Anda di halaman 1dari 10

IKHLAS DALAM BERAMAL

Sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk


menjalankan amal ibadah yang ditujukan kepada
Allah SWT. Namun, perlu diketahui juga bahwa
Allah SWT tidak akan menerima amal ibadah
seseorang yang dilakukan tanpa rasa ikhlas.
Ikhlas artinya melaksanakan amal ibadah
semata-mata demi mengharapkan ridho Allah
SWT. Tanpa ikhlas, setiap amal ibadah yang
dilakukan seseorang akan menjadi sia-sia.
Amal ibadah yang dilakukan seseorang juga akan
dinilai Allah SWT berdasarkan keikhlasannya.
Oleh karena itu, lakukanlah amal ibadah hanya
untuk menjunjung tinggi perintah Allah, bukan
dengan tujuan lain.
Hanya orang-orang ikhlas beramal yang akan
mendapat keutamaan dan keberkahan. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi:
"Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan
(bekerja dengan ikhlas). Mereka itu memperoleh
rezeki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan
mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di
dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.”
(Ash-Shaaffat: 40-43).
Salah seorang ulama bernama Syekh As-Syarqawi
menyebutkan, ada tiga jenis atau golongan ikhlas
beramal yang dilakukan manusia, yakni:
1. Keikhlasan Ibad (Hamba Allah)
Ikhlas dalam hal ini adalah seseorang ingin
menyelamatkan dirinya dari penyakit riya atau iri
hati atas amal yang dilakukannya, baik yang
terlihat maupun tidak terlihat.
Kelompok Ibad melakukan amalan semata-mata
karena Allah. Mereka mengharapkan pahala
serta dapat terselamatkan dari siksa api neraka.
Orang-orang yang termasuk ke dalam golongan
keikhlasan Ibad selalu menjalankan amal ibadah
tertentu untuk dapat meraih sesuatu yang
mereka inginkan.
2. Keikhlasan Muhibbin (Pecinta Allah)
Dalam hal ini, seseorang beramal karena Allah
dengan mengagungkan dan membesarkan nama-
Nya. Itu karena Allah berhak atas keagungan dan
kebesaran tersebut.
Kelompok ini beramal bukan untuk tujuan
mendapatkan pahala dan keselamatan dari siksa
api neraka. Namun sebagai bentuk kecintaannya
terhadap Allah SWT.
Seorang sufi bernama Rabi‘ah Al-Adawiyah
adalah salah satu dari kelompok Muhibbin. Ia
mengatakan, "Aku tidak menyembah-Mu karena
takut siksa neraka atau karena mengharapkan
surga-Mu sehingga aku harus menasabkan
ibadah padanya."
3. Keikhlasan Arifin (Ahli Makrifat)
Seseorang yang termasuk dalam golongan ini mampu
menggerakkan dirinya untuk beramal sebagai bentuk
kesaksian mereka atas keesaaan Allah. Mereka tidak
melihat kekuatan dan daya untuk beramal pada dirinya
sendiri.
Dalam cara pandang mereka, amalan yang mereka
lakukan dapat terlaksana karena kekuatan Allah. Bukan
kekuatan yang berasal dalam diri mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai