HBsAg Dalam Kehamilan
HBsAg Dalam Kehamilan
Laporan Kasus
Hepatitis B dalam Keh
amilan
Ninda Pangestika Setyawan – 030 14 141
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
BAB I
Pendahuluan
NAMA ALAMAT
NY N. Werkudoro, slerok, tegal timur
RIWAYAT KONTRASEPSI
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien tidak memakai KB
Tidak terdapat riwayat Ht, DM, HBsAg,
maupun Alersi
RIWAYAT ANC
Pasien sudah melakukan ANC sebanyak 13 kali
Thoraks
Keadaan Umum: Baik
Jantung
Kesadaran : Compos mentis
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Tanda vital :
Palpasi :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Iktus kordis teraba pada ICS V linea
Nadi : 84x/menit
midclavikularis sinistra
Suhu : 36,60 C
Perkusi :
Pernapasan : 20x/menit
Batas atas jantung ICS III parasternalis
Status Generalisata
sinistra
Kepala
Batas kanan jantung ICS III sampai V
Normosefali, simetris, tidak ada deformitas, rambut
linea parastenalis dekstra
hitam dan distribusi merata.
Batas kiri jantung ICS V linea midclavi-
Mata
kularis sinistra
Tidak tampak konjungtiva anemis dan sklera ikterik
Auskultasi : BJ I & BJ II regular, tidak
Leher
ada murmur dan gallop
Tidak edema dan massa, tidak teraba pembesaran
tiroid maupun kelenjar getah bening.
Pemeriksaan Fisik
Pada tanggal 28 Februari 2019 pukul 07.30 WIB di bangsal Mawar I
Abdomen
Paru-paru Inspeksi : Perut datar, smiling umbilicus (-)
Inspeksi : Bentuk thoraks simetris, Auskultasi : Bising usus 3x/menit
gerak dinding dada simetris kanan dan Perkusi : Timpani seluruh lapang perut
kiri, tidak tampak retraksi dinding dada. Palpasi : Supel, TFU 1 jari diatas pusat, kontraksi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan uterus keras
dan benjolan, gerak napas simetris Genitalia :
kanan dan kiri Jenis kelamin perempuan dalam batas normal
Ekstremitas atas dan bawah
Perkusi : Sonor dikedua lapang
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat kelainan pada
paru bentuk tulang, tidak sianosis, tidak edema pada
Auskultasi : Suara napas vesikuler ekstremitas bawah.
dikedua lapang paru, tidak didapatkan Palpasi : Akral hangat pada keepat ekstremitas
rhonki dan wheezing di kedua lapang Kulit
paru. Warna sawo matang, tidak tampak ikterik, tidak
sianosis.
.
STATUS GINEKOLOGI
Status Lokalis
Pemeriksaan Penunjang
2 Darah Lengkap, Urin Lengkap, HIV, HbsAg, SGOT, SGPT
Tatalaksana
3 Persalinan pervaginam, IVFD RL, Inj. Pitogin 1 amp, Amoxicillin tab 3x500mg,
Asmef tab 3x500mg, Metil ergometrin 3x1 tab Asam folat 1x1 tab
Prognosis
4 Ad Vitam: bonam, Ad Functionam: Dubia ad bonam, Ad Sanationam:
Dubia ad bonam
Bab III
Tinjauan Pustaka
Definisi
01 02
Seorang ibu dikatakan mengidap atau menderita hepatitis B kronik apabila :
• Bila ibu mengidap HBsAg positif untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan dan tetap positif selama masa
kehamilan dan melahirkan.
• Bila status HbsAg positif tidak disertai dengan peningkatan SGOT/PT maka, status ibu adalah carrier
hepatitis B.
• Bila disertai dengan peningkatan SGOT/PT pada lebih dari 3 kali pemeriksaan dengan interval
peme-riksaan setiap 2-3 bulan, maka status ibu adalah penderita hepatitis B kronik.
Etiologi
02 Virus Hepatitis B tergolong family Hepadnaviridae dengan genome DNA. Terdiri dari core
dan selubung (envelope) yang disebut Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg), dan
komponen antigenik utama VHB yaitu ; HBsAG, HBeAg , HBcAg
Replikasi virus
Epidemiologi
02 Diseluruh dunia saat ini diperkirakan terdapat 400-500 juta pengidap hepatitis B. Berdasar penelitian
beberapa RS di Indonesia, prevale-nsi HBsAg pada ibu hamil berkisar 2,1 – 35,1%
Manifestasi Klinis
03 • Hepatitis B kronik aktif HBsAg (+) & DNA-VHB lebih dari 10 5 IU/ml, peningkatan ALT menetap/
intermiten. Pada pasien sering ada tanda penyakit hati kronis. Pada biopsi hati didapatkan
gmbaran peradangan yang aktif.
• Carrier VHB Inaktif HBsAg (+) dengan titer DNA VHB yang rendah yaitu kurang dari 10 5 IU/ml.
Pasien menunjukkan kadar ALT normal dan tidak didapatkan keluhan.
Patogenesis
VHB masuk ke dalam tubuh ditangkap oleh macrophage peptida muncul di permukaan
macrophage bersama dengan MHC II dan sebagian partikel VHB masuk ke hepatosit sel hati untuk replikasi.
Awal infeksi VHB alfa interferon merangsang munculnya MHC I pada permukaan sel hati peptide
VHB dikenal oleh sel T sitotoksik (Tc) lisis sel hati dan eliminasi VHB.
alfa interferon dalam darah panas badan dan malaise aktifitas sel NK (Natural Killer) meningkat
disertai munculnya sel T-helper (CD4 limfosit) yang desensitisasi khususnya terhadap epitop yang
mengandung HBc peptide.
Antibodi (anti-pre S1 dan anti pre-S2) muncul mengontrol infeksi tetapi tidak mengontrol penyebaran
VHB ke dalam sel hati
Pada hepatitis kronik, proses seperti di atas tidak berjalan semestinya, yang disebabkan karena
terjadinya kerusakan atau kegagalan pada beberapa hal
Cara mendeteksi??
American Congress of Obstetricians and Gynaecologists (ACOG)
merekomendasikan ibu hamil secara universal pada kunjungan
awal antenatal care perlu dilakukan skrining serologi untuk
infeksi kronis VHB
Hepatitis B virus DNA load Mengukur jumlah virus dalam darah dan sebagai indikator
(HBV DNA) seberapa aktifnya virus tersebut bereplikasi.
Penularan HBsAg dari Ibu pada Janin??
Ada tiga rute yang mungkin untuk transmisi HBV dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya:
1. Transmisi transplasental dalam rahim.
• Melewati barrier plasenta: dapat diinduksi oleh kontraksi uterus selama kehamilan dan gangguan barrier
plasenta (seperti persalinan prematur atau abortus spontan) mikrotransfusi
• HBV- DNA ada pada oosit wanitai dan sperma pria yang terinfeksi janin dapat terinfeksi HBV sejak
konsepsi jika salah satu pasangan terinfeksi HBV
Saat Persalinan
Persalinan pada ibu hamil dengan titer VHB tinggi (3,5 pg/ml)
atau HbsAg positif, lebih baik seksio sesarea
Masa Nifas
• Bila tersedia pada saat yang sama beri Imunoglobulin Hepatitis B 200 IU IM
(0,5 ml) disuntikkan pada paha yang lainnya, dalam waktu 24 jam sesudah
lahir (sebaiknya dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir).
Dilakukan pemeriksaan anti HBs dan HBsAg berkala pada usia 7 bulan
(satu bulan setelah penyuntikan vaksin hepatitis B ketiga) 1, 3, 5 tahun
dan selanjutnya setiap 1 tahun
Ny. N usia 39 tahun hamil 39 minggu dengan HBsAg (+) pada usia kehamilan 2 bulan
mengalami keluhan kencang-kencang pada perut sejak ± 1 hari SMRS. Pada usia kehamilan
± 1 bulan pasien mengalami mual muntah selama 2 minggu, selain itu tidak ada keluhan
yang dirasakan. BAB dan BAK tidak terdapat keluhan. Pasien mengatakan pasien tidak
pernah mempunyai riwayat hepatitis B sebelumnya, suami pasien bekerja sebagai awak
kapal (berlayar), pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak mengkonsumsi
narkotika, tidak memiliki tattoo dan melakukan hubungan seksual hanya dengan suami.
Pasien juga mengaku tidak pernah melakukan transfusi darah sebelumnya. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan SGOT dan SGPT dalam batas normal.
BAB IV
Pembahasan