Anda di halaman 1dari 23

DETEKSI DINI

GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN & PENDENGARAN


DI POSBINDU
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
RENSTRANAS Penanggulangan Gangguan
1. Penglihatan dan Kebutaan (PGPK)
2. Pendengaran dan Ketulian (PGPKt)

Masyarakat Indonesia mempunyai :


VISI 1.Penglihatan yg optimal Pada tahun 2020
2. Pendengaran yg optimal Pada tahun 2030

1. Promosi kesehatan utk memberdayakan masyarakat.


2. Deteksi dini dan menaggulangi gannguan Indera
Penglihatan dan Pendengaran
MISI 3. Memfasilitasi pemerataan pelayanan kesehatan Indera

Penglihatan dan Pendengaran yg bermutu dan terjangkau


4. Menggalang kemitraan dgn masy.& pihak terkait
DETEKSI DINI GANGGUAN PENGLIHATAN & KEBUTAAN SERTA
GANGGUAN PENDENGARAN & KETULIAN

GANGGUAN PENGLIHATAN & GANGGUAN PENDENGARAN &


KEBUTAAN KETULIAN

CERDIK
Deteksi Dini Katarak &
DI SEKOLAH
Glaukoma

DILAKSANAKAN
Deteksi Dini
SECARA OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik)
TERINTEGRASI NIHL (Noise Induce Hearing Loss)
Serumen Prop
Presbikusis
Gangguan Refraksi
(Myop, Hipermetrop,
POSBINDU &
astigmatisma, dan Presbiopia)
PANDU
UPAYA PENANGGULANGAN GANGGUAN
PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

PENCEGAHAN PENGENDALIAN PENANGANAN


• DETEKSI DINI
melalui : TATALAKSANA KASUS
SECARA
• PROMOSI KESEHATAN KOMPREHENSIF
“LIHAT”
• MEMBERIKAN KIE KEPADA 1. PENGLIHATAN
MASYARAKAT AGAR
PEDULI & TERHINDAR DARI
• HITUNG JARI ATAU • Pemeriksaan dan
FAKTOR RISIKO • E-TUMBLING rujukan
GANGGUAN PENGLIHATAN • Rehabilitasi
2. PENDENGRAN
Bersumber daya
• BERBISIK Masyarakat
MEMERIKSAKAN KESEHATAN
BERKALA

CEK TES DARAH


CEK CEK
KADAR LENGKAP
TEKANAN KOLES-
GULA DI LABO-
DARAH TEROL
DARAH RATORIUM

CEK DETEKSI DINI


LINGKAR KANKER
PERUT LEHER RAHIM

UNTUK WUS
DETEKSI DINI
GANGGUAN DETEKSI DINI GANGGUAN
PENGLIHATAN  dg PENDENGARAN  dg BERBISIK
HITUNG JARI
DETEKSI
DINI
KESEHATAN
JIWA  dg
SRQ 6
DETEKSI DINI PTM

PENGUKURAN TD HIPERTENSI

PEMERIKSAAN GULA
DARAH DIABETES

PENGUKURAN IMT
OBESITAS POSBINDU
KOLESTEROL PJ PD

HITUNG JARI/ GANGGUAN


E TUMBLING PENGLIHATAN

BERBISIK GANGGUAN
PENDENGARAN
GANGGUAN
SRQ
KEJIWAAN

7
JENIS PELAYANAN DETEKSI DINI POSBINDU

DETEKSI DINI PTM (7 Jenis)


1. Obesitas (IMT)  TB, BB
2. DM (Gula darah)
3. Tekanan darah(ukur tensi)
4. Ketajaman Penglihatan (hitung jari)
5. Ketajam Pendengaran (berbisik)
6. Gangguan mental perilaku (SRQ)
7. Konseling CA Mammae dan CA Serviks dg
metode IVA
DETEKSI DINI INDERA
PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN
OLEH KADER LEWAT POSBINDU
PRAKTEK
PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN DAN
PENDENGARAN
Prioritas Penanggulangan
Gangguan Penglihatan (PGPK):
a) KATARAK
b) BUKAN KATARAK:
1. Kelainan Refraksi
2. Glaukoma
3. Retinopathy Diabetikum
4. Retinopathy of Prematurity
5. Low Vision
PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN
TEKNIK PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN SEDERHANA
DENGAN METODE HITUNG JARI
1. Pemeriksa berdiri 6 meter atau 6 langkah tegak di depan pasien di ruang
terbuka yang terang (sebisa mungkin cukup sinar matahari)
2. Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan. Pasien diminta menutup mata kiri
dengan telapak tangan, tanpa menekan mata.
3. Pemeriksa mengacungkan jari dengan latar belakang putih (kertas putih/HVS),
didepan dada pemeriksa diganti-ganti sebanyak 5 kali.
4. Jika pasien tidak bisa menghitung jari, sebanyak 2 kali atau lebih, berarti
pasien mengalami gangguan penglihatan
5. Pemeriksaan yang sama diulangi pada mata kiri
6. Catat identitas pasien, antarkan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
PEMERIKSAAN TAJAM
PENGLIHATAN
• Mata diperiksa satu
persatu

6 METER

• Jarak antara pasien


dan pemeriksa 6 meter
Indera Penglihatan
(tajam penglihatan)
URAIAN DI FORMAT PENCATATAN POSBINDU PTM

• Diisi dengan tidak apabila bisa menghitung jari dari jarak 6 meter
(bergantian mata kanan dan mata kiri) dan diisi ya apabila tidak bisa
menghitung jari dan telah diulang sebanyak 2 x atau lebih .

