Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDIDKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI


MKU DI PERGURUAN TINGGI

A. Latar Belakang dan Tujuan Pembelajaran Pkn Di


PT
B. Nilai-nilai Pancasila sebagai Orientasi (core value)
PKn
A. Latar Belakang dan Tujuan Pembelajaran Pkn Di PT
A.1. Latar belakang pendidikan kewarganegaraan

Perjalanan sejarah Bangsa Ditanggapi Bangsa Indonesia


Indonesia mengalami pasang dengan kesamaan nilai-nilai
surut, mengalami kondisi dan perj. yg dilandasi oleh jiwa,
tuntutan yg berbeda sesuai tekad & semangat
dengan zamannya kebangsaan

Semangat perjuangan Bangsa Kesemuanya tumbuh menjadi


Indonesia merupakan kekuatan kuat yg mampu mendorong
mental spiritual yang dapat proses terwujudnya NKRI
melahirkan sikap & perilaku
heroik & patriotik yang harus Nilai-nilai perjuangan bangsa
dimiliki oleh setiap warga masih relevan dalam
negara NKRI. memecahkan setiap
permasalahan dalam
bermasyrakat, berbangsa &
bernegara.
 Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang penting
bagi setiap anak bangsa, karena pendidikan kewarganegaraan
dapat menjadi panutan untuk menghindari perilaku-perilaku yang
menyimpang.
 Melalui pendidikan kewarganegaraan kita dapat mengetahui
sejarah perjuangan bangsa serta lebih menghargai arti dari
kemerdekaan Indonesia.
 Pendidikan kewarganegaraan terdapat di dalam UUD 1945
Landasan hukum pendidikan kewarganegaraan

1) UUD 1945

a) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita


tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang
kemerdekaannya).
b) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam
hukum dan pemerintahan.
c) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya
pembelaan negara.
d) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
e) Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan.

2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang


Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Objek pembahasan pendidikan kewarganegaraan

a) Objek Material. Segala hal yang berkaitan dengan warga


negara baik yang empirik maupun yang non-empirik, yang
meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam
kesatuan bangsa dan negara.

b) Objek Formal. Mencakup dua segi, yaitu segi hubungan


antara warga negara dan negara (termasuk hubungan antar
warga negara) dan segi pembelaan negara.

Rumpun Keilmuan. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat


interdisipliner (antar disiplin/bidang) bukan monodisipliner,
karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu
Kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu.
A.2. Tujuan Pembelajaran PKn di Perguruan Tinggi

Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks pendidikan


nasional (Pasal 3 UU RI 20/2003)

Pendidikan nasional berfungsi :


“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”
“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah” wajib
memuat:
a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c.
bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f.
ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya; h.
pendidikan jasmani dan olahraga; i.
keterampilan/kejuruan; dan j. muatan lokal.
(Ps 37 ayat 1 UU No 20 tahun 2003)

“Kurikulum pendidikan tinggi”


wajib memuat:
a. Pendidikan agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan;
c. Bahasa.
(Ps 37 ayat 2 UU No.20 tahun 2003)
“Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI
No.20 Tahun 2003:

“Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan


untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air”
Sasaran Pembelajaran Pkn Di Perguruan Tinggi

WAWASAN SIKAP DAN


PERCAYA
KEWARGA TANGGUNG
DIRI SBG
NEGARAAN BANGSA
JAWAB
INDONESIA DEMOKRATIS

WARGA
KOGNITIF NEGARA YANG AFEKTIF
CERDAS DAN
BAIK
KOMITMEN
PARTISIPASI BELA
SOSPOL NEGARA

KETERAMPILAN
KEWARGANEGARAAN
PSIKOMOTOR

9
Visi, Misi, dan Kompetensi Pendidikan
Kewarganegaraan
VISI
Matakuliah Kelompok Pengembangan Kepribadian (MPK)
(Pendidikan kewarganegaraan)
DI PERGURUAN TINGGI
(Pasal 1, SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002 )

Visi kelompok MPK di perguruan tinggi “menjadi sumber


nilai pedoman bagi penyelenggaraan program studi
dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya.“
MISI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
(Pasal 2, SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002)

Membantu mahasiswa selaku warganegara, agar


mampu :
“mewujudkan nilai dasar agama dan kebudayaan
serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam
menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang dikuasainya dengan rasa tanggung jawab
kemanusiaan”
Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan
Di Perguruan Tinggi
(Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002 )
Kompetensi: seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yg
hrs dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
a. Mengantarkan peserta didik
memiliki wawasan kesadaran
bernegara untuk bela negara dan
memiliki pola pikir, pola sikap dan
perilaku untuk cinta tanah air
Kompetensi kelompok MPK
Indonesia.
bertujuan menguasai:
-kemampuan berpikir, b. Menumbuhkembangkan wawasan
kebangsaan, kesadaran berbangsa
-bersikap rasional dan dinamis, dan bernegara sehingga terbentuk
-berpandangan luas sebagai daya tangkal sebagai ketahanan
manusia intelektual. nasional
c. Menumbuhkembangkan peserta
didik untuk mempunyai pola sikap
dan pola pikir yang komprehensif,
integral pada aspek kehidupan
nasional.
Nomenklatuur/Terminologi:
Pendididkan Kewarganegaraan Di Dunia

• CIVICS, CIVIC EDUCATION (USA)


• CITIZENSHIP EDUCATION (UK)
• TA’LIMATUL MUWWATANAH, (TIMTENG)
TARBIYATUL WATONIYAH
• EDUCACION CIVICAS (MEXICO)
• SACHUNTERRICHT (JERMAN)
• CIVICS, SOCIAL STUDIES (AUSTRALIA)
• SOCIAL STUDIES (NEW ZEALAND)
• LIFE ORIENTATION (AFRIKA SELATAN)
• PEOPLE AND SOCIETY (HONGARIA)
• CIVICS AND MORAL EDUCATION (SINGAPORE)
• OBSCESVOVEDINIE (RUSIA)
• PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (INDONESIA)
B. Nilai-nilai Pancasila sebagai Orientasi (core value) PKn

1. Nilai Ketuhanan
a. Pengalaman Kebertuhanan
b. Dialog antar agama dalam kebhinekaan keyakinan
c. Etnis, Agama dan Nasionalisme
d.Agama dan Pembangunan (Industrialisasi)

2. Nilai Kemanusiaan Indonesia


Manusia adalah subjek pendukung pokok negara.
Manusia sebagai atau menjadi subjek pendukung sila-
sila dalam Pancasila.
Pancasila menjadi dasar filsafat dan asas kerokhanian
bangsa dan negara Indonesia, karena bangsa sebagai rakyat
adalah terdiri atas manusia-manusia.
Unsur hakikat manusia adalah sebagai berikut:
1. Susunan Kodrat manusia terdiri atas:
a. Raga yang terdiri atas unsur benda mati, unsur
binatang dan unsur tumbuhan
b. Jiwa yang terdiri atas unsur akal, rasa dan kehendak
2. Sifat-sifat kodrat manusia terdiri atas:
a.Makhluk individu
b.Makhluk sosial
3. Kedudukan kodrat manusia terdiri atas:
a. Makhluk berdiri sendiri
b. Makhluk Tuhan (Notonagoro, 1975: 87-88)
3. Persatuan dalam Kebhinekaan
Beragam etis, suku, budaya dan agama pada masyarakat
Indonesia sesunggunya bisa menjadi modal sosial (capital social)
yang mendasar dalam membangun sebuah peradaban.
Dalam pengertian sederhana, kebhinekaan dapat dipahami
sebagai keragaman budaya dalam suatu komunitas.
Di dalam keragaman terdapat hubungan timbal-balik atau
interaksi, konflik, saling menghormati dan menghargai, toleran,
integrasi, dan bahkan disintegrasi.
Kehidupan mereka tidak diatur oleh sistem budaya tunggal dan
tertutup, atau dalam terminologi postmodern grand narrative,
narasi tunggal, melainkan terdiri atas sistem budaya yang
beragam dan nilai yang relatif
Mempersatukan ”mempersamakan” (conformity) semua elemen
negeri ini (slogan Orde Baru), atau mensejahterakan masyarakat
dengan kebijakan disentralisasi dan otonomi daerah (Orde
Reformasi)
 Ketika Bung Karno ‘menemukan’ nilai inti (core value) dari
Pancasila adalah gotong royong maka dapat dipahami
bahwa dalam persatuan nasional ini nilai “kesetaraan”
sangat penting.

4. Jiwa Kekeluargaan dalam Musyawarah


 “Kekeluargaan” yang menjadi jiwanya dalam melihat
Pancasila, Soediman Kartohadiprodjo merumuskan jiwa
kekeluargaan dalam Pancasila tersebut dengan rumusan:
“Kesatuan dalam Perbedaan, Perbedaan dalam
Kesatuan”.
 Pangkal pemikiran filsafat Pancasila adalah
kekeluargaan, yang berasal dari kata dasar ‘keluarga’,
yakni adalah sebuah sel menyatu (merupakan
kesatuan) tetapi pada saat yang sama terbangun oleh
perbedaan (ayah, ibu, anak-anak).
 Jiwa bangsa Indonesia yang tercermin dalam kekeluargan
terukur dalam bentuk hukum adat Indonesia
 Filsafat manusia ini tersusun dalam hubungannya dalam
kehidupan atau pergaulan hidup manusia yang
asasnya adalah kekeluargaan.

5. Hakikat Keadilan Sosial


 Keadilan sosial adalah menyangkut seluk beluk hidup
orang kebanyakan.
 Secara ideal, keutuhan Indonesia terjamin atas dasar
keadilan secara distributive (artinya, terdapat
pemerataan keadilan berbasis pada keperluan
masyarakat lokal atau setempat).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai