kalimat yang sangat panjang serta pilihan kata yang beku
dan sulit untuk diubah. Meski demikian, bahasa pada laras bahasa
hukum tetap harus mudah dipahami dan tidak boleh menimbulkan
ketaksaan.
6. Laras Bisnis
kalangan profesional dan pemerintah memakai laras bahasa bisnis atau
dinas untuk penulisan surat, laporan, prosedur, dan sebagainya. Laras
bahasa bisnis mengandung paragraf dan kalimat yang panjangnya
sedang. Pilihan kata pada laras bahasa itu pun baku dan teknis serta
ejaannya tertib.
Kesimpulan
Ragam dan Laras bahasa merupakan suatu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari, jika kita menggunakan laras
dan ragam bahasa yang baik dan benar, maka orang akan mengerti.
Contoh: jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua dengan bahasa yang sopan, namun laras yang
digunakan tidak baik, maka tutur bahasanya pun akan berantakan. Jadi kita harus bisa memadukan dengan baik
laras dan ragam bahasa yang baik dan benar.