Anda di halaman 1dari 30

RANGKAIAN PNEUMATIK

ATURAN DALAM DIAGRAM


RANGKAIAN PNEUMATIK
1. Cara menggambar ada 2 cara, yaitu secara
horisontal dan vertikal.

Metode Horisontal Metode Vertikal


ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)
2. Penyusunan Instrumen Pneumatik
Sebaiknya berurutan sesuai dengan
tingkatan dalam sistem Pneumatik,
yaitu :
Catu Daya, Elemen Masukan, Elemen
Pengolah, Elemen Kontrol, dan
Elemen Kerja.
ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)

Actuator

Final Control Element

Signal Processing Element

Signal Input Element

Energy Source
ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)
3. Simbol
Sebaiknya penggunaan simbol pada
diagram rangkaian Pneumatik sama
dengan simbol pada peralatan
Pneumatik yang sebenarnya.
ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)
4. Notasi State dari Instrument
Pada diagram rangkaian Pneumatik
sebaiknya digambarkan pada
keadaan state (belum diaktuasi /
dioperasikan)
ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)

State Diagram Operation Diagram


ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)
5. Metode Penyambungan
Dalam penggambaran diagram
rangkaian Pneumatik diusahakan
tidak ada penyambungan antar
komponen yang bersilangan (garis
yang bersilangan).
ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)

Penggambaran yang dianjurkan Penggambaran yang tidak


dianjurkan
ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)
6. Identifikasi Arah Operasional
Bila sistem Pneumatik menggunakan Katup
One Way Roller Lever (katup yang diaktuasi
searah) maka harus digambarkan arah
aktuasinya.
ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)
7. Identifikasi dari Connection Port
Pada setiap diagram rangkaian
hendaknya dilengkapi dengan
identifikasi dari Connection Port
(lubang penyambungan).
ATURAN DALAM DIAGRAM
RANGKAIAN PNEUMATIK (lanjutan)
RANGKAIAN OPERASIONAL
BERUNTUN
Sequence Control (Pengontrolan
Beruntun) adalah pengontrolan yang
melibatkan banyak silinder (Multiple
Cylinders).
Jadi Sequence Control adalah suatu
metode untuk menunjukkan unjuk kerja
dari sistem Pneumatik, terutama sistem
Pneumatik yang melibatkan lebih dari
satu silinder.
METODE IDENTIFIKASI
OPERASIONAL SISTEM
LV2
LV4

LV3
Silinder B

Conveyor 2 Sistem berfungsi memindahkan


LV5
kotak dari konveyor 1 ke
konveyor 2
LV1

Conveyor 1
Silinder A
METODE IDENTIFIKASI
OPERASIONAL SISTEM (lanjutan)
1. Metode Identifikasi Deskriptif
1) Pada saat kotak dari konveyor 1 datang
maka silinder A akan bergerak naik untuk
memindahkan kotak tersebut ke konveyor
2.
2) Silinder B akan maju untuk menempatkan
kotak pada konveyor 2.
3) Silinder A bergerak turun.
4) Silinder B bergerak mundur.
METODE IDENTIFIKASI
OPERASIONAL SISTEM (lanjutan)
2. Metode Identifikasi Tabel
Langkah ke- Silinder A Silinder B
1 Go + -
2 - Go +
3 Go - -
4 - Go -
3. Metode Identifikasi dengan Simbol
A+ B+ A- B-
METODE IDENTIFIKASI
OPERASIONAL SISTEM (lanjutan)
4. Notasi Vector Product
= Operasi maju
= Operasi mundur

5. Notasi dengan Grafik


Adalah dengan menggunakan
Diagram Blok. Terdiri dari 2 jenis,
yaitu Diagram Blok Operasional dan
Diagram Blok Kontrol.
METODE IDENTIFIKASI
OPERASIONAL SISTEM (lanjutan)
Diagram Blok Operasional
Keadaan berhenti
Nomor langkah
Atau tingkatan
1 2 3 4 5 Operasi sistem
1
Silinder A

Keadaan Normal Go+ Go-


Dari Silinder
METODE IDENTIFIKASI
OPERASIONAL SISTEM (lanjutan)
Diagram blok operasional dari 2 silinder
Gerakan silinder adalah A+ B+ A- B-
1 2 3 4 5
1
Silinder A

1 2 3 4 5
1
Silinder B

0
METODE IDENTIFIKASI
OPERASIONAL SISTEM (lanjutan)
Diagram blok operasional dengan
pengaturan waktu (Time Block
Diagram)
1
1 2 3 4 5

Silinder A

0
1 2 3 4 5
1
Silinder B

0
METODE IDENTIFIKASI
OPERASIONAL SISTEM (lanjutan)
Diagram Blok Kontrol
1 2 3 4 5
1
Valve

0
Desain Diagram Rangkaian
Pengontrolan Beruntun
 Dari contoh sebelumnya kita dapat
mengetahui bahwa gerakan dari silinder
adalah A+ B+ A- B-.
 Sistem juga memerlukan 5 buah limit
valve.
 Untuk mengoperasikan sistem, maka
diperlukan tombol start dimana tombol
tersebut harus dalam keadaan hidup (on)
selama sistem bekerja.
Desain Diagram Rangkaian
Pengontrolan Beruntun
Pemrograman Komponen
Diagram Blok Operasional dan
Diagram Blok Kontrol
1 2 3 4 5
1

Silinder A
0

Silinder B

HV

LV1

LV2

LV3

LV4

LV5
Diagram Rangkaian Pneumatik
Contoh 2
Buat sistem seperti pada contoh
sebelumnya (A+ B+ A- B-) tetapi
pengontrolannya dilakukan secara
manual (tidak memakai sensor untuk
mengetahui kedatangan kotak dari
konveyor 1.
Petunjuk : Tombol start hanya perlu
ditekan sekali dan langsung dilepaskan.
Jawab
Pemrograman Komponen
Jawab
1 2 3 4 5
1

Silinder A
0

Silinder B

HV

L1

L2

L3

L4
Jawab
LATIHAN
Buat sistem pneumatik yang terdiri dari 2
silinder dimana operasionalnya adalah pada
saat tombol start ditekan dan dilepaskan
maka silinder A akan bergerak Go+. Setelah
silinder A mencapai jarak maksimal maka
silinder B akan bergerak Go+ dan kemudian
langsung bergerak Go- setelah mencapai jarak
maksimal. Pada saat silinder B sudah berada
pada posisi semula, silinder A akan bergerak
Go-.

Anda mungkin juga menyukai