Anda di halaman 1dari 7

ANALISA JURNAL

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


FRAKTUR
DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:
Arief Raunaq Al Marduf (200203088)
Ikhsan Saifudin (200203130)
Sutrisno (200203122)
Dinareka Eka Pramesti(200203090)
  Jurnal 1 Jurnal 2
Peneliti Sasono Mardiono ,Herwin Tri Putra Tamara S. Ritsema, MPH, MMSc, ​PA-C, Gabor D.
Kelen, MD, Peter J. Pronovost, PhD, MD, Julius
Cuong Pham, MD
 

Tahun 2018 2007


Judul Hubungan pengetahuan dan sikap Tren Nasional Kualitas Manajemen Nyeri Unit
perawat dalam penatalaksanaan Gawat Darurat untuk Fraktur Tulang Panjang
pembidaian pasien fraktur di rs
bhayangkara palembang 2018

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Para penulis melakukan studi kohort retrospektif
kuantitatif dengan desain cross sectional dengan menggunakan National Hospital
Ambulatory Medical Care Survey 1998-2003.
Pasien yang datang ke UGD dengan fraktur tulang
panjang (femur, humerus, tibia, fibula, radius,
atau ulna) dibandingkan. Penulis mengekstrak
data tentang pasien, kunjungan, dan karakteristik
rumah sakit. Hasil utama adalah proporsi pasien
yang menerima penilaian keparahan nyeri dan
yang menerima pengobatan analgesik.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 1998-2003
tanggal 26 April-11 Mei 2018

Tempat Penelitian Lokasi penelitian di Rumah Sakit Pasien yang datang ke UGD (Departemen Gawat
Bhayangkara di IGD dan ruang Jana Darurat) di Rumah Sakit
Nuraga 2.

Jumlah responden Sampel dalam penelitian ini adalah Ada 2.064 pasien dengan fraktur kualifikasi
perawat berjumlah 32 responden yang dalam masa studi, 834 dari 1998-2000 dan 1.230
dipilih dengan mengunakan teknik total dari 2001-2003.
sampling.

Kriteria responden Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara di Pasien dengan fraktur yang memenuhi syarat
IGD dan ruang Jana Nuraga 2.
Instrumen (alat ukur) Data dalam penelitian ini didapat dengan Para penulis melakukan studi kohort retrospektif
mengunakan instrumen kuesioner, dengan menggunakan National Hospital
selanjutnya dianalisis dengan mengunakan Ambulatory Medical Care Survey
uji chi square

Cara pengumpulan Data yang sudah terkumpul kemudian Kami menganalisis data dari NHAMCS, yang
data dianalisi menggunakan Uji chi square. dikumpulkan oleh Pusat Statistik Kesehatan
dengan menggunakan analisis proporsi dan Nasional (NCHS) cabang dari Pusat Pengendalian
dituangkan dalam tabel distribusi frekuensi. dan Pencegahan Penyakit (CDC).10 NHAMCS adalah
sampel perwakilan nasional dari kunjungan pasien
ke UGD. Rumah sakit yang dimiliki dan dioperasikan
oleh pemerintah federal, pusat perawatan darurat,
dan fasilitas yang tidak buka 24 jam sehari tidak
termasuk. NHAMCS menggunakan desain
pengambilan sampel empat tahap yang pertama
memilih wilayah geografis, kemudian rumah sakit
tertentu, kemudian area layanan darurat, dan
akhirnya catatan pasien individu untuk ditinjau.
Hasil dan Dari hasil distribusi frekuensi didapatkan Selama masa studi, diperkirakan ada 5,5 juta
pembahasan pengetahuan baik (53,1%) sedangkan pasien secara nasional dengan patah tulang
pengetahuan kurang baik (46,9%). Dari panjang; 3,7 juta pada tahun 1998–2000 (‘‘periode
hasil uji stastik chi square didapatkan p awal’’) dan 3,8 juta pada tahun 2001–2003
value= 0,035 yang jika dibandingkan (‘‘periode akhir’’). Ada 2.064 kunjungan untuk
dengan nilai α = 0,05 maka p value < 0,05 patah tulang panjang dalam database; 834 pada
sehingga hasil penelitian ini dapat tahun 1998–2000, dan 1.230 pada tahun 2001–
disimpulkan adanya hubungan 2003. Ada beberapa perbedaan yang signifikan
pengetahuan dengan penatalaksanaan secara statistik antara pasien pada periode awal
pembidaian pada pasien fraktur di dibandingkan dengan periode akhir. Pasien yang
Rumah Sakit Bhayangkara 2018. terlihat pada tahun 2001-2003 lebih mungkin
  tinggal di wilayah statistik metropolitan, terlihat
Dari hasil distribusi frekuensi sikap pada shift pertama atau ketiga, dan dirawat oleh
didapatkan sikap baik (65,6%) PA.
sedangkan sikap yang kurang baik (34,4%).
Dari hasil uji stastik chi square
didapatkan p value = 0.050 yang jika
dibandingkan dengan nilai α = 0,05 maka
p value ≤ 0,05 sehingga hasil penelitian ini
dapat disimpulkan adanya hubungan
sikap dengan penatalaksanaan
pembidaian pada pasien fraktur di
Rumah Sakit Bhayangkara 2018.

