Anda di halaman 1dari 40

D-Dimer Examination Met

hod In Laboratory

I Gusti Lanang Agung Yoga Santika


D-dimer

Adalah produk akhir degenerasi


cross-linked fibrin oleh aktivitas
kerja plasmin

Kadar D-dimer akan meningkat pada kelainan emboli paru, deep vein thrombosis (DVT), tumor solid,
leukemia, infeksi berat, trauma atau post-operatif, disseminated intravascular coagulation (DIC),
kehamilan, stroke akut, sickle-cell anemia, gagal jantung kongestif.
Metode Pemeriksaan
Elisa

ELFA

CLIA

Imunoturbidimetric

Latex Agglutination

Immunofiltration

Rapid test

Prinsip Pemeriksaan D-Dimer :


Pengukuran kadar dengan immunoassay berdasarkan pada reaksi antibody
monoklonal dengan epitop D-Dimer
Perkembangan Metode Pemeriksaan D-Dimer

1. 1970 an - Metode Generasi Pertama, mampu mendeteksi


firbrinogen dan FDP namun hanya terbatas deng
an bahan berupa Serum.
2. 1980 an – Pengenalan antibody monoklonal yang menarget
kan domain D,
3. Pertengahan 1990 –ditemukan metoda ELFA , perkembang
an dari metode ELISA yang mengukur intensitas fluoresenc
e
4. Terbaru metode CLIA ,Imunoturbidymetri dan POCT mulai di
temukan
Elisa
(enzyme-linked immunosorbent assay)

Tipe
Kuantitatif
TAT
2 – 4 Jam

Kekurangan
Manual, Memerlukan tenaga kerja
Kelebihan terlatih dan terampil , Spesifisitas
Gold Standart, Sensitivitas Tinggi, sedang rendah

Contoh
Technozym (Diapharma )
Prinsip Kerja Elisa
Penambahan subtrat dan dilakukan
Antibody spesifik akan di pembacaan panjang gelombang sehingga
tambahkan sehingga berikatan jumlah D-Dimer pada sampel dapat di
dengan antigen ketahui

Antibody sekunder ( berlabel )


Sejumlah Antigen ditempelkan ditambahkan sehingga
pada suatu permukaan semakin memperkuatan ikatan
antibodi-antigen sbelumnya
HASIL PEMBACAAN ELISA

KUALITATIF
KUANTITATIF
Positif/Negatif  perubahan warna
kurva standart  nilai dibaca dg
fotometer/ spektrofotometer/ ELISA
reader

SEMIKUANTITATIF

PENGENCERAN SERUM
SECARA PROGRESIF
ELFA
(Enzyme-Linked Fluorescent Assay)

Tipe
Kuantitatif
TAT
35 – 40 menit

Kekurangan
Spesifitas sedang
Kelebihan
Tergolong metode referensi,
Sensitivitas tinggi, otomatisasi,,
tidak bergantung observer

Contoh
Vidas ( BioMerieux )
Prinsip Kerja ELFA
Kombinasi metode Elisa (Sandwich) dengan deteksi akhir fluorosen

SPR
(solid phase receptacle) Strip reagen Proses

sebagai fase solid dan alat • Konjugat : alkaline phosphatase- labelled  Reaksi terjadi dalam SPR dimana
pipetting yang dilapisi mouse monoclonal anti-human antibodi dan konjugat membentuk
dengan anti-human immunoglobulin sandwich.
immunoglobulin • Fluorescent substrate : 4-MUP  4-MUP dimasukkan ke dalam SPR
monoklonal tikus (4-Methyl-umbelliferyl dan enzim konjugat mengkatalisis
phosphate) dan DEA substrat menjadi 4-methyl-
(dietanolamine) umbelliferone yang diukur pada
• Washing buffers panjang gelombang 450nm
 Intensitas fluoresence berbanding
terbalik dengan konsentrasi antigen
yang ada pada sampel
HASIL PEMBACAAN ELFA

KUANTITATIF
CLIA
(CHEMILUMINESCENT ASSAY)

Tipe
Kuantitatif
TAT
25 – 40 menit

Kekurangan
Spesifitas sedang
Kelebihan
Sensitivitas tinggi, otomatisasi,
tidak bergantung observer

Contoh
Acustar ( werfen )
Prinsip Kerja CLIA
Suatu teknik pengamatan dari terbentuknya kompleks antigen-antibodi menggunakan emisi cahaya hasil dari suatu reaksi kimia,
Molekul yang sering digunakan sebagai chemiluminescence : luminol, acridium esters, ruthenium derivatives dan nitrophenyl oxalate

Antigen - monoclonal antibodi berlabel


biotin- monoclonal antibodi berlabel
rutenium
 kompleks sandwich

mikropartikel dilapisi streptavidin interaksi


komplek sandwich- streptavidin melalui
biotin
Prinsip Kerja CLIA
Campuran reaksi  diaspirasi ke dalam
sel pengukur mikropartikel secara
magnetis tertangkap pada permukaan
elektroda
ProCell (tripopilamin/TPA)
menghilangkan zat yg tak terikat
• ProCell menghilangkan
zat yg tak terikat, penghasil
sinyal elektrokimia
• Voltase induksi
chemiluminescent
Prinsip Kerja CLIA

• Chemiluminescent
 diukur dengan
photomultiplier
(PMT)
HASIL PEMBACAAN CLIA
KUANTITATIF
IMMUNOTURBIDIMETRIC

Tipe
Kuantitatif
TAT
15 menit

Kekurangan
Spesifitas sedang
Kelebihan
Sensitivitas tinggi, otomatisasi,
cepat, tidak bergantung observer

Contoh
STA Compact Max (STAGO)
Prinsip Kerja Immunoturbidimetric
Suspensi mikropartikel lateks,
dilapisi oleh ikatan kovalen dengan antibodi monoklonal
khusus untuk D-dimer
dicampur dengan plasma uji yang level D-dimernya akan
diuji.

Reaksi antigen-antibodi terjadi, yang mengarah ke


aglutinasi mikropartikel lateks yang menginduksi
peningkatan kekeruhan media reaksi.

Peningkatan kekeruhan ini tercermin dari sebuah


peningkatan absorbansi, yang diukur secara fotometri.

Peningkatan absorbansi tersebut adalah nilai dari level D-


dimer yang ada dalam pengujian sampel
Latex Aglutination

Tipe
Kualitatif / Semikuantitatif
TAT
Cepat

Kekurangan
manual, bergantung observer ,
Kelebihan spesifitas sedang
Cepat , Murah

Contoh
Remel D-dimer test ( thermo
scientific)
Prinsip Kerja Latex Aglutination

antigen (atau antibodi) spesifik dicampur dengan antibodi (atau antigen) yang dilapisi pada permukaan
partikel lateks. Reaksi antara antigen partikulat dan antibodi menghasilkan penggumpalan yang terlihat
Hasil Pembacan Latex Agglutination
Immunofiltration

Tipe
Kuantitatif
TAT
10-15 menit

Kekurangan
Sensitivitas sedang
Kelebihan
Spesifisitas Tinggi, Cepat , Murah

Contoh
Nycocard
Prinsip Kerja Immunofiltration
Molekul D-Dimer menempel selaput (membran) yang telah dilapisi
antibodi monoklon yang khas (spesifik) untuk DDimer lalu ditambahkan
konjugat untuk mengikat D-Dimer. Jika terdapat D-Dimer maka akan
tampak perubahan warna yang akan dibaca oleh alat reader
Rapid D-Dimer

Tipe
Kualitatif / kuantitatif
TAT
2 – 20 Menit

Kekurangan
sensitivitas sedang
Kelebihan
Cepat, wholeblood , spesifisitas
sedang

Contoh
D-dimer Nadal
Prinsip Kerja Rapid D-Dimer
Lateral Flow Imuno Assay
Kriteria Pemilihan Metode Pemeriksan D-Dimer

FDA + CSLI + spesifisitas > 50%

Selalu Tersedia
Harga Terjangkau
Tidak invasif pada pasien
Pemeriksaan Mudah Dilakukan
TAT dalam beberapa menit ( < 1 jam)
TAT
> 1 jam
Nilai Normal

Kadar normal D-dimer pada populasi dewasa adalah kurang dari


0,50 µg / ml
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan D Dimer

1. Trauma atau paska tindakan bedah


2. Kehamilan
3. Infeksi
4. Penggunaan obat Antikoagulan
5. Sampel Lipemik
6. Sampel Hemolisis
Keterbatasan Pemeriksaan D-Dimer

1. Perbedaan Spesifisitas karena perbedaan epitop yang


dipakai untuk membuat antibody monoklonal
2. Bahan pemeriksaan merupakan campuran fragmen dengan
BM bervariasi
3. Belum Ada Standar Internasional
4. Perbedaan Satuan : D-dimer Unit dan Fibrinogen
Equivalent unit
5. Membandingkan metode D Dimer sebaiknya berdasarkan
Clinical performance
Thank you
Insert the title of your subtitle Here
Soal-Soal

1. Manakah dari metode berikut yg tidak digunakan untuk


melakukan pemeriksaan D-Dimer ?
a. ELISA
b. ELFA
c. Immunoturbidimetri
d. Latex Agglutination
e. Polymerase Chain Reaction
Soal-Soal

2. Manakah Metode Pemeriksaan D-Dimer yang merupakan


tipe kualitatif/semikualitatif
a. PCR
b. ELFA
c. Immunoturbidimetri
d. Latex Agglutination
e. CLIA
Soal-Soal

3. Manakah yang merupakan keterbatasan metode


pemeriksan D-dimer
a. Perbedaan Spesifisitas karena perbedaan epitop yang
dipakai untuk membuat antibody monoklonal
b. Bahan pemeriksaan merupakan campuran fragmen denga
n BM bervariasi
c. Perbedaan Satuan : D-dimer Unit dan Fibrinogen
Equivalent unit
d. Belum Ada Standar Internasional
e. Semua benar
Soal-Soal
4. Prinsip metode Turbidimetri adalah
a. Kombinasi metode Elisa (Sandwich) dengan deteksi akhir
fluorosen
b. Reaksi antara antigen partikulat dan antibodi menghasilkan
penggumpalan yang terlihat kasat mata
c. Reaksi antigen-antibodi terjadi, yang mengarah ke aglutinas
i mikropartikel lateks yang menginduksi peningkatan
kekeruhan media reaksi
d. Molekul D-Dimer menempel selaput (membran) yang telah
dilapisi antibodi monoklon yang khas (spesifik) untuk
D-Dimer lalu ditambahkan konjugat untuk mengik
at D-Dimer
e. Reaksi antigen-antibodi terjadi setelah setelah dilewatkan m
embran nitriselulosa
Soal-Soal
5. Yang merupakan kriteria Pemilihan Metode Pemeriksan
D-Dimer

a. TAT < 1 jam


b. Sensitivitas mendekati 100%, spesifisitas > 50%
c. Alat dan reagensia mudah Tersedia
d. Tidak invansif pada pasien
e. Semua benar

Anda mungkin juga menyukai