budaya organisasi merupakan pola karakteristik organisasi yang mengarahkan anggota organisasi untuk mengelola masalah dan keadaan sekitarnya. Budaya organisasi dianggap sebagai alat untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan apa yang boleh dilakukan, mengarahkan bagaimana mengalokasikan sumber dayanya, mengelola sumber daya organisasi dan SDM, dan sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan (Petrock, 1990). Miller menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan kumpulan nilai yang dianut dalam perusahaan dan mendasari bagaimana mengelola dan mengorganisasi perusahaan tersebut. Karateristik budaya organisasi 1. Asas Tujuan, adalah seberapa besar anggotanya memahami tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. 2. Asas Konsensus, yaitu seberapa besar organisasi memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk turut serta dalam proses mengambil keputusan. 3. Asas Keunggulan, adalah kemampuan perusahaan menumbuhkan sikap untuk selalu menjadi yang terbaik dan berprestasi yang lebih baik dari yang sudah pernah dicapai sebelumnya 4. Asas Kesatuan, yaitu suatu sikap terhadap keadilan dan pemihakan terhadap anggota organisasi dan kelokmpok yang ada dalam organisasi tersebut. 5. Asas Prestasi, yaitu sikap organisasi terhadap prestasi yang dicapai oleh anggotanya. 6. Asas Empirik adalah sejauh mana organisasi mau menggunakan bukti-bukti empirik dalam mengambil keputusan 7. Asas Keakraban adalah kondisi pergaulan social antar karyawan dalam organisasi. 8. Asas Integritas yaitu sejauh mana organisasi mau bekerja dengan sungguh- sungguh dalam mencapai tujuan organisasi. ada 10 faktor yang merupakan dasar atau karakteristik dari budaya organisasi. 1. Individual initiative, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan, kemandirian dan kesempatan yang dimiliki individu untuk menggunakan inisiatifnya dalam perusahaan. 2. Risk tolerance, yaitu seberapa jauh tingkat resiko yang boleh atau mungkin diambil oleh anggota dalam perusahaan. 3. Direction, adalah seberapa jauh perusahaan memberikan penjelasan tentang tujuan yang ingin dicapai dan kinerja yang diharapkan. 4. Integration, adalah sejauh mana unit-unit kerja dalam perusahaan didorong untuk bekerja dalam suatu sistem yang terkoordinasi. 5. Management Support, yaitu sejauh mana manajer-manajer dalam perusahaan memberikan pengarahan, dukungan dan berkomunikasi dengan bawahannya. 6. Control, yaitu sejumlah aturan, kebijaksanaan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengontrol perilaku karyawan. 7. Identity, yaitu sejauh mana anggota mengindentifikasikan diri pada perusahaan. 8. Reward system, yaitu bagaimana tingkat penghargaan yang diberikan perusahaan kepada karyawan. 9. Conflict tolerance, yaitu tingkat toleransi terhadap konflik yang muncul dalam perusahaan. 10. Communication pattern, yaitu sejauh mana komunikasi dalam perusahaan dibatasi berdasarkan susunan wewenang secara formal. budaya organisasi memiliki beberapa tingkatan, yaitu: 1. Tingkat artifacts, yaitu anggota organisasi yang memasuki organisasi telah memiliki proses dan struktur yang visible seperti melihat, mendengar dan merasakan. 2. Tingkat expaused value, yaitu anggota baru mulai belajar dan perlu tuntunan dari pimpinan organisasi mengenai strategi, tujuan, dan filosofi yang dianut oleh organisasi barunya. Budaya organisasi dapat ditelusuri kembali dari symbol-simbol, sejarah, jargon, seremoni, dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh pendirinya. 3. Tingkat basic underlying assumption, yaitu tahapan dimana anggota organisasi merasa yakin bahwa mereka diterima untuk melakukan sesuatu dengan benar secara tepat, Asumsi tersebut berpengaruh terhadap perasaan, pemikiran, persepsi, kepercayaan, dan pikiran bawah sadar para anggota organisasi. peran budaya organisasi adalah memberikan core organization value bagi suatu perusahaan. Martin (1992) menyatakan bahwa core organization value tercermin dari nilai-nilai fundamental seperti : (1) sensitifitas terhadap kebutuhan para customer dan tenaga kerjanya, (2) kebebasan karyawan untuk memberikan ide- ide baru, (3) kemauan untuk menerima resiko-resiko, dan (4) keterbukaan untuk dapat melakukan komunikasi secara bebas dan bertanggung jawab. Budaya organisasi juga berperan penting untuk : (1) memberikan suatu sense of identity bagi para anggota organisasi dalam memahami misi dan visi serta menjadi bagian integral dari organisasi, (2) menghasilkan dan meningkatkan komitmen terhadap misi organisasi, (3) memberikan arah dan memperkuat standar perilaku guna pengendalian pelaku organisasi agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah disepakati bersama (Noe dan Mondy, 1996). Peranan Budaya Organisasi terhadap Strategi Organisasi Penelitian yang dilakukan oleh Kotter dan Hesket (1992) menjelaskan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat berkorelasi positif terhadap peningkatan kinerja atau keunggulan organisasi dalam kurun waktu yang panjang. Dalam teorinya strong culture disebutkan bahwa budaya organisasi yang kuat akan meningkatkan kinerja organisasi dalam tiga hal, yaitu : • Budaya organisasi yang kuat akan menyebabkan terjadinya penyesuaian antar kelompok atau karyawan dalam perusahaan. • Budaya organisasi yang kuat akan berpengaruh terhadap kinerja bisnis. • Budaya organisasi yang kuat akan menciptakan kontrol dan struktur bagi perusahaan