Anda di halaman 1dari 21

PH METER DAN MIKROJEDAL

S R I H E R I YA N T O
PENGERTIAN PH METER

• Ph meter adalah jenis alat ukur untuk mengukur derajat keasaman atau


kebasaan suatu cairan.
Pada Ph meter digital terdapat elektroda khusus yang berfungsi untuk
mengukur pH bahan-bahan semi padat , elektroda (probe pengukur)
terhubung sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai
pH.
KOMPONEN PH METER

1. Elektrode Kaca
Elektrode kaca berfungsi sebagai salah satu kutub di antara dua elektrode ph meter yang
tercelup ke dalam larutan. Pada ujung elektrode ini terdapat bulb yang berfungsi sebagai
tempat terjadinya pertukaran ion positif (H+).

Jika larutan bersifat netral, maka potensiometer tidak membaca adanya perbedaan
potensial di antara kedua kutub (pH=7). Sedangkan jika larutan bersifat asam, maka
potensial elektrode kaca menjadi lebih positif daripada elektrode referensi. Pada kondisi
ini, potensiometer membaca negatif yang akan diartikan oleh sistem sebagai pH<7. Dan
jika larutan bersifat basa, maka elektrode kaca akan memiliki potensial yang lebih rendah
daripada elektrode referensi. Pada kondisi ini pembacaan pH menjadi lebih besar
daripada angka 7.
2. Elektrode Referensi
Elektrode referensi berfungsi sebagai kutub lain selain elektrode kaca sehingga diantara
keduanya, yang terendam larutan tertentu, terbentuk rangkaian listrik. Elektrode ini didesain
memiliki nilai potensial yang tetap pada kondisi larutan apapun. Sehingga arah aliran listrik
yang terjadi hanya tergantung dari lebih besar atau lebih kecilnya potensial elektrode kaca
terhadap elektrode referensi.
3. TERMOMETER
SENSOR TEMPERATUR MENJADI SATU KOMPONEN WAJIB PH METER,
KARENA NILAI PH SANGAT DIPENGARUHI OLEH TEMPERATUR LARUTAN.
Tiga sensor pH meter yang terendam di dalam larutan yakni elektrode kaca, elektrode
referensi, dan sensor temperatur, dapat digabungkan menjadi satu komponen probe saja
sehingga didapatkan bentuk sensor pH meter Yang lebih Praktis
4. Amplifier
Setiap pH meter selalu membutuhkan penguat voltase atau dikenal dengan
amplifier. Voltase yang dihasilkan oleh dua elektrode pH meter terlalu
rendah yakni hanya sekitar 60 mV untuk setiap tingkatan nilai pH.

5, Mikroprosesor
Mikroprosesor pada pH meter berfungsi untuk menterjemahkan nilai voltase
yang dikirim oleh amplifier menjadi nilai pH. Perhitungan kompensasi nilai
temperatur larutan terukur, juga dihitung oleh mikroprosesor ini.
Mikroprosesor juga memproses semua opsi input yang ada pada pH meter.
Hasil dari pemrosesan mikroprosesor ini ditampilkan pada layar LCD pH
meter
2. METODE KJELDAHL
• Metode Kjeldahl dikembangkan pada tahun 1883 oleh pembuat bir bernama
Johann Kjeldahl.
• Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total
pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen.
•  Metode  ini  masihmerupakan  metode  standart  untuk  penentuan  kadar  prot
ein.  Karena  metode  Kjeldahl  tidak menghitung kadar protein secara
langsung, diperlukan faktor konversi (F) untuk menghitung kadar protein total
dan kadar nitrogen. 
• Faktor  konversi  6,25  (setara dengan  0,16  g  nitrogen  per  gram  protein)  di
gunakan  untuk banyak jenis makanan, namun angka ini hanya nilai rata-rata,
tiap protein mempunyai faktor
GAMBAR KJELDAHL MODREN
GAMBAR KJELDAHL DI LABOLATORIUM
TAHAPAN KJELDAHL

• Terdiri atas 3 tahapan yaitu :