• Pemeriksaan indera penglihatan dilakukan pemeriksaan dengan


jarak 6 m di ruangan yang terang , pemeriksaan dilakukan
bergantian menutup mata kiri dengan telapak tangan tanpa menekan
mata. Kemudian pemeriksa mengacungkan jari dengan latar
belakang putih (kertas putih/HVS), didepan dada pemeriksa diganti-
ganti jumlah telunjuknya sebanyak 5 kali. Jika pasien tidak bisa
menghitung jari, sebanyak 2 kali atau lebih, berarti pasien
mengalami gangguan penglihatan
PRAKTEK
TAJAM PENDENGARAN
Gangguan pendengaran adalah terjadinya gangguan fungsi mendengar
mulai dari tuli ringan sampai dengan tuli total.

• Tuli ringan adalah keadaan gangguan fungsi pendengaran yang


berkurang namun masih dapat berkomunikasi dengan atau tanpa
bantuan alat bantu dengar.
• Tuli berat adalah apabila seseorang berbisik tidak bisa mendengar.
• Tuli total adalah apabila seseorang berteriak tidak bisa mendengar.
TES SUARA
CARA 1

a) Pemeriksaan dilakukan pada salah satu telinga secara bergantian dimulai dari
telinga kanan. Pasien diminta menutup telinga kirinya dengan tangan.
b) Gesekkan jari-jari pemeriksa di depan telinga pasien yang tidak ditutup dengan
cepat dan lembut. Tanyakan apakah pasien mendengar suara tangan
pemeriksa. Bandingkan kanan dan kiri.
c) Kemudian pemeriksa mengambil posisi di sisi pasien dengan jarak 1 meter
dari telinga pasien.
d) Pemeriksa mengucapkan kata-kata di depan telinga pasien yang tidak ditutup,
ketinggian mulut pemeriksa sejajar dengan telinga pasien. Pastikan pasien
tidak melihat gerakan bibir pemeriksa. Pilih kata yang terdiri dari dua suku kata
yang dikenal pasien, seperti "bola" atau "meja" dan dapat diulang sampai 3
atau 4 kali.
e) Jika perlu, tingkatkan intensitas suara pemeriksa menjadi suara bisik, suara
biasa, suara keras, berteriak dan berteriak di depan aurikula (penilaian semi
kuantitatif)
f) Minta pasien mengulang kata yang disebutkan pemeriksa. Nilai apakah
jawaban pasien benar.
g) Lakukan prosedur yang sama untuk telinga yang lain.
CARA 2
TES BERBISIK (DiambildariRiskesdas 2013 hal 243)
 Ruangan sunyi, jarak 6 meter
 Pemeriksa membisikkan 5 kata yang dikenal
 Yang diperiksa mengarahkan telinga yang akan diperiksa
ke pemeriksa, sementara mata dan telinga lain ditutup.
 Mengulang kata yang diucapkan pemeriksa

YANG DIPERIKSA PEMERIKSA


Mata
Kaki
Muka
Susu
kuku
1m 2m 6m
(bila semua kata t terdengar pemeriksa maju) terdengar 80%
(4 dari 5 kata)
NORMAL
PENILAIAN
Dapat mengulang kata yang disebutkan oleh pemeriksa
4–6m : normal
2 - < 4 m : tuli ringan
1 - < 2 m : tuli sedang
< 10 cm : tuli berat
0 : tuli total
Indera pendengaran
(tes suara)

URAIAN DI FORMAT PENCATATAN POSBINDU PTM

• Diisi dengan tidak apabila pasien bisa mendengar suara bisikan dari jarak 6 meter
(bergantian telinga kanan dan kiri) dan diisi tidak apabila tidak bisa mendengar
kata2 yang diucapkan

• Pemeriksaan indera pendengaran dilakukan pemeriksaan di ruangan sunyi dengan


jarak 6 meter, pemeriksa membisikkan 5 kata (mis. Mata. Kaki. Muka. Susu dan
kuku) dengan volume normal. pemeriksa mengarahkan telinga yang akan diperiksa
ke pemeriksa sementara telinga lain ditutup. .yang diperiksa mengulang kata yang
diucapkan pemeriksa. Bila tidak semua kata terdengar, maka pemeriksa maju
mendekat dengan jarak 5 meter, 4 meter, 3 meter 2 meter, 1 meter.

• Penilaian :
Dapat mengulang kata yang disebutkan oleh pemeriksa pada jarak :
4 – 6 meter : normal
2 - < 4 meter : tuli ringan
1 - <2 meter : tuli sedang
,< 10 cm : tuli berat
0 : tuli total
FORM PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN
• INFORMASI UMUM
• Tanggal Pemeriksaan :
• Lokasi Pemeriksaan :
• Nama :
• Jenis Kelamin : L P
• Usia responden :
• Apakah anda pernah/sedang memiliki masalah pada mata ? : ya tidak
• Menggunakan kaca mata ? : ya tidak
• Menggunakan kaca mata baca ? : ya tidak

• Hasil pemeriksaan
1. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN 2. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN

Bermasalah : ya / tidak
a. Mata kanan : Ya Tidak a. Telinga kanan : Ya Tidak
b. Mata kiri : ya Tidal b. Telinga kiri : ya Tidak

Dirjuk :
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai