Anda di halaman 1dari 18

JUVENILLE DIABETES

SUSANTI
DEFINISI
Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia kronik.
Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaan,
di antaranya adalah gangguan sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja
dari hormon insulin atau gangguan kedua-duanya (Weinzimer SA, Magge S. 2005).

Unit Kelompok Kerja (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
mendapatkan 674 data penyandang Diabetes Mellitus tipe 1 di Indonesia.

Data lain dari sebuah penelitian unit kerja koordinasi endokrinologi anak di seluruh wilayah Indonesia
pada awal Maret tahun 2012 menunjukkan jumlah penderita Diabetes Mellitus usia anak-anak
juga usia remaja dibawah 20 tahun terdata sebanyak 731 anak.
Ilmu Kesehatan Anak FFKUI (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) melansir, jumlah anak
yang terkena Diabetes Mellitus cenderung naik dalam beberapa tahun terakhir ini.
Tahun 2011 tercatat 65 anak menderita Diabetes Mellitus, naik 40% dibandingkan tahun 2009.
Tiga puluh dua anak di antaranya terkena Diabetes Mellitus tipe 2. (Pulungan, 2010).
KLASIFIKASI
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi (ISPAD 2009).

•DM Tipe-1 (destruksi sel-β)


- Immune mediated
- Idiopatik
•DM tipe-2
- resistensi insulin
•DM Tipe lain
- Defek genetik fungsi pankreas sel
- Defek genetik pada kerja insulin
- Kelainan eksokrin pankreas
( ex: Pankreatitis; Trauma/pankreatomi; Neoplasia; Kistik fibrosis; Haemokhromatosis;
Fibrokalkulus pankreatopati; dll. )
- Gangguan endokrin
( Akromegali; Sindrom Cushing; Glukagonoma; Feokromositoma; Hipertiroidisme;
Somatostatinoma; Aldosteronoma; dll. )
- Terinduksi obat dan kimia
( Vakor; Pentamidin; Asam Nikotinik; Glukokortikoid; Hormon tiroid;
Diazoxid; Agonis -adrenergik; Tiazid; Dilantin; -interferon; dll. )
•Diabetes mellitus kehamilan
Sumber: ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009.
ETIOLOGI
• Faktor Genetik
- Penderita diabetes tidak mendapat penyakit itu sendiri, melain diwarisi suatu predisposisi
kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan
pada orang yang memiliki tipe antigen HLA (human leucosite antigen).
HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas transplantasi antigen
dan proses imun lainnya.

• Faktor-faktor Imunologi
- Adanya respon autoto imun yang merupakan respon abnormal dimana antibodi
mengarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggap sebagai jaringan asing.

• Faktor lingkungan
- Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Langkah Pengobatan dengan Insulin
- Ada beberapa jenis insulin yang bisa digunakan. Di antaranya:
1) Insulin kerja cepat yang efeknya tidak bertahan lama, tapi bereaksi cepat.
2) Insulin kerja singkat yang efeknya dapat bertahan maksimal delapan jam.
3) Insulin kerja panjang yang efeknya dapat bertahan maksimal sehari.

• Pemantauan Kadar Gula Darah   


- faktor yang bisa memengaruhi kadar gula darah Anda adalah:
1) Stres.
2) Frekuensi dan intensitas olahraga.
3) Penyakit lain seperti pilek atau batuk.
4) Mengonsumsi obat lain.
5) Konsumsi minuman beralkohol.
6) Perubahan jumlah hormon selama menstruasi.
7) Pemeriksaan kadar gula darah secara teratur  
• Metode Penanganan Hiperglikemia
- Kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia) dapat terjadi karena beberapa sebab,
misalnya porsi makan yang terlalu banyak, kondisi kesehatan yang menurun, atau dosis insulin
yang kurang.
- Hiperglikemia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius.
Tubuh akan mengolah lemak dan otot sebagai sumber energi alternatif,
serta meningkatkan kadar asam dalam darah (ketoasidosis diabetik).
Ketoasidosis Diabetik sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan penderita
mengalami dehidrasi, muntah-muntah, kehilangan kesadaran, bahkan kematian.

• Metode Penanganan Hipoglikemia


- Saat kadar gula darah Anda terlalu rendah, Anda akan mengalami hipoglikemia.
umumnya terjadi pada penderita diabetes tipe 1.
- Hipoglikemia ringan adalah lemas, gemetaran, dan lapar. Hipoglikemia berat akan
mengakibatkan penderita diabetes merasa linglung, mengantuk, bahkan kehilangan
kesadaran Penderita diabetes yang mengalami kondisi ini harus diberi suntikan
glukagon (hormon yang dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat).
• Penanganan dengan Transplantasi Islet
- Dalam proses ini, sel islet diperoleh dari donor yang sudah meninggal
dan ditranplantasikan ke dalam pankreas penderita diabetes tipe 1.
Sel islet adalah jenis sel pankreas yang menghasilkan insulin.

• Penanganan dengan Transplantasi Pankreas


- Prosedur ini berisiko tinggi karena membutuhkan proses imunosupresi
yang lebih berbahaya dibanding terapi penggantian insulin sehingga
hanya dianjurkan beserta atau setelah transplantasi ginjal.

• Obat-obatan Lain untuk Mengurangi Risiko Komplikasi


- Penderita diabetes tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi,
seperti penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Karena itu dokter akan
menyarankan obat-obatan berikut untuk mengurangi risikonya, seperti:
1) Statin untuk mengurangi kadar kolestrol tinggi.
2) Obat penurun tekanan darah tinggi.
3) Obat-obatan ACE inhibitor, seperti enalapril, lisinopril, atau ramipril,
jika ada indikasi penyakit ginjal diabetik. Perkembangan penyakit yang
ditandai dengan adanya protein albumin dalam urine ini bisa
dikendalikan jika segera ditangani.
4) Aspirin dosis rendah untuk mencegah stroke.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes Urine dan Glukosa Darah untuk Menentukan Kandungan Glukosa
- Sampel urine akan dites untuk memeriksa kandungan glukosanya.
Pada kondisi normal, urine tidak mengandung glukosa.
- Sampel darah umumnya diambil sebanyak dua kali, yaitu glukosa puasa
dan dua jam setelah makan.Sampel darah untuk tes glukosa puasa akan dilakukan
pada pagi hari setelah berpuasa selama 8 hingga 12 jam.

• Tes HbA1c  
- Hasil pemeriksaan ini akan menunjukkan kadar gula rata-rata dalam darah pasien
selama periode 2 hingga 3 bulan terakhir.
- Tingkat HbA1c dengan angka 6,5% atau lebih akan menandakan pasien
mengidap diabetes. Tes ini juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan awal  untuk
orang yang berisiko mengidap diabetes.

• Tes Autoantibodi
- Prosedur ini dapat digunakan untuk membedakan diabetes tipe 1 dan 2
sebelum pasien mengalami hiperglikemia.
ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA :
1)Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2)Kekurangan volume cairan
3)Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
4)Kelelahan
DIAGNOSA NOC NIC
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan • Timbang berat badan setiap hari atau
Tujuan: kebutuhan nutrisi pasien
tubuh berhubungan dengan defisiensi terpenuhi Kriteria Hasil : sesuai dengan indikasi.
insulin/penurunan intake
•Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau • Tentukan program diet dan pola
nutrien yang tepat makan pasien dan bandingkan
•Berat badan stabil atau penambahan ke dengan makanan yang dapat
arah rentang biasanya dihabiskan pasien.
 
• Auskultasi bising usus, catat adanya
nyeri abdomen / perut kembung,
mual, muntahan makanan yang
belum sempat dicerna, pertahankan
keadaan puasa sesuai dengan
indikasI

• Libatkan keluarga pasien pada


pencernaan makan ini sesuai dengan
indikasi.
DIAGNOSA NOC NIC
• Berikan makanan cair yang
mengandung zat makanan (nutrien)
dan elektrolit dengan segera jika
pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui oral.

