Campak Kelompok 6
Campak Kelompok 6
INFEKSI
“CAMPAK “
OLEH
KELOMPOK VI
KELAS B
AFRIYANI 2141012078
YAASINTA SAFIRA 2141012020
MARSHA THAHIRAH 2141012062
HANIFATUL LARISSA 2141012008
PRATIWI SUGARMAN 2141012002
Dosen Pengampu
Prof. Dr. apt. Yufri aldi, M.Si
Menurut WHO, campak adalah suatu penyakit yang disebabkan karena virus, yang
ditandai dengan bercak-bercak kemerahan berbentuk makulopapular yang
didahului dengan panas badan >38oC selama 3 hari/lebih dan disertai gejala
batuk, pilek, mata merah, konjungtivitis
Etiologi Campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus rubeola, dari
famili Paramyxovirus, dengan genus Morbillivirus.
Virus ini adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai
satu antigen
02
Menjauhi/ menghindari keramaian, untuk
mencegah penularan
03
Menutup hidung dan mulut ketika bersin/
batuk untuk mencegah penularan campak
04
Makanan dan minuman bergizi,
air putih yang cukup
Pencegahan campak
• Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak ataupun
vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella).
• Sesuai jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2014,
vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan.
• Selanjutnya, vaksin penguat dapat diberikan pada usia 2
tahun.
• Apabila vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan, tidak perlu
vaksinasi campak pada usia 2 tahun.
• Selanjutnya, MMR ulangan diberikan pada usia 5-6 tahun.
• Dosis vaksin campak ataupun vaksin MMR 0,5 mL subkutan
CASE STUDY CAMPAK
Pasien anak perempuan usia 12 tahun datang ke RSUDAM dengan keluhan muncul bintik-bintik
merah di seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu. Awalnya bintik- bintik merah muncul pada wajah
dan menyebar ke leher, dada dan seluruh tubuh. Bintik-bintik merah terkadang disertai dengan
rasa gatal. Ibu pasien mengatakan pada mulut anaknya timbul bercak-bercak putih disertai mata
merah dan berair. Sejak 7 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS), pasien mengalami
demam. Demam terus menerus dan meningkat namun tidak disertai menggigil maupun kejang.
Demam disertai batuk berdahak, dahak kental berwarna putih dan tidak berbau. Pasien juga
mengeluhkan pilek dengan sekret encer tanpa disertai sesak napas. Secara bersamaan dengan
timbulnya bintik- bintik merah, pasien juga mulai mengalami Buang Air Besar (BAB) cair disertai
ampas berwarna kuning kecoklatan tidak berlendir ataupun berdarah dengan frekuensi 3-4x
dalam sehari. Sebelumnya pasien telah meminum obat penurun panas namun demam timbul
kembali. Karena tidak ada perubahan ibu pasien membawa anaknya ke RSUDAM. Pasien tidak
pernah memiliki keluhan yang sama. Riwayat selama kehamilan, persalinan dan tumbuh
kembang anak tersebut normal namun riwayat imunisasi tidak lengkap. Pasien hanya
mendapatkan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG) 1 kali saat usia 1 bulan dan polio 1 kali
saat usia 1 bulan dikarenakan saat imunisasi pertama pasien mengalami demam. Pasien ini
didiagnosis dengan morbili.
Terapi yang diberikan berupa cairan hipotonik Natrium
Dekstrose 5% (N4D5) 25 tetes/menit, antibiotik golongan
cephalosporin berupa ceftriakson 2x1 g Intravena (IV),
vitamin A 1x200.000 IU per oral, zinc 1x20 mg per oral
selama 10 hari, oralit dan paracetamol tablet 4x500 mg.
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam karena
keadaan umum pasien dalam keadaan baik serta tidak
didapatkan gejala dan tanda terjadinya komplikasi.
PEMERIKSAAN FISIK & penunjang
Parameter Hasil Normal Kesimpulan
Suhu ℃ 39,4 36-37,5 Demam
Nadi (x/menit) 88x/menit 60-100 Cemas
Ruam makulopapular + (diseluruh tubuh) - Campak
Mata Merah + - Campak
Leukosit (sel/µL
6.000/ul 4.000-12.000 Normal
darah)
Trombosit (sel/µL 150.000-
213.000/ul Normal
darah) 450.000
Eritrosit (juta/µL
4,7 4,5-5,0 Normal
darah)
Hemoglobin 13,8 g/dl 12,0 Anemia ringan
Hematokrit 40%
PEMERIKSAAN lainya
• Dari anamnesa didapatkan bahwa pasien tidak
menjalani imunisasi dengan lengkap, dimana pasien
hanya melakukan imunisasi BCG 1x dan polio 1x secara
bersamaan saat pasien usia 1 bulan, kemudian tidak
melanjutkan imunisasi yang lain karena pasca imunisasi
pasien mengalami demam.
• Pemberian antibiotik golongan cephalosporin berupa ceftriaxone dapat digunakan pada infeksi
saluran nafas, sehingga pemberian antibiotik pada pasien ini dirasa kurang tepat karena pada
pasien ini tidak didapatkan tanda-tanda infeksi.
• Pengobatan simtomatik seperti pemberian antipiretik berupa paracetamol pada pasien ini
dikarenakan pasien mengeluhkan demam. Dosis paracetamol pada anak yaitu 10-15
mg/kgBB/dosis. Dosisyang dianjurkan pada pasien ini adalah 260–390 mg/satu kali pemberian
namun pada pasien ini diberikan 500 mg sehingga dosis yang diberikan kurang tepat dan melebihi
dari dosis yang ditentukan.
• Terapi Vitamin A terbukti menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
(WHO) juga menganjurkan pemberian vitamin A kepada semua anak dengan
campak karena ketika terjadi defisiensi vitamin A pada kasus morbili maka
akan menyebabkan kebutaan dan kematian. Pada pasien ini diberikan
vitamin A . 200.000 IU di hari pertama perawatan. Pemberian vitamin A pada
anak dengan morbili adalah 100.000 IU per oral satu kali dan apabila
terdapat malnutrisi maka dilanjutkan 1500 IU tiap hari.