Anda di halaman 1dari 30

Rendy, L. Sapan, H.B. Kalesaran, L.T.B. &Lolombulan, J.H. (2016).

Skor prediksi
sindrom disfungsi multi-organ pada pasien multitrauma. Jurnal Biomedik (JBM),
Volume 8, Nomor 2, Juli 2016, hlm. 88-95

 Sequential Organ Faiure Assessment (SOFA). menilai disfungsi hingga kegagalan


enam sistem organ yaitu penilaian rasio PaO2/FIO2 (sistem respirasi), jumah
trombosit (sistem koagulasi-hematologi), nilai Glasgow Coma Scale (sistem saraf
pusat), mean arterial pressure dan penggunaan inotropik (sistem kardiovaskular),
keluaran urin dan kadar kreatinin (sistem renal), dan bilirubin total (sistem
digestif- hepar).
 Adanya MODS didefinisikan sebagai skor SOFA >1 pada lebih dari satu sistem
organ, dan dikatakan MOF bila skor SOFA ≥3 pada lebih dari satu sistem
organ. Cohort: 1 tahun 98 pasien
 Hasil: SIRS (88,89%), leukositosis (mean 19,455 sel/µL), kadar laktat tinggi (mean
3,14 mmol/L), 12 pasien menjalani pemasangan jalan napas emergensi definitive
(12,2%).
 43 sampel mengalami syok dengan derajat syok yang berbeda-beda, 43
mengalami MODS (43,87%) dan dari pasien yang mengalami MODS, 12 pasien
memburuk menjadi MOF (12,24%). Jumlah kematian saat perawatan di rumah
sakit sebanyak 13 (11 MOF, 2 MODS) (13,26%).
 Allen Chung-Cheng Huang, Tim Yu-Ting Lee, Meng-Cheng Ko, Chih-Hsien
Huang, Tsai-Yu Wang, Ting-Yu Lin, Shu-Min Lin. (2019) Fluid balance
correlates with clinical course of multiple organ dysfunction syndrome and
mortality in patients with septic shock. PLOS ONE |
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0225423 December 2, 2019.
 Retrospektif, MODS didefinisikan sebagai SOFA score>2 pada lebih dari 2
system organ. Keseimbangan cairan adalah penjumlahan intake dan
output harian.
Hasil:
 104 pasien dilibatkan, 58 (55.8%) survived lebih dari 28 hari, dan 73
(70.2%) mengalami MODS pada hari ke 3. Nilai keseimbangan cairan
pada 24 jam dan 72 jam setelah didiagnosis syok septik pada pasien
MODS lebih tinggi dari pasien tanpa MODS.
 independent factors yang berhubungan dengan MODS pada hari ke
3 adalah: Skor APACHE II saat masuk ICU, Disseminated
intravascular coagulopathy (DIC) dan Keseimbangan cairan pada
72 jam pertama.
Keseimbangan cairan, sepsis
dan MODS
 resusitasi cairan pada tahap awal syok septik adalah krusial untuk
mengembalikan volume intravaskuler dan mempertahankan stabilitas
hemodinamik. Namun demikian, pemberian cairan tanpa monitoring
Yang tepat dapat mengarah pada kelebihan volume cairan pada
pasien sepsis.
 Pasien dengan keseimbangan cairan positif yang menetap
berhubungan dengan kematian pada sepsis.
 Keseimbangan cairan dalam 72 jam setelah terdiagnosis syok sepsis
merupakan predictor survival.
 Keseimbangan cairan pada 72 jam pertama masuk ICU
berhubungan dengan meningkatnya risijo kematian
 Resusitasi cairan dalam memanaj sepsis harus dilakukan secara berulang
dan titrasi sesuai dengan respon hemodinamik. Pemberian cairan secara
agresif atau tidak terkontrol dapat membahayakan pasien sepsis.
SEPSIS &MULTIPLE ORGAN DYSFUNCTION
SYNDROM
The systemic inflammatory response syndrom (SIRS)
merupakan respon sistemik dari adanya infeksi atau
luka bakar. SIRS dapat berkembang menjadi
sepsis dan MODS
Sepsis dihasilkan dari proses infeksi dan
merepresentasikan respon sistemik terhadap
infeksi.
• Sepsis dapat diidentifikasi sebagai perubahan akut pada
skor SOFA ≥2 poin
• quick-SOFA (qSOFA): tingkat pernapasan 22 x/menit atau
lebih, perubahan status mental, dan tekanan darah sistol
100 mmHg atau kurang.
• Syok sepsis diidentifikasi dengan klinis sepsis dengan
hipotensi yang bertahan dengan vasopressor untuk
mempertahankan MAP ≥65 mmHg dan memiliki tingkat
laktat serum >2 mmol/ L (18 mg/dL) meskipun resusitasi
volume yang adekuat.
• Severe sepsis = sepsis dengan kegagalan organ secara
akut. Severe sepsis berhubungan dengan tingkat
kematian (28%- 50%)
Situasi yang dapat memicu
SIRS
Luka
bakar
Trauma

Transfusi

Pankreatitis

Infeksi
Tanda
SIRS
Suhu tubuh >38º C atau <36º
C HR >90x /min
RR>20x/min PaCO2<32
mmHg
WBC>12.000 sells/mm3, atau
<4.000 cells/mm3, atau >10%
immature form
Trauma, Luka Bakar,
infeksi,
pankreatitis, dll

Inflamasin

Vasodilatasi Pembentuka
n
Leaky bekuan
Meluasnya
capillary bekuan
syndrom mikrovaskuler

Kerusaka
n endotel
INFEKSI
RESPON
SISTEM IMUN

LEPASNYA MEDIATOR KIMIA DARI SDP DAN ENDOTEL VASKULER

MENINGKATN MENINGKATN MENURUNN KERUSAKA


YA YA YA N ENDOTEL
PERADANGAN PEMBEKUAN FIBRINOLISIS

CAPILLA
MENURUNNYA MICROTHROMBI
RY LEAK
PERFUSI
PERIFER
EDEMA
ORGAN
FORMATION
SYSTEM
DISFUNCTION
SEPSI
S
Volume X, Nomor 1, Tahun
2018
 Sepsis: keadaan disfungsi organ yang mengancam
jiwa yang disebabkan karena disregulasi respon tubuh
terhadap infeksi
 Syok Septik: keadaan sepsis dimana abnormalitas sirkulasi
dan metabolik yang terjadi dapat menyebabkan
kematian secara signifikan

Kriteria SIRS tidak menggambarkan adanya
respon disregulasi yang mengancam jiwa
SOFA≥2
Komponen dasar penanganan
sepsis dan syok septik
resusitasi awal,
vasopressor/ inotropik,
dukungan hemodinamik,
pemberian antibiotik
awal, kontrol sumber
infeksi,
diagnosis (kultur dan
pemeriksaan radiologi),
tata laksana suportif (ventilasi, dialisis, transfusi)
dan pencegahan infeksi
 Pengukuran tekanan vena sentral tidak lagi direkomendasikan
 Fluid Challenge dengan variabel dinamis (perubahan
tekanan nadi, variasi volum sekuncup) atau statis (tekanan
nadi, laju nadi) dalam evaluasi cairan (: Jika berespon baik
lanjutkan, jika tidak maka hentikan
 Antibiotik segera diberikan, tidak ditunda
 Vasopresor yang direkomendasikan adalah norepinefrin s.d
MAP≥65 mmHg
 Cairan yang direkomendasikan adalah Kristaloid 30 ml/kgBB
 Pemberian drotrecogin α (Human Activated Protein C)
menurunkan
tingkat kematian pada pasien dengan sepsis
Hasil meta analisis
menunjukkan balanced
crystalloid (ringer laktat,
Cairan Plasma lyte A)
Kristaloid yang menurunkan kematian
pada sepsis.
mana?
Nacl meningkatkan
AKI tetapi tidak
kematian.
Bolus
meningkatkan
NURSING CARE OF PATIENTS WITH SEVERE
SEPSIS
RECOGNITION

DETEKSI DINI
 USIA TUA
PASIEN  KELEMAHAN SISTEM IMUN
DENGAN  PASIEN DENGAN
RISIKO PEMBEDAHAN/PROSEDU
BERKEMBAN R INVASIF
G NYA  PASIEN DENGAN
SEPSIS
INDWELLING CATHETERS
 PSIEN DENGAN
VENTILASI MEKANIK
PENGKAJIAN DAN
MONITORING PARAMETER
FISIK
 TANDA VITAL  PARAMETER RENAL :
 PARAMETER URI OUTPUT PER
HEMODINAMI JAM, KREATININ,
K BUN DAN
 PARAMETER ELEKTROLIT
VENTILASI
: RR, SUARA
PARU, STATUS
OKSIGEN
PENGKAJIAN DAN
MONITORING PARAMETER
FISIK
 PARAMETER  PARAMETER

PEMBEKUAN: METABOLIK:
Trombocytopenia, Keseimbangan
Prothrombin Time Nitrogen, Glikemia,
(Pt), Activated Parameter Status
Partial mental: GCS,
Thromboplastin Time tingkat kesadaran
(Aptt), Monitor
Bleeding, Bruising
PROVIDE COMPREHENSIVE
SEPSIS TREATMENT
 Support Monitoring dan
sirkulasi pencatatan
dengan cairan, respon pasien
inotropic, dan terhadap
vasopressor. treatment.
 Support oksigen
dan ventilasi
 Pemberian
Antibiotik
Tingkatkan perawatan
kenyamanan pasien dan keluarga
Sedasi/ penurun  Penuhi kebutuhan
nyeri Miring dan keluarga pasien
perawatan kulit. kritis
Pendidikan
pasien dan
keluarag
Pencegahan
sepsis
Cuci Tangan  Pendidikan pada tim
Perawatan perawatan kritis
kateter invasive untuk identifikasi dan
Perawatan kateter penanganan sepsis
urin Perawatan Luka
 Skrining pasien dari
adanya tanda
DVT PROPHYLAXIS awal sespsis
setiap hari.
Tanda disfungsi akut system
organ
Tanda disfungsi akut system
organ
GASTROINTESTINAL: Ileus (Absent Bowel
Sounds) HEPATIC: Thrombocytopenia,
Coagulopathy,
Decreased Protein C Levels, Increased D-
dimer Levels
NEUROLOGIC: Altered Consciousness,
Confusion, Psychosis
PRINSIP MANAJEMEN SEPSIS:
Atasi penyebab Menurunkan kebutuhan
oksigen melalui:
yang
Menurunkan takikardi
melatarbelakangi a.

dan takipneu
Maksimalkan b. Menurunkan hipertermi
penyaluran c. Menurunkan nyeri
oksigen d. Mencegah demam
Maksimalkan e. Mencebah menggigil
curah jantung f. Tingkatkan kenyamanan
Maksimalkan g. Sesuaikan aktivitas
oksigenasi dengan h. Support disfungsi system
meningkatkan Hb
PRINSIP MANAJEMEN SEPSIS:
Berikan
dukungan nutrisi
Berikan
dukungan
psikologis

Anda mungkin juga menyukai