Anda di halaman 1dari 17

Hadits Qudsi

H. Atus Ludin Mubarok, M.Sy


Definisi Hadits Qudsi

Hadits Qudsi Secara bahasa

‫اــ ْد ِ ّـ‬
Secara etimologi, kata‫سُُّي‬ ‫ُلقـ‬ al-Qudsiy adalah nisbah atau sesuatu yang dihubungkan,
kepada ‫اــ ْدس‬
‫ُلقـ‬ Al-quds, yang berarti ‫اــ ُْطهـر‬
ُّ‫ ‘ ل ّـ‬suci’. Dengan demikian, al-hadits al-Qudsi
berarti hadits yang dihubungkan kepada Dzat yang suci, Yang Maha Suci, yaitu Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

Hadits Qudsi Secara istilah

Pengertian hadits Qudsi menurut istilah ilmu hadits adalah:

‫ع ّـََّز َو َج ـّ ََّل‬ ُ َّ‫عل َي ْ ِه َو َسَلّـَّ َم َم َع ِإ ْسنَا ِد ِه ِإَيّـ‬


َ ‫اه ِإل َى َر ِِّبّـ ِه‬ ُ ‫ع ِن الَن ّـَِّب ِّ ّـِي َصَلّـَّى‬
َ ‫الله‬ َ ‫ُه َو َما ن ُ ِق َل ِإل َيْنَا‬
Hadits yang diriwayatkan kepada kita dari Nabi ‫ ﷺ‬yang disandarkan oleh beliau kepada
Allah ‘Azza wa jalla.”

‫ع ّـََّز َو َج ـََّّل‬ ِ ‫عل َيْ ِه َو َسَل ّـَّ َم ق َْوال ً ِإل َى‬


َ ‫الله‬ ُ ‫الله َصَلّـَّى‬
َ ‫الله‬ ِ ‫ك ّـُُُّل َح ِديْ ٍث يُ ِضيْ ُف ِفيْ ِه َر ُس ْو ُل‬

“Setiap hadits yang disandarkan Rasulullah ‫ ﷺ‬perkataannya kepada Allah ‘Azza wa


Jalla.”
Dalam kitab al-Qawaidul Asasiyah fi Ilmi Mustholah al-Hadits halaman 16-19, Sayid Muhammad bin Alwi
al-Maliki al-Hasani menjelaskan;

‫ ويطلق عليه الحديث‬، ‫ الطهارة والتنزيه‬: ‫ والقدس هو‬، ‫الحديث القدسي نسبة إلى القدس‬
‫اإللهي نسبة لإلله والحديث الرباني نسبة للرب جل وعال‬
“Hadis Qudsi adalah hadis yang dinisbahkan pada kata Qudsi. Arti kata Qudsi adalah suci (ath-thoharoh)
dan membersihkan (at-tanzih). Selain disebut hadis Qudsi juga disebut hadits ilahi dinisbatkan pada Ilah
(Allah), dan juga disebut hadits Robbani dinisbatkan pada Robb (Allah; Penguasa) yang Maha Agung dan
Luhur”.

Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi dalam kitab Tanwir al-Qulub halaman 551 menjelaskan;

‫والحديث القدسي أنزل عليه بغير واسطة الملك غالبا بل بالهام أو منام إما باللفظ والمعنى‬
‫وإما باللفظ فقط يعبر عنه النبي صلى هللا عليه و سلم بألفاظ من عنده و ينسبه اليه تعالى ال‬
‫للتعبد بتالوته وال لإلعجاز‬.
“Hadis Qudsi adalah wahyu yang di turunkan kepada Nabi Muhammad dengan tanpa perantara malaikat
melainkan dengan ilham atau mimpi. Ada kalanya hadis Qudsi itu turun berupa lafadz dan maknanya
dan adakalanya lafadznya saja dan kemudian Nabi sendiri yang mengungkapkan dengan beberapa lafadz
dari dirinya sendiri yang di nisbahkan kepada Allah dan membaca hadis Qudsi tersebut tidak di anggap
ibadah dan jga tidak mengandung mukjizat”.
Dalam kitab at-Tahbir fi Ilmittafsir halaman 39, Imam As-Suyuthi tidak memasukkan hadis Qudsi
kepada pengertian al-Quran.

‫وأما في العرف فهو الكالم المنزل على محمد صلى هللا عليه وسلم لإلعجاز بسورة‬
‫ وسائر‬،‫ التوراة واإلنجيل‬:‫ فخرج بالمنزل على محمد صلى هللا عليه وسلم‬،‫منه‬
‫ األحاديث الربانية القدسية كحديث الصحيحين‬:‫ وباإلعجاز‬،‫الكتب‬
“Adapun pengertian Al-Qur’an secara ‘uruf (definisi umumnya ulama) adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam yang mempunyai muatan
mukjizat dalam setiap satu suratnya. Tidak termasuk pada definisi al-Quran yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad adalah kitab Taurat, Injil dan kitab-kitab yang lain. Tidak termasuk yang
mempunyai mukjizat adalah hadis-hadis yang dinisbahkan (seperti hadis qudsi) kepada Allah yang
Suci, sebagaimana hadis (yang di riwayatkan) Imam Bukhori dan Muslim”.

Syeikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

‫ ويسمى أيضا ً (الحديث‬،- ‫ما رواه النبي صلّى هللا عليه وسلّم عن ربه – تعالى‬
‫الرباني والحديث اإللهي‬
“Hadits yang diriwayatkan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dari rabb-nya (Allah
subhanahu wa ta’ala), dan hadits ini disebut juga dengan hadits rabbani dan hadits
ilahi.”
Al-Jurjani sebagaimana dalam kitabnya at-Ta'rifat mengatakan,

‫الحديث القدسي هو من حيث المعنى من عند هللا تعالى ومن حيث اللفظ من رسول‬
‫هللا صلى هللا عليه وسلم فهو ما أخبر هللا تعالى به نبيه بإلهام أو بالمنام فأخبر عليه‬
‫السالم عن ذلك المعنى بعبارة نفسه فالقرآن مفضل عليه ألن لفظه منزل أيضا‬
Hadits qudsi adalah hadits yang secara makna datang dari Allah, sementara
redaksinya dari Rasulullah. Hadits qudsi diartikan sebagai berita dari Allah kepada
nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah SAW menyampaikan hal itu
dengan ungkapan beliau sendiri. Maka dari itu, Al Quran lebih utama dibandingkan
hadits qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya. At-Ta'rifat, halaman 113

Al Munawi sebagaimana tercantum dalam kitab Faidhul Qodir menjelaskan,

‫الحديث القدسي إخبار هللا تعالى نبيه عليه الصالة والسالم معناه بإلهام أو بالمنام‬
‫فأخبر النبي صلى هللا عليه وسلم عن ذلك المعنى بعبارة نفسه‬
Hadits qudsi adalah berita yang disampaikan Allah SWT kepada nabiNya secara
makna dalam bentuk ilham atau mimpi. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
menyampaikan berita 'makna' itu dengan redaksi beliau.
Az-Zarqani berpendapat bahwa redaksi dan makna hadits qudsi berasal dari
Allah. Sebagaimana dikatakan dalam kitab Manahil al-Urfan sebagai berikut,
‫الحديث القدسي أ ُوحيت ألفاظه من هللا على المشهور والحديث النبوي أوحيت معانيه في غير ما‬
‫اجتهد فيه الرسول واأللفاظ من الرسول‬
Hadits qudsi redaksinya diwahyukan dari Allah SWT (menurut pendapat yang
masyhur), sedangkan hadits nabawi makna diwahyukan dari Allah SWT untuk
selain kasus ijtihad Rasulullah SAW. Sementara redaksinya dari Rasulullah
SAW. 
Ibnu Hajar Al Asqolani juga memberikan penyataannya tentang hadits qudsi
(hadits ilahiah) dalam salah satu kitabnya, yang berbunyi:

‫ وهي تحتمل أن يكون المصطفى صلى هللا عليه وسلم‬:‫األحاديث اإللهية‬


‫أخذها عن هللا تعالى بال واسطة أو بواسطة‬
Hadits Ilahiyah adalah hadits yang memiliki kemungkinan Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa salam mengambilnya dari Allah subhanahu wa ta’ala
tanpa perantara atau melalui perantara.) (Faidhul Qodir, 4/468).
Jalaluddin al-Mahalli
Beliau merupakan salah satu penulis dari kitab tafsir jalalain, dan beliau
mengistilahkan hadits ini dengan hadits rabbani, dengan pernyataan beliau yang
berbunyi:

‫ أَ َنا ِع ْندَ َظنِّ َع ْب ِدي ِبي‬:‫ْن‬


ِ ‫يحي‬
َ ‫ص ِح‬
َّ ‫ث ال‬ َ ‫اأْل َ َحا ِد‬
ِ ‫يث الرَّ بَّا ِن َّي َة َك َح ِدي‬
Hadits Rabbani yaitu seperti hadits yang disebutkan di kedua kitab hadits shahih
(Imam Bukhari dan Imam Muslim): ” Saya sesuai perasangka hamaba-Ku kepada-
Ku.” (Hasyiyah al Atthar ‘ala syarh al Mahalli).
Imam Abdurrouf Al Munawi

‫الحديث القدسي إخبار هللا تعالى نبيه عليه الصالة والسالم معناه بإلهام أو بالمنام‬
‫فأخبر النبي صلى هللا عليه وسلم عن ذلك المعنى بعبارة نفسه‬
Al munawi mendefinisikan bahwa hadits qudsi adalah berita yang Allah turunkan
kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam secara makana dalam
bentuk mimpi atau ilham. Lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam
menyampaikan berita itu dalam redaksi beliau.
‫مااخبرالله نبيه باـإل لهام اوبا لمنام فأخبر النبي صلي الله وسلم من ذلك المعني بعبارة نفسه‬

“Sesuatu yang dikhabarkan Allah Ta’ala kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham atau
impian (mimpi), yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham itu dengan
ungkapan kata beliau sendiri.” (fathurahman 50)

Hadis nabawi itu ada dua macam, yaitu:


a. Tauqifi
Yang bersifat tauqifi yaitu yang kandungannya diterima oleh Rasulullah SAW
dari wahyu, lalu ia menjelaskan kepada manusia dengan kata-katanya sendiri.
Bagian ini, meskipun kandungannya dinisbahkan kepada Allah, tetapi dari segi
pembicaraan lebih dinisbahkan kepada Rasulullah SAW, sebab kata-kata itu
dinisbahkan kepada yang mengatakannya, meskipun di dalamnya terdapat
makna yang diterima dari pihak lain.
b. Taufiqi
Yang bersifat taufiqi yaitu: yang disimpulkan oleh Rasulullah SAW menurut
pemahamannya terhadap Quran, karena ia mempunyai tugas menjelaskan
Quran atau menyimpulkannya dengan pertimbangan dan ijtihad. Bagian
kesimpulannyang bersifat ijtihad ini, diperkuat oleh wahyu jika ia benar, dan
jika terdapat kesalahan didalamnya, maka turunlah wahyu yang
membetulkannya. Bagian ini bukanlah kalam Allah secara pasti.
Perbedaan Hadits Qudsi dangtan Al-Quran

1. Bahwa lafazh dan makna al-Qur`an berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sedangkan
hadits qudsi maknanya berasal dari Allah namun lafazhnya berasal dari Rasulullah SAW.
2. Bahwa membaca al-Qur`an merupakan ibadah sedangkan hadits qudsi tidak sebut ibadah
3. Seluruh isi al-Qur’an dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya mutlak. Adapun
hadis-hadis Qudsi kebanyakan adalah kabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan
dugaan. Adakalanya hadis itu sahih, hasan, dan daif.
4. Hadits qudsi adalah wahyu Allah yang diterima Nabi Muhammad SAW secara langsung,
Tanpa perantaraan malaikat Jibril. Sedangkan Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang diterima
Nabi MuhammadSAW lewat perantaraan Malaikat Jibril.
6. Hadits qudsi memakai kalimat langsung (orang pertama/Aku), sedang Al Qur'an memakai
kalimat orang ketiga .
7. Hadits qudsi diturunkan secara "private" (khusus ) kepada Muhammad sebagai nabi,
sehinggga tidak disebarluaskan untuk umum, karena bersifat pribadi. Hanya beberapa
sahabat tepercaya saja yang menerimanya. Sedangkan Al Qur'an diturunkan kepada
Muhammad SAW sebagai rosul, sehingga Nabi Muhammad SAW wajib menyebarluaskannya
kepada umatnya dan seluruh umat manusia.
9. Demi kemurnian dan kesucian Al Qur'an, hadits qudsi dan Al Qur'an tidak disatukan
dalam satu mushaf. Hadits qudsi dibiarkan berdiri sendiri dan tidak pernah dibukukan
(kodifikasi).
10. Al-Qur’an adalah mukjizat yang terjaga sepanjang masa dari segala pengubahan, serta
lafadznya dan seluruh isinya sampai taraf hurufnya, sedangkan hadis Qudsi bukan
merupakan mu’jizat.
11. Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan maknanya saja. Ia harus
disampaikan sebagaimana adanya. Berbeda dengan hadits Qudsi, yang
bisa sampai kepada kita dalam hadis yang diriwayatkan secara makna
saja.
12. Dalam madzhab Syafi’i, mushaf Al-Qur’an tidak boleh dipegang
dalam keadaan berhadats kecil, serta tidak boleh dibaca saat berhadats
besar. Sedangkan pada hadis Qudsi, secara hukum, ia boleh dibaca
dalam kondisi berhadats.
13. Hadits Qudsi tidak di jadikan bacaan saat shalat, sedang Al-Qur’an
wajib di baca khususnya surat al-fatihah .
14. Al-Qur’an berasal dari Allah, tersusun dalam susunan ayat dan surat
yang telah ditentukan.
15. Lafadz dan makna Al-Qur’an sudah diwahyukan secara utuh kepada
Nabi Muhammad, sedangkan lafaz hadits qudsi bisa hanya diriwayatkan
oleh para periwayat secara makna.
Jumlah Hadis Qudsi
Jumlah hadis Qudsi tidak sebanyak hadis nabawi yang jumlahnya menurut
sebagian ulama lebih dari seratus ribu hadis. Secara keseluruhan jumlah
hadis qudsi masih kisaran ratusan hadis, itupun jika dihitung dengan
redaksi atau riwayat yang diulang-ulang. Ulama berbeda pendapat perihal
kepastian jumlah hadis qudsi.
 
Menurut Imam Ahmah Ibnu Hajar, ulama yang mensyarahi kitab hadis
Araba’in An-Nawaiyah, jumlah hadis qudsi lebih dari 100 hadis. Imam Al-
Munawi dalam kitabnya al-Ithafatu as-Saniyah bi al-Ahaditsi al-Qudsiyah
menyebutkan jumlah hadis qudsi sebanyak 272 hadis.
Sebagian ulama lain mengatakan bahwa jumlah hadis qudsi sebanyak 100
hadis atau lebih sedikit.
Ciri dan Tanda Lafadz Hadits Qudsi
Di dalam meriwayatkan Hadits Qudsi, ada lafazh yang dipergunakan,
secara khusus yaitu:

‫ فيما يرويه عن ربِّه عز وجل‬،‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
“Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda menurut apa yang diriwayatkan oleh beliau dari
Allah ‘Azza wa Jalla…”

‫قال هللا تعالى فيما رواه عنه رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menurut apa yang diriwayatkan
dari Allah Ta’ala oleh Rasulullah ‫[ ”… ﷺ‬Ulumul Hadits, hal. 282]

‫ قل هللا تعا لي‬.....

‫ يقول هللا عزوجل‬.....

‫ فيما يرويه عن هللا تبارك وتعالي‬.‫م‬.‫ قا ل رسول هللا ص‬....


Contoh Hadits Qudsi

،َّ‫ ِفي َما َيرْ ِوي َعنْ َر ِّب ِه َع َّز َو َجل‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِّ‫ َعنْ ال َّن ِبي‬،‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما‬ ِ ‫َّاس َر‬ ٍ ‫ْن َعب‬ ِ ‫َعنْ اب‬
ُ‫ َك َت َب َها هَّللا ُ لَ ُه عِ ْندَ ه‬،‫ َف َمنْ َه َّم ِب َح َس َن ٍة َفلَ ْم َيعْ َم ْل َها‬:‫ ُث َّم َبي ََّن َذل َِك‬،ِ‫ت َوال َّس ِّي َئات‬ ِ ‫ب ْال َح َس َنا‬ َ ‫ “إِنَّ هَّللا َ َك َت‬:‫َقا َل‬
‫ إِلَى‬،ٍ‫ضعْ ف‬ ِ ‫ إِلَى َس ْب ِع ِما َئ ِة‬،ٍ‫ َك َت َب َها هَّللا ُ لَ ُه ِع ْندَ هُ َع ْش َر َح َس َنات‬،‫ َفإِنْ ه َُو َه َّم ِب َها َف َع ِملَ َها‬،‫َح َس َن ًة َكا ِملَ ًة‬
،‫ َفإِنْ ه َُو َه َّم ِب َها َف َع ِملَ َها‬،‫ َك َت َب َها هَّللا ُ لَ ُه ِع ْندَ هُ َح َس َن ًة َكا ِملَ ًة‬،‫ َو َمنْ َه َّم ِب َس ِّي َئ ٍة َفلَ ْم َيعْ َم ْل َها‬،ٍ‫ِيرة‬ َ ‫ف َكث‬ ٍ ‫أَضْ َعا‬
‫” َك َت َب َها هَّللا ُ لَ ُه َس ِّي َئ ًة َوا ِح َد ًة‬
“Diriwayatkan oleh Ibn ‘Abbas radiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Muhammad
Shollallahu’alaihi wasallam, Sesungguhnya Allah menulis semua kebaikan dan
keburukan. Barangsiapa berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak
melakukannya, Allah menulis di sisi-Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya.
Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia melakukannya, Allah menulis
pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali lipat banyaknya.
Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Allah
menulis di sisi-Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan
berbuat keburukan, lalu dia melakukannya, Allah menulis satu keburukan saja.
(HR. Bukhari dan
Hadits Qudsi Tentang Kasih Sayang Allah dan Silaturahmi

‫ول‬
َ ‫ت َر ُس‬ُ ‫ال َس ِم ْع‬
:َ ‫عن ْ ُه – َق‬ َ ‫ع ْوف – َر ِض َي الَل ّـَّ ُه‬ َ ‫الرحمن بْ ِن‬
ِ ‫عبْ ِد‬
َ ‫عن‬ َ ‫وأخرجه الترمذي‬
،‫اس ِمي‬ْ ‫تل ََها ِم َن‬
ُ ْ‫ َو َش َقق‬،‫الَر ِح َم‬ َّ‫ت ّـ‬
ُ ‫ َخل َ ْق‬،‫من‬ َّ‫ َوأَنَا ّـ‬،‫ أَنَا الَل ّـَّ ُه‬:‫ال الَل ّـَّ ُه‬
ُ ‫الَر ْح‬ :ُ ُ‫الَل ّـَّ ِه يَق‬
َ ‫ول « َق‬
‫ َو َم ْن َق َط َع َها َق َط ْعتُ ُه‬،‫َف َم ْن َو َصل ََها َو َصلْتُ ُه‬
‫ حديث حسن صحيح‬:‫قال الترمذي – رحمه الله تعالى‬
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, dia
berkata,”Aku mendengar Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Allah berfirman,’Aku Allah. Aku adalah
ar-Rahman. Aku telah menciptakan rahim dan aku ambilkan dari pecahan nama-
Ku.Siapa saja yang menyambungnya (hubungan rahim) maka Aku menyambung
(hubungan) dengannya dan siapa saja yang memutusnya maka Aku memutus
(hubungan) dengannya.” [At-Tirmidzi rahimahullah berkata,”Hadits hasan shahih]

Hadits Qudsi Tentang Prasangka Hamba


َ ‫ول أَنَا ِعن ْ َد َظ ِّّـِن‬
‫عبْ ِدي‬ :ُ ُ‫«إَن الَل ّـَّ َه يَق‬
َّ‫ّـ‬ :‫ول الَل ّـَِّه صلى الله عليه وسلّم‬
ُ ‫ال َر ُس‬
َ ‫ال َق‬ َ ‫ع ْن أ َ ِبي ُه َريْ َر َة – َر ِض َي الَل ّـَّ ُه‬
:َ ‫عن ْ ُه – َق‬ َ
‫ حديث حسن صحيح‬:‫ قال الترمذي‬.»‫عا ِني‬ َ
َ ‫ َوأنَا َم َع ُه إ َذا َد‬،‫بي‬

Dar Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Sesungguhnya Allah


berfirman,”Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. dan Aku bersamanya apabila dia
berdoa kepada-Ku.” [At-Tirmidzi berkata,”Hadits hasan Shahih]
Hadits Qudsi Tentang Wali Allah
ِ ‫ َقا َل َرسُو ُل‬:‫َعنْ أَ ِبي ه َُري َْر َة رضي هللا عنه َقا َل‬
‫هللا صلى هللا عليه وسلم‬

.ِ‫ب إِلِيَّ َع ْب ِديْ ِب َشي ٍء أَ َحبَّ إِلِيَّ ِممَّا ا ْف َت َرضْ ُت ُه َع َل ْيه‬ َ َّ‫ َو َما َت َقر‬.ِ‫الحرْ ب‬ َ ‫ َمنْ َعادَ ى لِي َولِ َّيا ً َف َق ْد َآذ ْن ُت ُه ِب‬:‫أَنَّ هللا تعالى َقا َل‬
ُ‫ َو َيدَ ه‬،ِ‫ص َرهُ الَّ ِذيْ ُي ْبصِ ُر ِبه‬ َ ‫ َو َب‬،ِ‫ت َس ْم َع ُه الَّ ِذيْ َيسْ َم ُع ِبه‬ ُ ‫ َفإِ َذا أَحْ َبب ُت ُه ُك ْن‬،ُ‫وال َي َزا ُل َع ْب ِديْ َي َت َقرَّ بُ إِ َليَّ ِبال َّن َواف ِِل َح َّتى أ ُ ِح َّبه‬
‫] رواه البخاري‬266[ ‫ َو َلئِنْ اسْ َت َعا َذنِيْ ألُعِ ي َْذ َّن ُه‬،ُ‫ َو َلئِنْ َسأ َ َل ِنيْ ألُعطِ َي َّنه‬.‫ َو ِرجْ لَ ُه الَّتِي َيمْ شِ يْ ِب َها‬،‫الَّتِي َي ْبطِ شُ ِب َها‬

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata,”Rasulullah


‫ ﷺ‬,”Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,”Siapa yang memusuhi satu
wali-Ku maka sungguh Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah
hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan suatu ibadah yang lebih Aku
cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya.
Dan seorang hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-
amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah Aku
pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya
yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk
memukul, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
Dan jika ia meminta (sesuatu) kepada-Ku pasti Aku memberinya, dan jika ia
memohon perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.” [Hadits
riwayat Al-Bukhari]
 
Hadits Qudsi Tentang Syirik
‫ أَنَا‬:‫َال الَل ّـَّ ُه – تَبَ َار َك َوتَ َعال َى‬
َ ‫ «ق‬:‫ول الَل ّـَِّه صلى الله عليه وسل ّم‬ ُ ‫َال َر ُس‬ َ ‫َال ق‬ َ ‫ع ْن أَبي ُه َريْ َر َة – َر ِض َي الَل ّـَّ ُه‬
:َ ‫عن ْ ُه – ق‬ َ
‫شرك َُه‬ َ ‫ع َمال ً أ َ ْش َر َك فيه‬
ْ ‫ تَ َركْتُ ُه َو‬،‫غيْري‬ َ ‫عمل‬َ ‫ َم ْن‬،‫الِش ْر ِك‬ ‫ع ِن ِّ ّـ‬
َ ‫الُش َُّرك َا ِء‬
‫غنَى ّـ‬ ْ َ ‫»أ‬
‫) واللفظ لمسلم عن أبي هريرة رضي الله عنه‬4202( ‫) وابن ماجه في سننه‬2985( ‫أخرجه مسلم في صحيحه‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Allah


Tabaraka wa Ta’ala berfirman,”Aku paling tidak butuh kepada semua sekutu. Siapa
saja yang melakukan suatu amal yang di dalam amal tersebut dia mempersekutukan
dengan selain diri-Ku, Aku tinggalkan dia bersama sekutunya.”
[Hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya no. 2985, dan Ibnu Majah (4202) dan
lafazh hadits ini dari jalur Muslim. Lihat Al-Ahadits Al-Qudsiyyah Abul M’uathy hal.
39]
Hadits Qudsi Tentang Kezhaliman
‫ إ ِِّن ّـي‬،‫عبادي‬ :َ ‫ع ِن الَل ّـَّ ِه – تَبَ َار َك َو َت َعال َى – أََن ّـَّ ُه ق‬
َ ‫َال «يَا‬ َ ‫فيما َر َوى‬ َ ‫بِي‬ ‫ع ِن الَن ّـَّ ِّ ّـ‬
َ – ‫عن ْ ُه‬َ ‫ع ْن أ َ ِبي َذ ٍّ ّـٍر– َر ِض َي الَل ّـَّ ُه‬ َ
‫ َفل َا تَ َظال َُموا‬،‫ح ّـََّرما‬
َ ‫ َو َج َعلْتُ ُه بَيْنَك ُْم ُم‬،‫عل َى نَفْسي‬ َ ‫الُظل َْم‬ُّ‫ت ّـ‬
ُ ‫َح ّـََّر ْم‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ‫ ﷺ‬mengenai apa yang Nabi ‫ﷺ‬
riwayatkan dari Allah Tabaraka wa Ta’ala, bahwa Allah berfirman, “Wahai para
hamba-Ku. Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan
Aku telah menjadikan kezhaliman itu juga diharamkan di antara kalian. Maka
janganlah kalian saling menzhalimi satu sama lain.”
[Hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya Bab Tahrim Azh-zhulmi]
Kitab-Kitab Hadits Qudsi
Kitab berjudul “al-Kalimah at-Tayyibah ” oleh Ibnu
Taimiyah
Kitab Berjudul “Adab al-Hadist al-Qudsi” oleh Ahmad
Syarbashi
Kitab Berjudul “al-Ittihafat as-Sunniyyah bi al-Hadis al-
Qudsiyyah” oleh Abdur Ra’uf al-Munawi

Anda mungkin juga menyukai