• Observasi tanda-tanda hipoglikemia


seperti perubahan tingkat kesadaran,
kulit lembab/dingin, denyut nadi
cepat, lapar, peka rangsang, cemas,
sakit kepala.

• Kolaborasi melakukan pemeriksaan


gula darah.

• Kolaborasi pemberian pengobatan


insulin

• Kolaborasi dengan ahli diet.


DIAGNOSA NOC NIC
2. Defisit volume cairan berhubungan • Pantau tanda-tanda vital, catat adanya
Tujuan: kebutuhan cairan atau hidrasi
dengan diuresis perubahan TD ortostatik
pasien terpenuhi Kriteria Hasil:
meningkat,hiperglikemia, diare,
•Pasien menunjukkan hidrasi yang • Pantau pola nafas seperti adanya
muntah, poliuria, evaporasi.
adekuat
pernafasan kusmaul
•Tanda vital stabil • Kaji frekuensi dan kualitas
pernafasan, penggunaan otot bantu
•Nadi perifer dapat diraba
nafas
•Turgor kulit dan pengisian kapiler baik, • Kaji nadi perifer, pengisian kapiler,
haluaran urin tepat secara individu dan
turgor kulit dan membran mukosa
kadar elektrolit dalam batas normal.
 
• Pantau masukan dan pengeluaran
DIAGNOSA NOC NIC
• Pertahankan untuk memberikan
 
cairan paling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi
jantung

• Catat hal-hal  seperti mual, muntah


dan distensi lambung.

• Observasi adanya kelelahan yang


meningkat, edema, peningkatan BB, 
nadi tidak teratur

• Kolaborasi : berikan terapi cairan


normal salin dengan atau tanpa
dextrosa, pantau pemeriksaan
laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
DIAGNOSA NOC NIC
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan • Monitor adanya daerah tertentu yang
Kriteria Hasil :
perifer. hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpu
•Tekanan systole dan diastole dalam
l
rentang yang diharapkan • Monitor adanya paretese
•Tidak ada ortostatik hipertensi • lnstruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada isi atau
•Tidak ada tanda tanda peningkatan
laserasi
tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15
mmHg) • Gunakan sarung tangan untuk
proteksi

• Batasi gerakan pada kepala, leher dan


punggung
DIAGNOSA NOC NIC
• Monitor kemampuan BAB

• Kolaborasi pemberian analgetik

• Monitor adanya tromboplebitis

• Diskusikan menganai penyebab


perubahan sensasi
DIAGNOSA NOC NIC
4. Kelelahan • Monitor dan catat pola dan jumlah
 kriteria hasil:
tidur pasien
•Kemampuan aktivitas adekuat
• Monitor lokasi ketidaknyamanan atau
•Mempertahankan nutrisi adekuat nyeri selama bergerak dan aktivitas
•Keseimbangan aktivitas dan istirahat
• Monitor intake nutrisi
•Menggunakan tehnik energi konservasi
• Ajarkan tehnik dan manajemen
•Mempertahankan interaksi sosial aktivitas untuk mencegah kelelahan
•Mengidentifikasi faktor-faktor fisik dan
psikologis yang menyebabkan kelelahan • Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan intake makanan
•Mempertahankan kemampuan untuk tinggi energy
konsentrasi
• Dorong pasien dan keluarga
mengekspresikan perasaannya
DIAGNOSA NOC NIC
• Catat aktivitas yang dapat
 
meningkatkan kelelahan

• Anjurkan pasien melakukan yang


meningkatkan relaksasi (membaca,
mendengarkan musik)

• Batasi stimulasi lingkungan untuk


memfasilitasi relaksasi
FIN

Anda mungkin juga menyukai