a. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia (UU No 36, 2009 tentang Kesehatan, ayat 1, point 8).
b. Obat adalah bahan atau produk farmasi yang digunakan manusia atau
khewan yang dimaksudkan untuk mengubah atau menjelajahi sistem
fisiologi atau keadaan patologi untuk kepentingan penerima ( Any
substance or pharmaceutical product for human or veterinary use that is
intended to modify or explore physiological systems or pathological
states for benefit of the recipient- World Health Organization)
c. Obat menurut Food and Drug Administration:
1. Bahan atau Sediaan yang terdapat dalam Farmakope atau
Formulasi Nasional.
2. Bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan suatu
penyakit pada manusia atau khewan.
3. Bahan (selain dari makanan) yang dimaksudkan untuk
mempengaruhi struktur atau fungsi tubuh manusia atau
khewan.
4. Bahan yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai suatu
komponen dari bahan yang dinyatakan dalam 1,2 atau 3.
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa:
Obat (sediaan farmasi) dan bahan obat
harus terdapat dalam suatu farmakope atau
formularium nasional.
Obat digunakan dalam diagnosis,
pencegahan, pemulihan, penyembuhan
penyakit dan peningkatan kesehatan serta
kontrasepsi pada manusia atau khewan.
Obat mempengaruhi struktur atau fungsi
tubuh pada manusia atau khewan.
BATASAN DAN PENGERTIAN (II)
a. Bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun yang tidak
berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan/pembuatan obat dengan
standar dan mutu bahan baku farmasi (Permenkes).
b. Bahan obat berkhasiat (active pharmaceutical ingredient-API) adalah
bahan atau senyawa yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
pembuatan (manufacture) obat yang mempunyai efek terapeutik (WHO).
c. Bahan obat tidak berkhasiat (eksipien) adalah bahan inert yang
ditambahkan kedalam formulasi obat untuk memudahkan pelepasan,
meningkatkan stabilitas obat, memudahkan dalam pembuatan dalam
skala besar, meningkatkan estetika produk farmasi, dan tujuan lain yang
khusus.
d. Bentuk sediaan obat (dosage forms) adalah bentuk produk farmasi atau
sediaan farmasi hasil manufaktur seperti tablet, kapsul, suspensi, larutan,
salep, krim, supositoria, ovula, dll.
Bahan Obat Berkhasiat
• Bahan obat berkhasiat adalah bahan atau senyawa kimia yang
berinteraksi dengan suatu bagian dari tubuh untuk
mempengaruhi proses fisiologi atau biokimianya.
• Bahan berkhasiat dapat meningkatkan atau menurunkan
fungsi umum dari organ, jaringan atau sel tubuh, tetapi tidak
dapat mengubah menjadi fungsi yang lain.
• Misal: Obat tersedia untuk meningkatkan atau menurunkan
tekanan darah, menurunkan pembentukan asam dalam
lambung, meningkatkan produksi urin, dan meningkatkan
densitas tulang,
• Beberapa obat seperti kasin dan terapi gen tidak termasuk ke
dalam definisi di atas, tetapi masuk ke dalam manajemen
penyakit.
Bentuk Sediaan (Dosage Form)
• Bentuk sediaan adalah bentuk / wujud suatu produk farmasi
yang lengkap, merupakan sarana untuk mengantarkan
molekul obat ke tempat target di mana obat tersebut bekerja
dalam tubuh
• Bentuk obat erat kaitannya dengan cara atau rute dan tempat
pemberian obat serta teknologi farmasi (misalnya tablet,
kapsul, sirup, salep, krim, supositoria, larutan injeksi dan lain-
lain)
Pemasaran,
Manufaktur
Manufaktur Distribusi, dan
Pengem- senyawa
Penemuan obat jadi Penggunaan
bangan Aktif
CPOB
aman
aman
Tidak berlebihan
berkhasiat PROSES
tidak mengurangi
bermutu MANUFAKTUR
ketersediaan hayati & efek
terapi obat
(Farmakope)
Tidak menggangu dalam
pengujian dan penetapan
CDOB PRODUK FARMASI kadar obat
Bermutu (Farmakope)
Aman
berkhasiat
bermutu (Farmakope)
SUMBER BAHAN OBAT
HEWAN SUMBER BIOLOGI
TUMBUHAN
BAHAN OBAT
BERKHASIAT
DAN TIDAK
BERKHASIAT
PERTAMBANGAN MIKROBA/JAMUR
(MINERAL) SINTESIS KIMIA (BIOTEKNOLOGI)
SUMBER OBAT-OBATAN (II)
SUMBER CONTOH
1. Sintesis kimia (termasuk • Obat-obatan jantung, psikotropika,
modifi-kasi kimia dari bahan analgetika, antihistaminika
alam)
• Alkaloida, Steroida, glikosida
2. Tumbuhan
• Insulin, heparin, tiroid, asam
3. Hewan empedu, pepsin, tripsin, dll
• Insulin, vitamin, antibiotika, enzim
4. Fermentasi (bioteknologi) • Vaksin dan serum
5. Sumber biologi
OBAT ALAM INDONESIA
c. FITOFARMAKA
(syarat : aman, khasiat uji klinik, bermutu/standardisasi
bahan baku)
OBAT DALAM PANDANGAN ISLAM
o Ada 6 ayat dalam Al Quran yang membahas
tentang obat dan
pengobatan/penyembuhan:
a. At-Taubah, 9 ayat 14;
b. S. Yunus, 10 ayat 57; S.
c. An-Nahlu, 16 ayat 69;
d. Al-Isra,17 ayat 82;
e. As-Syuara, 26 ayat 80; dan
f. S. Al-Fushilat, 41 ayat 44.
• Hadist Rasulullah SAW yang membahas obat
dan pengobatan di antaranya adalah:
a. Setiap penyakit ada obatnya, maka apabila obat itu cocok
untuk suatu penyakit akan sembuh dengan izin Allah azza wa
jalla.
b. Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit kecuali diturunkan
pula obatnya.
c. Kesembuhan terjadi bila ada kecocokan antara obat dengan
penyakit.
d. Ditanya tentang khamer untuk obat, maka Rosulullah SAW
bersabda: itu adalah penyakit dan bukan obat. (HR Abu Daud
dan Tirmidy)
e. Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan dari apa-
apa yang diharamkan untukmu.
Obat vs Makanan
• Tujuan penggunaan:
Obat : diagnosis, penyembuhan, peningkatan, pemulihan,
pencegahan penyakit.
Makanan: sumber energi dan bahan pertumbuhan dan
perkembangan tubuh.
• Waktu penggunaan:
Obat : kalau sakit, preventif atau pemulihan (di bawah
pengawasan dokter/tenaga akhli.
Makanan: Setiap hari
• Persyaratan:
Obat : aman, berkhasiat dan bermutu
Makanan : aman dan bermutu
OBAT HALAL
• Yang terbuat dari bahan-bahan dan
diproses dengan cara yang baik (aman,
berkhasiat, bermutu)
Dasar :
a. Katakanlah : Dihalalkan bagimu yang
baik-baik (S. Al Maidah, 5, ayat 4).
b.Pada hari ini dihalalkan bagimu yang
baik-baik (S. Al Maidah, 5, ayat 5)
• Yang tidak terbuat dari bahan atau mengandung bahan
yang diharamkan.
• Yang terbuat dari bahan dari semua binatang ternak
kecuali yang diterangkan keharamannya.
Dasar:
1. Diharamkan memakan bangkai, darah, daging babi, yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
terpukul, jatuh, ditanduk, diterkam binatang buas, yang
disembelih untuk berhala ( Al Maidah, 5, ayat 3)
2. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak
kecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya (S. Al
Hajj, 22, ayat 30
BAHAN BAKU PELARUT
KATALIS PEREAKSI
LINGKUNGAN AIR
PROSES
PRODUKSI
EKSIPIEN PERISA
PELARUT PENGAWET
PROSES
PRODUKSI
OBAT
1. Ada peluang digunakannya bahan obat aktif dan bahan tidak aktif
berasal dari hewan dalam sediaan farmasi yang dapat diragukan status
kehalalannya dalam produk farmasi
2. Pelacakan bahan tersebut harus dilakukan sedini mungkin, dimulai dari
tahap perancangan obat baru, perancangan formulasi dan pengujian
akhir sediaan farmasi.
3. Hukum syariah untuk obat harus berbeda dengan hukum makanan.
4. Perlu ada kesepakatan dalam menetapkan kehalalan obat dengan
melibatkan semua pihak terlibat: ulama, ahli farmasi, dokter,
pemerintah, dll)
Terima Kasih