Anda di halaman 1dari 72

Konsep Dasar Pelatihan

1
Pengertian
• Konsep pelatihan dalam
pembelajaran ini :
Satu kesatuan proses untuk
mencapai tujuan yang
berfokus kepada
peningkatan pengetahuan,
sikap dan perilaku
(keterampilan) peserta
latih dalam upaya
mendukung tercapainya
tujuan.

2
• Pelatihan ditujukan untuk
meningkatkan sumber daya
manusia dalam hal
– Pengetahuan  berkaitan
dengan aspek kognitif
– Sikap dan berkaitan dengan
aspek afektif
– Perilaku (keterampilan)
berkaitan dengan aspek
psikomotorik

3
Prinsip Pelatihan

– Materi harus diberikan secara bertahap


– Tahapan tahapan tersebut harus disesuaikan dengan
tujuan
– Penatar harus mampu memotivasi dan menyebar
respon
– Adanya penguat (reinforcement)
– Menggunakan konsep shaping perilaku/penguatan diri
agar percaya diri

4
Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan pada hakekatnya merupakan
jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi oleh
individu atau sekelompok orang dalam memperoleh
dan meningkatkan kemampuan-kemampuan yang
diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan.

5
Manfaat Pelatihan
Pelatihan bagi instruktur akan memberikan manfaat
serta memberikan kemudahan dalam mengerjakan
tugasnya. Pelatihan juga membantu instruktur dalam
mengembangkan kemampuannya ke arah yang lebih
baik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

6
Ciri - Ciri Pelatih (Trainer Oriented)
1. Keberadaan pelatih lebih penting daripada
peserta
2. Pelatih mempunyai kekuasaan atas belangsungnya
proses
3. Peserta pasif (mendengarkan,mencatat, dan
bertanya untuk klarifikasi)
4. Metode yang digunakan lebih banyak ceramah
5. Peserta cenderung dilakukan sebagai objek
pelatihan
7
Ciri - Ciri Pelatih (Learning Oriented)
1. Keterlibatan penuh dari pesertanya (peserta
merupakan subjek)
2. Memberikan kebebasan terhadal peserta untuk
berpikir kritis dan bekerjasama
3. Variasi dan keragaman dalam metode belajar
4. Motivasi internal (bukan semata mata eksternal)
5. Adanya kegembiraan dan kesenangan dalam
belajar
8
Ciri - Ciri Pelatih (Learning Oriented)
6. Integesi belajar yang menyeluruh kedalam
segenap kehidupan organisasi
7. Tidak hanya memberikan pengetahuan dan
keterampilan namun lebih penting adalah
memberikan kesempatan untuk pengembangan diri

9
Perbedaan Trainer Oriented dan Learning
Oriented

10
Manfaat Pembelajaran Partisipatif
1. Semua peserta memiliki kesempatan untuk
menyampaikan masalah serta kebutuhanya
2. Peserta dihargai potensi dan kemampuan yang
dimilikinya
3. Kegiatan belajar yang berorientasi pada tujuan
belajar

11
Manfaat Pembelajaran Partisipatif
4. Kesesuaian program pembelajaran
5. Tumbuhnya kebersamaan untuk saling berbagi,
saling memberi, dan saling menerima
6. Tumbuhnya rasa saling memiliki dan
tanggungjawab
7. Transparasi semakin terbuka lebar akibat
penyebaran informasi dan wewenang

12
Siklus diklat
 Identifikasi
TNA GOAL
Kebutuhan pelatihan
 Penetapan Tujuan
Diklat;
 Perencanaan Diklat; EVA
PLAN
LUATION
 Pelaksanaan Diklat;
dan
ACTION
 Evaluasi Diklat.

13
JENIS JENIS PELATIHAN
1. Skill Training (Pelatihan Keahlian SDM)
2. Retraining (Pelatihan Ulang SDM)
3. Cross Functional Training
4. Team Training (Pelatihan Tim)
5. Language Training (Pelatihan Bahasa)
6. Technology Training (Pelatihan
Teknologi)
7. Creativity Training (Pelatihan Kreatifitas
SDM)
14
15
Model pelatihan
1. Analisis kebutuhan pelatihan (Analyze to
determine training requirement)
2. Design pendekatan pelatihan (Design the training
approach)
3. Pengembangan materi pelatihan (Develop the
training materials)
4. Pelaksanaan pelatihan (Conduct the training)
5. Evaluasi dan pemutakhiran pelatihan (Evaluate
and update the training)
16
Model pelatihan partisipatif
REKRUTMEN PESERTA PELATIHAN
- IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
- MENENTUKAN DAN MERUMUSKAN TUJUAN PELATIHAN
- PENYUSUN ALAT EVALUASI AWAL DAN EVALUASI AKHIR
PESERTA
- MENYUSUN URUTAN KEGIATAN PELATIHAN
- LATIHAN UNTUK PELATIH
- MELAKSANAKAN EVALUASI TERHADAP PESERTA
PELATIHAN
- MENGIMPLEMENTASIKAN PROSES PELATIHAN
- MELAKSANAKAN EVALUASI AKHIR KEGIATAN
- MELAKSANAKAN EVALUASI PROGRAM PELATIHAN

17
MODEL PELATIHAN PARTISIPATIF
- REKRUTMEN PESERTA PELATIHAN
- IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
- MENENTUKAN DAN MERUMUSKAN TUJUAN
PELATIHAN
- PENYUSUN ALAT EVALUASI AWAL DAN
EVALUASI AKHIR PESERTA
- MENYUSUN URUTAN KEGIATAN PELATIHAN
- LATIHAN UNTUK PELATIH
- MELAKSANAKAN EVALUASI TERHADAP
PESERTA PELATIHAN
- MENGIMPLEMENTASIKAN PROSES PELATIHAN
- MELAKSANAKAN EVALUASI AKHIR KEGIATAN
- MELAKSANAKAN EVALUASI PROGRAM
PELATIHAN 18
Asumsi pokok pelatihan orang dewasa
1. Konsep diri
2. Pengalaman
3. Kesiapan belajar
4. Orientasi belajar

19
Karakteristik orang dewasa
1. Hambatan fisiologis :
- Motivasi orang dewasa rendah kecuali bila sesuai
dengan minat dan kebutuhanya
- Tidak yakin dirinya memiliki kemampuan
- Merasa sudah bukan waktunya untuk belajar
- Kurang menyadari kebutuhan praktis tentang
pengetahuan dan keterampilanya
- Perasaan malu dan rendah diri pada lingkungan
belajar
20
Karakteristik orang dewasa
2. Hambatan sosial budaya :
- Status sosial yang berkaitan dengan latar belakang
pekerjaan
- Kesulitan dalam merubah kebiasaan yang
ditanamkan sejak kecil
- Ketidaksiapan dalam perubahan

21
Implikasi aspek psikologis
1. Suasana belajar yang kondusif
2. Peranan fasilitator
3. Kurikulum
4. Metode pembelajaran
5. Evaluasi pembelajaran
6. Proses pembelajaran

22
Implikasi aspek sosial budaya
1. Suasana pembelajaran
2. Strategi pembelajaran
3. Kontrak belajar
4. Model pembelajaran
5. Metode pembelajaran
6. Evaluasi pembelajaran

23
Kebutuhan belajar orang dewasa
1. Kebutuhan belajar yang berkaitan dengan tugas
pekerjaan
2. Kebutuhan belajar yang berkaitan dengan
kegemaran dan rekreasi
3. Kebutuhan belajar yang berkaitan dengan
keagamaan
4. Kebutuhan belajar yang berkaitan dengan bahasa
dan pengetahuan umum

24
Kebutuhan belajar orang dewasa
5. Kebutuhan belajar yang berkaitan dengan
kerumahtanggan
6. Kebutuhan belajar yang berkaitan dengan
peristiwa baru
7. Kebutuhan belajar yang berkaitan dengan usaha
di bidang pertanian
8. Kebutuhan belajar yang berkaitan dengan
pelayanan jasa

25
Identifikasi dan analisis kebutuhan
1. Kebutuhan normatif (normative need)
2. Kebutuhan terasa (felt need)
3. Kebutuhan yang dinyatakan (expressed need)
4. Kebutuhan bandingan (comparative need)
5. Kebutuhan antisipasi/kebutuhan masa depan
(anticipated or future need)

26
Tujuan analisis kebutuhan
1. Memastikan pengetahuan dan keterampilan
2. Memastikan adanya kesenjangan dan perbedaan
3. Memastikan karakteristik orang-orang yang tepat
untuk mengikuti pelatihan
4. Memastikan orang-orang yant tepat bersedia
untuk mengikuti pelatihan
5. Memastikan kemampuan sumber daya yang ada
untuk menyelenggarakan pelatihan
27
Identifikasi kebutuhan
1. Pendekatan induktif
2. Pendekatan deduktif
3. Pendekatan campuran induktif dan deduktif

28
Alur Identifikasi kebutuhan

29
Sumber data & informasi
1. Sumber kebutuhan mikro
2. Sumber kebutuhan makro
3. Situasi kerja

30
Data dan informasi yang dikumpulkan
1. Teknik dan pengetahuan organisasi
2. Pengalaman dalam bekerja
3. Softskill
4. Kepribadian diri sendiri (self personality)

31
Pendekatan sistem pelatihan
1. Sistem manusia
2. Sistem tekonologi
3. Sistem keuangan
4. Sistem lembaga
5. Sistem informasi

32
Kebutuhan pelatihan
1. Kebutuhan pelatihan tingkat organisasi/lembaga
2. Kebutuhan pelatihan tingkat jenjang
kepangkatan/posisi
3. Kebutuhan pelatihan tingkat individu/perorangan

33
Metode pengumpulan data & informasi
1. Wawancara
2. Angket
3. Observasi
4. Procedure analysis

34
Perumusan tujuan pelatihan
Perumusan tujuan adalah hasil identifikasi dan
analisis kebutuhan yang terdiri dari tujuan umum
dan tujuan khusus.
Tujuan umum menggambarkan tentang tujuan yang
ingin dicapai pada akhir pelatihan, sedangkan tujuan
khusus menguraikan secara lebih spesifik yaitu
tujuan yang ingin dicapai dalam upaya tercapainya
tujuan umum pelatihan.

35
Pengelompokan tujuan pendidikan
1. Kognitif (pengetahuan)
Adalah tujuan pelatihan yang berkaitan dengan
pengetahuan.
2. Afektif (sikap)
Adalah tujuan pelatihan yang berkaitan dengan sikap
dan perilaku.
3. Psikomotorik (keterampilan)
Adalah tujuan pelatihan yang berkaitan dengan
keterampilan.
36
Domain kognitif (pengetahuan)
1. Knowledge (pengetahuan), yaitu kemampuan
peserta pelatihan untuk mengingat kembali atau
menghapalkan materi materi yang telah
dipelajarinya
2. Comprehension (pemahaman), yaitu kemampuan
peserta pelatihan untuk mengerti dan memahami
arti materi yang telah dipelajari

37
Domain kognitif (pengetahuan)
3. Application (penerapan), yaitu kemampuan
peserta pelatihan untuk menggunakan materi materi
yang telah dipelajari dalam satu situasi kongkret
yang baru
4. Analysis (analisa), yaitu kemampuan peserta
pelatihan untuk merinci materi pelatihan kedalam
berbagai komponen dan memahami strukturnya

38
Domain kognitif (pengetahuan)
5. Synthesis (sintesis), yaitu kemampuan seorang
peserta untuk menepatkan berbagai bagian yang
terpisah bersama sama untuk membentuk satu
kesatuan baru yang utuh secara menyeluruh
6. Evaluation (evaluasi), yaitu kemampuan seorang
peserta pelatihan dalam mempertimbangkan dalam
nilai nilai yang terkandung dalam materi pelatihan
untuk satu tujuan yang telah ditetapkan.

39
Domain afektif (sikap)
Tujuan pelatihan yang berkaitan dengan sikap dan
tingkah laku. Kratwohl (1964) membaginya menjadi
5 tingkatan sebagai berikut :
1. Receiving (menerima), menyadari adanya gagasan
atau proses atau sesuatu hal kemauan untuk
mempelajari atau mencoba dengan tingkah laku
yang khusus.

40
Domain afektif (sikap)
2. Responding (menggapai), berperan secara aktif,
memberikan tanggapan dengan patuh dan kemudian
dengan senang hati menerima kepuasan dari
tanggapan tersebut.
3. Valuing (menilai), menerima nilai nilai tingkah laku
yang dipercaya, nilai atau cita cita, mengekspresikan
minat prepensinya dalam membangun komitmen.

41
Domain afektif (sikap)
4. Organization (organisasi), mengkonsepsikan
berbagai nilai, membandingkan, menghubungkan,
dan mengorganisir nilai nilai tersebut kedalam suatu
hirarki (tingkatan).
5. Characterization (karakterisasi), mengikuti nilai
nilai tersebut sebagai dasar untuk mengendalikan
atau mengarahkan tingkah laku dalam
mengintegrasikan nilai nilai tersebut menjadi filosofi
hidup.
42
Domain psikomotorik (keterampilan)
Yaitu tujuan pelatihan yang berkaitan dengan
keterampilan sebagaimana pendapat Anita harrow
(1971) yang terdiri dari :
1. Perception (persepsi), menyadari adanya suatu
tindakan yang harus dilakukan melalui perasaan
2. Set (kesiapan), telah siap untuk bertindak secara
mental, fisik, dan emosinya

43
Domain psikomotorik (keterampilan)
3. Guided responses (tanggapan yang diarahkan),
yaitu melakukan atau melaksanakan tindakan
tertentu dibawah supervisi dengan cara meniru atau
ujicoba dengan melibatkan tindakan praktek.
4. Mechanism (mekanisme), yaitu melaksanakan
suatu tindakan tertentu dengan tingkat kepercayaan
tertentu dalam meningkatkan efisiensi

44
Domain psikomotorik (keterampilan)
5. Complex overt response, yaitu menampilkan
suatu tindakan secara otomatis tanpa ada ketakutan
dan telah dilakukan dengan keterampilan cukup
tinggi
6. Adaptation (adaptasi), yaitu mampu untuk
memodifikasi atau menyesuaikan tindakan tertentu
dan dengan keterampilan tertentu untuk
berhubungan dengan situasi baru

45
Domain psikomotorik (keterampilan)
7. Origination (originasi), yaitu menciptakan pola
pola gerakan atau tindakan tindakan baru guna
menyesuaikan situasi yang khusus atau
permasalahan khusus yang dihadapi.

46
Faktor faktor mempengaruhi pelatihan
a. Perubahan yang ingin dicapai, yaitu tujuan
pelatihan harus mencakup perubahan pengetahuan,
sikap dan keterampilan, serta hasil yang diharapkan
yang merupakan perubahan tingkah laku yang dapat
di observasi. Hal ini akan memengaruhi baik materi
maupun metode pelatihan.
b. Kedalaman tujuan pelatihan, yaitu hendaknya
kedalaman tujuan pelatihan dijadikan dasar dalam
menentukan langkah yang diperlukan.
47
Faktor faktor mempengaruhi pelatihan
c. Sumber daya yang tersedia, yaitu tujuan pelatihan
hendaknya mempertimbangkan sumber daya yang
tersedia terutama sumber daya keuangan, yang
dapat mendukung penyelenggaraan pelatihan yaitu
tidak terlalu ambisius dan tidak terlalu minimalis.
d. Waktu, yaitu faktor waktu sangat menentukan
dalam merumuskan tujuan pelatihan
e. Peserta pelatihan, yaitu faktor peserta sangat
berpengaruh dalam merumuskan tujuan p
48
Faktor faktor mempengaruhi pelatihan
e. Peserta pelatihan, yaitu faktor peserta sangat
berpengaruh dalam merumuskan tujuan pelatihan
baik dilihat dari latar belakang pengalaman, usia,
dan sebagainya
f. Metode dan media, yaitu dalam menyusun materi
pelatihan hendaknya mempertimbangkan
kesesuaian metode dan media yang ada

49
Faktor faktor mempengaruhi pelatihan
g. Ketersediaan pelatih, yaitu keterkaitan dengan
kualifikasi pelatih sebagaimana yang dikehendaki
dalam pencapain tujuan yang diharapkan.
h. Evaluasi pelatihan, yaitu bahwa faktor yang ikut
mempengaruhi perumusan tujuan adalah
kompleksitas penyelenggaraan evaluasi baik dari sisi
isi evaluasi maupun proses yang mau ditempuh

50
Perumusan tujuan pelatihan
A. Tujuan pelatihan umum merupakan tujuan
pelatihan yang bersifat umum yang diharapkan
mampu untuk memberikan kontribusi pencapaian
tujuan lembaga atau tujuan instansi
B. Tujuan pelatihan khusus yaitu rumusan tujuan
pelatihan yang bersifat spesifik yang perlu dicapai
setelah penyelesaian seluruh materi pelatihan

51
Perumusan tujuan pelatihan
C. Tujuan poko bahasan/sub poko bahasan
merupakan rincian rumusan tujuan pelatihan
berdasarkan poko poko bahasan yang ada dalam
upaya mencapai tujuan pelatihan khusus dan tujuan
pelatihan umum

52
Komponen kurikulum pelatihan
A. Tujuan kurikulum adalah suatu program untuk
mencapai sejumlah tujuan pelatihan yang dijadikan
arah atau acuan seluruh kegiatan pelatihan yang
dilaksanakan
B. Isi materi pelatihan yaitu untuk mengembangkan
isi materi dalam kurikulum pelatihan yang pada
hakekatnya bersumber pada 4 aspek yaitu pertama
kebutuhan masyarakat atau pengguna produk
lembaga/organisasi.
53
Isi materi pelatihan
1. Bahan harus sahih (valid )dan berarti (signifikan),
artinya harus menggambarkan pengetahuan
maupun keterampilan yang mutahir
2. Bahan harus relevan dengan kenyataan Sosial dan
kultural yang dalam Hal ini diwakili oleh kenyataan
sosial dan kultural masyarakat pengguna hasil

54
Isi materi pelatihan
3. Bahan ajar harus mencakup berbagai tujuan yang
mencakup berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan
4. Bahan ajar harus disesuaikan dengan kemampuan
peserta untuk mempelajarinya dan dapat
dihubungkan dengan pengalamanya
5. Bahan ajar harus sesuai dengan kebutuhan dan
minat peserta

55
Langkah kongkrit dalam mengembangkan
isi materi pelatihan
1. Menetapkan tujuan sesuai permasalahan yang
ingin diatasi melalui pelatihan
2. Menetapkan kompetensi yang ingin dicapai
3. Menyusun daftar prioritas topik materi salah
satunya harus diketahui, berguna untuk diketahui,
dan menarik untuk diketahui

56
Langkah kongkrit dalam mengembangkan
isi materi pelatihan
4. Melakukan pengujian ulang terhadap langkah
langkah yang dilakukan dengan mengajukan dan
menjawab pertanyaan pokok yang relevan
5. Menganalisis hubungan logis dan urutan

57
Metode pelatihan
1. Tujuan pelatihan
2. Materi pelatihan
3. Waktu dan fasilitas
4. Sarana pelatihan
5. Peserta pelatihan
6. Fasilitator

58
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
1. Bina suasana
2. Identifikasi harapan dan hambatan
3. Kontrak belajar
4. Pelaksanaan pelatiha
5. Evaluasi proses dan hasil

59
Metode dan teknik pelatihan
A. Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang
memberikan penjelasan atau memberi deskripsi
lisan secara sepihak tentang suatu materi pelatihan
tertentu. Tujuanya agar peserta pelatihan
mengetahui dan memahami materi pelatihan
tertentu
B. Ceramah bervariasi
Cermah bervariasi adalah suatu teknik penjelasan
secara lisan yang dilengkapi 60
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
Dengan alat alat bantu seperti audio visual dan
teknik teknik kegiatan belajar lainya seperti diskusi,
demonstrasi, simulasi, penugasan, dan kunjungan
studi
C. Curah pendapat (brainstorming)
Suatu teknik yang digunakan untuk mendorong
peserta mwmberikan pendapat, gagasan, ide,
secepat dan sebanyak mungkin tanpa perlu
memikirkan nilai dari pendapatnya tersebut
61
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
D. Teknik metaplan
Merupakan teknik untuk mengumpulkan ide yang
menyerupai dengan teknik brainstorming, namun
dengan menggunakan kartu. Teknik ini terutama
dapat digunakan dalam kelompok/kelas dimana
peserta/warga belajarnya masih malu malu atau
takut mengungkapkan idenya secara lisan

