Anda di halaman 1dari 13

HUKUM KETENAGAKERJAAN

INISIASI 1

Sejarah Hukum Ketenagakerjaan


dan Ratifikasi Konvensi ILO
Pengertian Hukum Ketenagakerjaan
 Ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja (Pasal 1
angka 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 Prof. Iman Soepomo, S.H. menyimpulkan bahwa, Hukum perburuhan adalah
himpunan peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan dengan
kejadian di mana seseorang bekerja pada orang
 Istilah ketenagakerjaan berasal dari kata kerja ”tenaga kerja”, yang mempunyai
pengertian berdasarkan Pasal 1 angka 2 UU No. 13 Tahun 2003, sebagai : ”Setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_untuk_hidup
Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan sebelum
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Zaman Perbudakan, adalah suatu keadaan dimana seseorang yang disebut bidak melakukan
pekerjaan di bawah perintah pihak lain, yaitu pemilik budak. Sementara pihak yang disebut sebagai
budak tidak memiliki hak atas kehidupannya.
Zaman Kerja Paksa/Rodi, adalah sistem kerja yang diberlakukan secara kolektif dalam bentuk satuan
desa, suku atau kerajaan atau iuntuk keperluan raja. Awalnya berbentuk gotong royong tetapi
berubah menjadi kerja paksa untuk kepentingan seseorang atau pihak lain tanpa upah. Sistem kerja
paksa/rodi ini lebih kejam dari zaman perbudakan.
Zaman Punale Sanksi (Poenale Sanctie), adalah hukuman yang diberikan kepada pekerja karena
meninggalkan atau menolak melakukan pekerjaan tanpa alasan yang dapat diterima dengan pidana
denda antara Rp. 16.000 hingga Rp. 25.000 atau dengan kerja paksa selama 7 hari hingga 12 hari.
Sistem Perhambaan & Peruluhan. Adalah suatu peristiwa dimana seorang meminjam sejumlah uang
dengan cara menggadaikan dirinya sendiri atau orang lain yang berada di bawah kekuasaannya,
biasanya anaknya untuk melakukan pekerjaan di bawah perintah orang yang meminjamkan uang
tersebut hingga hutangnya lunas.
Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan setelah
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Periode 1945-1969
1. Lahir sejumlah UU sebagai bentuk ratifikasi konvensi ILO, yaitu: UU No. 12 tahun 1948 Tentang Kerja, UU
No. 33 Tahun 1947 Tentang Kecelakaan Kerja, dan UU No. 23 Tahun 1948 Tentang Pengawasan Perburuhan.
2. UU ketenagakerjaan secara umum cenderung memberi jaminan sosial dan perlindungan kepada buruh.

Kondisi buruh dan tenaga kerja di Indonesia mengalami perbaikan, Pemerintah Orde Lama mengeluarkan
beberapa peraturan perundang-undangan yang memberi perlindungan kepada tenaga kerja, yaitu :

a. UU Nomor 33 Tahun 1947 Tentang Kecelakaan Kerja


b. UU Nomor 12 tahun 1948 Tentang Kerja
c. UU Nomor 23 Tahun 1948 Tentang Pengawasan Perburuhan
d. UU Nomor 21 Tahun 1954 Tentang Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dan Majikan
e. UU Nomor 22 Tahun 1957 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
f. UU Nomor 18 Tahun 1956 Tentang Persetujuan Konvensi ILO Nomor 98 mengenai Dasar dasar dari Hak Untuk
Berorganisasi dan Berunding Bersama Permenaker No. 90 Tahun 1955 Tentang Pendaftaran Serikat Buruh
g. UU No. 12 Tahun 1964 tentang PHK
Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan setelah
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