• 1. Digesti
• 2. Netralusasi
• 3. Titrasi
DIGESTI
• Sampel makanan yang akan dianalisis ditimbang dalam abu
digesti dan digesti diengan pemanasan dengan penambahan asam
sulfat (sebagai Oksidator yang dapat mendigesti makanan),
Natriun sulfat anhidrat (Untukmempercepat tercapainya titik
didih) dan katalis seperti tembaga (Cu) , Selenium, titanium, atau
markurium ( Untuk mempercepat reaksi).
• Digesti mengubah nitrogendalammakanan ( Selain yang dalam
bentuk nitrat atau nitrit) menjadi ammonia, sedangkan unsur
organic lain menjadi CO2 dan H2O.
• Gas ammonia tidak dilepaskan ke dalam larutan asam karena berada dalam
bentuk ion ammonium (NH4+)yang terikat dengn ion sulfat (SO42-)
sehingga berada dalam larutan adalah :
• N Makanan + H2SO4 (NH4)2SO4 …..(persamaan 1)
NETRALISASI
• Setelah proses digesti sempurna, labu digesti dihu bungkan dengan labu
penerima (recieving Flask) melalui sebuah tabung.
• Larutan dalam labu digesti dibasakan dengan penambahan NaOH, yang
mengubah ammonium sulfat menjadi gas
(NH4)2SO4 +2NaOH 2NH3+2H2O+Na2SO4 ….(Persamaan 2)
• Gas ammonia yang terbentuk dilepaskan dari larutan dan berpindah keluar
dari labu digesti masuk ke labu penerima, yang berisi asam borat berlebih.
• Rendahnya pH larutan di labu penerima mengubah gas ammonia menjadi
ion ammonium serta mengubah asam borta menjadi ion
• NH3+H3BO3 NH4 + H2BO3 ………………(Persamaan 3)
TITRASI
• Kandungan nitrogen diestimasi dengan titrasi ion ammonium borat yang
terbentuk dengan asam sulfat atau hidroklorida standar, menggunakan
indicator yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi
H2BO3+H H3BO3 …………………(Persamaan 4)
• Kadar ion hydrogen (dalam mol) yang dibutuhkan untuk mencapai titik
akhir titrasi setara dengan kadar nitrogen dalam sampel makanan
(persamaan 3)
PRINSIP ANALISA KADAR PROTEIN

• “Bahan didestruksi dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis yang


sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan
dengan NaOH, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke
dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi”.
PROSEDUR/CARA KERJA PENETAPAN KADAR PROTEIN
• Timbang 0,1 g bahan yang telah dihaluskan dan masukkan ke dalam labu kjedahl. 
• Kemudian tambahkan 2,5 H2SO4 pekat, 1 gram katalis dengan beberapa butir  batu didih.
• Panaskan semua bahan dalam labu kjedahl dalam lemari asam sampai berhenti berasap. Teruskan pemanasan
dengan api besar sampai mendidih dan cairan menjadi jernih. Teruskan pemanasan tambahan kurang lebih 1
jam, kemudian matikan pemanas  dan biarkan bahan menjadi dingin.
• Pindahkan larutan hasil destruksi ke alat distilasi dan kemudian tambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan NaOH
50%.
• Pasang labu erlenmeyer yang berisi 25 ml HCl 0,02N dan 2-4 tetes indikator mengsel di bawah kondensor
distilasi. 
• Lakukan distilasi hingga volume larutan dalam Erlenmeyer mencapai 2 kali  volume awal.
• Bilas ujung kondensor dengan aquades dan tampungdalam Erlenmeyer.
• Titrasi distilat yang diperoleh dengan larutan standar NaOH 0,2N hingga diperoleh perubahan warna dari hijau
menjadi ungu.
• Siapkan juga larutan blanko dengan mengganti sampel dengan aquadest. Lakukan destruksi, distilasi dan titrasi
seperti pada sampel.
RUMUS PERHITUNGAN/PENENTUAN KADAR PROTEIN

Awalnya anda menghitung jumlah N yang terdapat dalam bahan, selanjutnya untuk
menentukan jumlah protein perlu anda kalikan dengan faktor koreksi.

%N=((ml NaOH blanko-ml NaOH contoh))/(g contoh x 1000)  x 100 x 14,008

% protein=%N  x faktor konversi


FAKTOR KONVERSI KADAR N MENJADI KADAR PROTEIN UNTUK BEBERAPA
JENIS BAHAN

No Bahan Faktor konversi


Bir, sirup, biji-bijian, ragi, makanan ternak, buah-buahan, teh, malt,
1 6,25
anggur
2 Beras 5,95
3 Roti, gandum, makaroni, bakmi 5,70
4 Kacang tanah 5,46
5 Kedelai 5,75
6 Kenari 5,18
7 Susu Kental Manis 6,38
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai