Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KELAYAKAN

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT


SEREH WANGI MENJADI BRIKET
SEBAGAI BAHAN BAKAR
TAMBAHAN UNTUK KETEL
PENYULINGAN SEREH WANGI
Ketua : Ir. Bakthiar, S.T., M.T., IPM (NIDN: 0031126633)
Anggota : Khairul Anshar, S.T., M.T. (NIDN: 0003019205)
Dr. Adi Setiawan, S.T., M.T. (NIDN: 0012097503)
Agam Muarif, S.Si., M.Si. (NIDN: 0013079108)

SUMBER DANA: PNBP Unimal Tahun 2021


Latar Belakang
• Indonesia termasuk negara penghasil minyak atsiri terbesar ke-9 di dunia.
• Hasil utama tanaman sereh wangi adalah minyak atsiri. Kandungan
minyak atsiri sereh wangi 0,5-1,5%.
• Sisa-nya merupakan limbah padat (ampas bahan baku) maupun air bekas
penyulingan. Limbah ampas penyulingan sereh wangi umumnya selama
ini dimanfaatkan sebagai sebagai insektisida, pewangi ruangan, sumber
pakan ternak.
• Limbah padat hasil penyulingan minyak sereh wangi di provinsi Aceh
diperkirakan mencapai 256.500 ton/tahun bila di berdayakan dengan
baik limbah tersebut masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Latar Belakang
• Pemanfaatan lain dari limbah padat sereh wangi yang masih sangat
jarang adalah dijadikan sebagai bahan baku briket. Briket yang
bersumber dari biomasa merupakan alternatif dalam memproduksi
energi dengan material yang ketersediaannya melimpah.
• Saat ini tempat penyulingan minyak sereh wangi di desa KM 6
Kecamatan Simpang Keuramat masih mengandalkan kayu bakar sebagai
sumber energi untuk menghasilkan steam dalam proses penyulingan.
Biaya yang di butuhkan untuk kayu bakar selama tiga hari kerja bisa
mencapai satu juta rupiah, sehingga diharapkan dapat dilakukan
pengurangan biaya kebutuhan kayu bakar untuk meningkatkan profit
yang di hasilkan.
Rumusan Masalah

Apakah upaya pengolahan limbah padat


sereh wangi menjadi briket layak
berdasarkan analisis kelayakan usaha?
Maksud dan Tujuan

menganalisis kelayakan pengolahan limbah padat


sereh wangi sebagai bahan baku briket yang
digunakan untuk bahan bakar pendamping yang
bertujuan mengurangi biaya produksi penyulingan
minyak sereh wangi
Pemanfaatan Sereh
Peneliti Bahan Baku Briket Analisis Ekonomi
Wangi
Thoha & Fajrin (2010)

Singh & Dawa (2014)


 
Adsorben pada proses
Daun jati

 
 

 
STATE OF
Nur Firdaus (2015)
penjernihan air
Produksi Silika     THE ART
Kang et al (2017)

Shahapur et al (2017)
 

 
Ampas kopi  
Kulit kacang, serbuk gergaji, Net Present Value, Benefit PENELITIAN
ampas tebu, kulit asam jawa Cost Ratio, Payback Period.
Sayuti et al (2019)     Break Event Point Analysis
  Net Present Value, Internal
Sekam padi dan tongkol
Insandi et al (2019) Rate Return, Benefit Cost
  jagung
Ratio, Payback Period.
Magnago et al (2020)   Sekam padi  
Tempurung Kelapa dan kulit
Dalimunthe (2021)    
kacang
Alchalil et al (2021)   Sekam Padi dan Ampas Kopi  
Limbah padat menjadi Daun sereh wangi hasil
Usulan (2021) Payback Period dengan i≠0
briket penyulingan
RoadMap PENELITIAN
ROADMAP PENELITIAN PEMANFAATAN LIMBAH SEREH WANGI
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
1 2021-2022
2 2023-2025
3 2026-2028
4 2029-2030

 Studi potensi pemanfaatan  Teknologi pengolahan  Pemanfaatan abu/arang


 Teknik pengolahan
limbah padat sereh wangi daun menjadi briket pada sektor perkebunan
daun menjadi briket
 Penanggulangan limbah  Teknologi pengolahan sebagai pupuk
dengan nilai kalor tinggi
daun hasil penyulingan daun menjadi pupuk ekonomis pengganti
 Teknik pengolahan
minya sereh wangi agar  Desain alat pencetak pupuk kimia
daun menjadi pupuk
tidak mencemari briket dari dauh sereh
yang mampu  Industri manufaktur
lingkungan wangi menggunakan briket
meningkatkan hasil
 Pemanfaatan limbah sereh  Teknik pengemasan dari sereh wangi
minyak sereh wangi
wangi untuk meningkatkan abu/arang hasil sebagai pengganti kayu
 Pengendalian kualitas
rendemen minyak yang pembakaran daun bakar
produk briket dengan
dihasilkan sereh wangi  Penggunaan briket
six sigma
 Pemanfaatan daun hasil sereh wangi sebagai
penyulingan menjadi briket pengharum ruangan
 Analisis kelayakan usaha
pemanfaatan limbah sereh
wangi

Research & Development Technology Product Market


Analisis
METODE Permasalahan
ANALISIS
KELAYAKAN USAHA

PELAKSANAAN Studi Pendahuluan


Pengumpulan dan
Pengolahan Data

Identifikasi dan Penilaian


Penilaian
Perumusan Aspek
Aspek Teknis
Masalah Finansial

Penetapan tujuan
Proyeksi Laporan
dan manfaat
Keuangan
penelitian

Penentuan batasan
dan asumsi Analisis Kelayakan
penelitian

Penentuan posisi Analisis


penelitian

Kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses
• Proses Pengeringan
• Pencacahan
• Pirolisis
• Penghalusan
• Pembriketan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses
• Pirolisis
Results (gram)
Energy
Time
Test Consumption (hours)
(Kg) Solid Liquid Gas

1 1,62 3204 2368 2428 2,05


2 1,53 2752 2360 2888 2,00
3 1,76 2984 2836 2180 2,00
4 1,48 3104 2420 2476 1,83
5 1,41 3264 2376 2360 1,67
6 1,75 3224 2780 1996 2,00
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
10 1,52 3208 2752 2040 1,83
Average 1,5 3204 2782 2014 2
Analisis Finansial
• BEP
BEP output.
BEPop = FC/ [(P – VC/Q) x S]
BEPop = 4,21 kg

BEP harga
BEPharga = P = (FC + VC)/Q
BEPharga = Rp. 17.998 / kg
Analisis Finansial
• BCR • BCR
Menghitung Benefit Cost Ratio (BCR).
Benefit (B).
BCR = B / C
B = TR + NS (A/F; i; T)
BCR = Rp. 3.758.116 / Rp. 5.329.425
B = Rp. 3.744.000 + Rp. 1.850.000 (A/F; 3,5%; 48)
BCR = 0,705
B = Rp. 3.758.116

Biaya (C). Perhitungan nilai BCR yang nilainya


C = TC + TI (A/P; i; T) kurang dari 1 (0,705), mengindikasi
C = Rp. 4.492.250 + Rp. 19.652.000 (A/P; 3,5%; 48) bahwa usaha tidak layak secara
C = Rp. 5.329.425 finansial untuk dilaksanakan.
Kesimpulan
• Limbah padat daun hasil penyulingan sereh wangi memiliki potensi besar untuk
dimanfaatkan namun tidak dalam skala usaha kecil.
• Untuk memproduksi 250 kg briket berbahan dasar daun sereh wangi dibutuhkan
biaya Rp. 4.492.250. dengan nilai investasi awal sebesar Rp. 19.652.000.
• Unit kondisi dan kapasitas produksi saat ini, unit usaha berpotensi memberi
kerugian setiap bulan sebesar Rp. 748.250. Berdasarkan perhitungan nilai Benefit
Cost Ratio (BCR) yang menghasilkan nilai 0,705 (< 1), unit usaha atau investasi
tidak layak secara finansial.
• Proses pirolisis setidaknya harus mampu menghasilkan 4,21 biorang dari 8 kg
bahan baku setiap prosesnya agar tercukupi bahan baku untuk mencetak briket
supaya biaya yang dikeluarkan dapat tertutupi.
• Sesuai dengan kapasitas produksi saat ini, briket setidaknya harus dijual dengan
harga Rp. 18.000/kg agar unit usaha tidak mengalami kerugian.
SARAN
• Guna meningkatkan produktivitas usaha pengolahan limbah padat
sereh wangi menjadi briket perlu dipertimbangkan penggunaan alat
atau mesin pengarangan yang hanya mengasilkan arang tanpa produk
sampingan.
• Karena proses pengarangan dengan alat pirolisis menghasilkan produk
sampingan berupa asap cair dan gas, maka perlu dilakukan analisis
finansial terhadap produk sampingan tersebut mengingat biaya yang
dikeluarkan pada masa produksi menghasilkan tidak hanya bioarang
tapi juga asap cair dan gas.

Anda mungkin juga menyukai