 Kondisi perburuhan dapat dikatakan kurang diuntungkan dengan sistem yang ada.
 Buruh dikendalikan oleh tentara antara lain dengan dibentuknya Dewan
Perusahaan di perusahaan-perusahaan yang diambil alih dari Belanda dalam
rangka program nasionalisasi, untuk mencegah meningkatnya pengambil alihan
perusahaan Belanda oleh buruh.
Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan setelah
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Periode 1969-sekarang
Peraturan dan UU Ketenagakerjaan yang disusun dan diundangkan pada masa ORBA, yaitu:
a. UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja
b. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. UU No. 2 Tahun 1971 tentang Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kecelakaan Kerja
d. UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek
Peraturan Perundang-undangan yang disusun pada masa Reformasi
a. Keputusan Presiden No. 83 Tahun 1998 yang mensahkan Konvensi ILO No.87 Tahun 1948 tentang Kebebasan
Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi (Concerning Freedom of Association and Protection of the
Right to Organise) berlaku di Indonesia.
b. Ratifikasi keputusan ILO tentang Usia Minimum untuk diperbolehkan Bekerja/Concerning Minimum Age for
Admission to Employment (Konvensi No. 138 tahun 1973) yang memberi perlindungan terhadap hak asasi anak
dengan membuat batasan usia untuk diperbolehkan bekerja melalui UU No. 20 Tahun 1999.
c. Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia Tahun 1998-2003 yang salah satunya diwujudkan
dengan pengundangan UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, dan Peraturan Pemerintah
Pengganti UU (Perppu) No. 1 tahun 1999 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (diundangkan dengan UU No.
26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM.
Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan setelah
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Periode 1969-sekarang
Peraturan Perundang-undangan yang disusun pada masa Reformasi
a. Keputusan Presiden No. 83 Tahun 1998 yang mensahkan Konvensi ILO No.87 Tahun 1948 tentang
Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi (Concerning Freedom of
Association and Protection of the Right to Organise) berlaku di Indonesia.
b. Ratifikasi keputusan ILO tentang Usia Minimum untuk diperbolehkan Bekerja/Concerning Minimum
Age for Admission to Employment (Konvensi No. 138 tahun 1973) yang memberi perlindungan
terhadap hak asasi anak dengan membuat batasan usia untuk diperbolehkan bekerja melalui UU
No. 20 Tahun 1999.
c. Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia Tahun 1998-2003 yang salah satunya
diwujudkan dengan pengundangan UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, dan
Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) No. 1 tahun 1999 Tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia (diundangkan dengan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM.
Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan setelah
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Periode 1969-sekarang
d. UU No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
e. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
f. Undang-Undang yang juga sangat fundamental lainnya adalah UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial yang disahkan pada 14 Januari 2004 dan
g. Undang-Undang No. 39 tahun 2004 Tentang Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar
Negeri.
h. Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
i. UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
j. UU No. 1 Tahun 2008 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 185 mengenai Dokumen Identitas Pelaut Tahun
1958
k. UU No. 29 Tahun 2009 tentang Perubahan UU No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
l. PP No. 23 Tahun 2004 tentang BNSP
Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan setelah
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Periode 1969-sekarang
m. Kepres No. 107 Tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan
n. Perpres No. 50 Tahun 2005 tentang Lembaga Produktifitas Nasional
o. PP No. 8 tahun 2005 tentang Tata Kerja dan dan Susunan Lembaga Kerja Sama Tripartit
p. PP No. 46 Tahun 2008 tentang Perubahan PP No. 8 tahun 2005 tentang Tata Kerja dan dan Susunan Lembaga
Kerja Sama Tripartit
q. PP No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
r. PP No. 15 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta
Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja
Organisasi Buruh Internasional
(International Labour Organization)
Pengertian dan Sejarah ILO
 Organisasi Buruh Internasional (ILO) adalah merupakan wakil dari badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah Internasional
ketenagakerjaan atau buruh international sesuai standart international ,
perlindungan sosial, dan kesempatan kerja untuk semua orang.
 ILO didirikan pada tahun 1919, sebagai bagian dari Perjanjian Versailles yang
mengakhiri Perang Dunia Pertama, untuk mencerminkan keyakinan bahwa
perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat dicapai bila didasari pada
keadilan sosial. Para pendiri ILO telah berkomitmen untuk memasyarakatkan
kondisi kerja yang manusiawi serta memerangi ketidakadilan, penderitaan dan
kemiskinan.
 Pada 1946, ILO menjadi lembaga spesialis pertama di bawah PBB yang baru saja
terbentuk. Saat peringatan hari jadinya yang ke 50 di tahun 1969, ILO menerima
Hadiah Nobel Perdamaian.
Organisasi Buruh Internasional
(International Labour Organization)
Tujuan ILO
 Merumuskan kebijakan dan program-program kerja secara internasional untuk
meningkatkan kodisi hidup, memperluas kerja , dan meningkatkan hak-hak asasi
manusia;
 Menciptakan standar perburuhan internasional untuk dijadikan
petunjuk/pedoman bagi penguasa atau pejabat-pejabat nasional dalam
melaksanakan kebijakan;
 Memperluas program-program kerjasama teknik internasional untuk membantu
pemerintah/negara yang menjadi anggota agar kebijakan tersebut dapat berjalan
dengan efektif/berhasil una dalam pelaksanaannya;
 Mengadakan latihan-latihan dan pendidikan, riset dan penerbitan untuk
membantu memajukan usaha-usaha tersebut di atas.
Organisasi Buruh Internasional
(International Labour Organization)
Ratifikasi Konvensi
Ratifikasi konvensi menyangkut kewajiban-kewajiban, antara lain:
 Bahwa negara anggota yang meratifikasi harus bersedia
menerapkan/melaksanakan aturan-aturan atay ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam konvensi;
 Setiap negara anggota berkewajiban untuk membuat/menyampaikan laporan
tentang pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan konvensi yang telah diratifikasi di
negara yang bersangkutan;
 Bersedia untuk menerima ketentuan-ketentuan pengawasan internasional
(international supervision).
Organisasi Buruh Internasional
(International Labour Organization)
Sejak ILO berdiri tahun 1919 sampai dengan tahun 1990 (ILC ke-77) telah diterima dan
disetujui 171 konvensi dan 178 rekomendasi yang mencakup bidang-bidang,
antara lain:
 Hak-hak asasi manusia (seperti kemerdekaan untuk berserikat, penghapusan kerja
paksa, penghapusan diskriminasi)
 Administrasi perburuhan
 Hubungan perburuhan
 Kebijakan ketenagakerjaan
 Syarat-syarat kerja
 Jaminan sosial
 Keselamatan dan kesehatan kerja
 Penggunaan tenaga kerja wanita, anak, dan orang muda
 Pekerjaan migran.

Anda mungkin juga menyukai