62
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
E. Diskusi
Metode diskusi merupakan metode yang paling
sering digunakan dalam pelatihan orang dewasa.
Alasanya karna peserta dapat berpartisipasi aktif
untuk menyumbangkan pemikiran, gagasan dalam
kegiatan diskusi tersebut
F. Permainan (games)
Permainan atau games digunakan untu
menyampaikan informasi kepada peserta
63
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
Pelatihan dengan menggunakan simbol simbol atau
alat alat komunikasi lainya
G. Diad
Teknik ini dapat diartikan sebagai pertemuan antara
dua orang yang berkomunikasi secara lisan atau
tulisan. Tujuanya untuk lebih mengenal sesama
peserta antara peserta dengan fasilitator sehingga
mereka lebih akrab

64
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
H. Penyusunan bujur sangkar (broken square)
Teknik ini dilakukan secara berkelompok dengan
tujuan untuk membina kesatuan dan kerjasama yang
baik untuk mengurangi kebiasaan bersaing dalam
kelompok
I. Nominal group proses
Nominal group technique digunakan untuk
menumbuhkan partisipasi yang efektif pada para
peserta dalam merumuskan dan membuat
65
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
Prioritas tujuan. Teknik ini tepat digunakan apabila
kegiatan belajar bermaksud untuk menghimpun
informasi tentang tujuan tujuan yang ingin dicapai
J. Pemecahan masalah kritis
Teknik pemecahan masalah krtitis (critical insident)
adalah suatu teknik yang menggambarkan
pengalaman atau masalah seseorang yang disusun
untuk menggerakan diskusi, dan untuk
meningkatkan kemampuan
66
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
Peserta latihan dalam menganalisis, menilai, dan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam dunia
kehidupanya
K. Bermain peran (role play)
Peserta pelatihan diminta untuk melakukan peran
tertentu, dan menyajikan permainan peran dan
melakukan dialog tertentu yang menekankan pada
karakter, sifat, atau sikap yang perlu dianalisa

67
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
L. Cawan ikan (fish bowl)
Teknik ini berbentuk diskusi yang diamati, dimana
kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelompok
yang jumlah pesertanya tidak terlalu besar
M. Kunjungan lapangan
Teknik kunjungan lapangan dilakukan sebagai studi
yang direncanakan terlebih dahulu oleh fasilitator
bersama peserta pelatihan

68
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
N. Simulasi
Simulasi berasal dari bahasa inggris (simulation)
artinya meniru perbuatan yang bersifat pura pura
atau tidak dalam kondisi sesungguhnya, tujuanya
untuk menanamkan materi pembahasan melalui
pengalaman berbuat dalam proses simulasi
O. Studi kasus
Studi kasus adalah deskripsi menyeluruh tentang
situasi kehidupan yang khusus seperti
69
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
Lingkup masalah, dan isu yang nyata
P. Demonstrasi dan eksperimen
Teknik ini merupakan suatu cara penyajian materi
dengan penjelasan lisan yang disertai perbuatan
untuk memperlihatkan sesuatu (demonstrasi)
kemudian diikuti dan dicoba oleh peserta pelatihan
lainya (eksperimen), teknik demonstrasi adalah
teknik yang digunakan untuk membelajarkan
peserta terhadap suatu bahan belajar dengan cara
memperhatikan, 70
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
Menceritakan, dan memperagakan bahan belajar
tersebut. Teknik ini dapat dibagi 2 yaitu :
Demonstrasi proses dan demonstrasi hasil.
Teknik demonstrasi proses digunakan untuk
menunjukan atau memperagakan suatu proses atau
rangkaian langkah langkah kegiatan. Teknik
demonstrasi hasil digunakan untuk memperlihatkan
atau memperagakan hasil dan suatu kegiatan
(proses) seperti barang yang bernilai seni, makanan
yang bergizi, model 71
Tahapan pelatihan pasrtisipatif
Pakaian baru, hasil panen yang lebih baik dan
rencana kegiatan. Proses dan hasil yang diperagakan
menjadi bahan belajar utama dalam kegiatan
pembelajaran.

72

Anda mungkin juga menyukai