Kelebihan jurnal Menggunakan instrumen penelitian berupa Menggunakan Instrumen Survei lebih cepat dari
kuesioner yang singkat namun jelas penelitian sebelumnya selama bertahun-tahun
sehingga responden perawat untuk
melakukan pengisian kuesioner
Kekurangan jurnal tidak dijelaskan secara spesifik waktu dilakukan Ada beberapa keterbatasan potensial untuk penelitian
penelitian kami. Pertama, ada kemungkinan bahwa data kami dapat
menjadi bias karena kesalahan klasifikasi diagnosis.
Meskipun tujuan kami adalah untuk menangkap pasien
dengan fraktur akut, data mungkin termasuk pasien yang
datang ke UGD untuk tindak lanjut atau komplikasi dari
fraktur sebelumnya. Kami berharap fraksi pasien ini
rendah, karena UGD bukanlah lokasi rutin untuk
perawatan lanjutan. Lebih jauh lagi, kami mengharapkan
setiap kesalahan klasifikasi serupa pada periode awal dan
akhir (misklasifikasi nondiferensial). Terlepas dari
ketajaman, kami merasa bahwa pasien ini harus memiliki
penilaian nyeri dan pengobatan dalam hal apapun. Kedua,
ada bias kesalahan klasifikasi yang potensial dari penilaian
nyeri. Di UGD yang sibuk, ada kemungkinan nyeri dinilai
lebih sering daripada yang didokumentasikan. Meskipun
kami tidak mengetahui besarnya bias ini, kami berharap ini
meremehkan hasil kami. Ketiga, ada bias kesalahan
klasifikasi potensial dari pengobatan nyeri. Meskipun kecil
kemungkinannya, obat pereda nyeri mungkin diberikan
tanpa dokumentasi yang tepat. Kami berharap besarnya
bias ini kecil dan meremehkan hasil kami juga. Akhirnya,
ada potensi pembaur residual. Meskipun kami mengontrol
pembaur yang diketahui dan tidak diketahui, mungkin ada
yang lain (perubahan dalam penggantian biaya, perubahan
dalam beban kerja dokter, perubahan dalam dokumentasi,
dan sebagainya) yang mungkin memengaruhi hasil kami.
Karena ini tidak terukur, kami tidak dapat memperkirakan
besarnya atau arah perancu tersebut.
Rekomendasi Responden harus memiliki kesiapan Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar
atau sesiapan untuk bertindak dan fokus nasional pada penilaian dan manajemen
bukan merupakan pelaksanaan motif nyeri dilanjutkan. Penelitian masa depan harus
tertentu. Dengan demikian semakin diarahkan untuk mengeksplorasi dan menemukan
positif sikap perawat maka akan solusi untuk perbedaan dalam manajemen nyeri.
semakin baik pula tindakan
penatalaksanaan pembidaian pada
pasien fraktur.

Anda mungkin juga menyukai