Anda di halaman 1dari 16

HAK-HAK TERSANGKA DAN

TERDAKWA
Oleh :
Chandra Bangkit Saputra

Disampaikan dalam Agenda Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia


(KMMI) FH UNILA 2021
Pengertian
 Tersangka: seorang yang karena
perbuatannya atau keadaannya,
berdasarkan bukti permulaan patut diduga
sebagai pelaku tindak pidana (KUHAP
Pasal 1 butir 14)
 Terdakwa: seorang tersangka yang
dituntut, diperiksa, dan diadili di sidang
pengadilan (KUHAP Pasal 1 butir 15)
Lanjutan
 Tujuan awalnya, KUHAP menempatkan
tersangka/terdakwa sebagai subjek di mana dalam
setiap pemeriksaan tersangka/terdakwa harus
diperlakukan dalam kedudukan sebagai manusia
yang mempunyai harkat, martabat, dan harga diri
(yang pada pokoknya mempunyai hak asasi
manusia)
 Namun implementasinya lebih banyak
tersangka/terdakwa dijadikan objek yang
ditanggalkan hak asasi serta harkat dan martabat
kemanusiaannya secara sewenang-wenang oleh
APH
Putusan MK No. 21/PUU/XII/2014
 Minimal terdapat 2 (dua) alat bukti
 Adanya syarat untuk memeriksa calon
tersangka terlebih dahulu sebelum
menetapkan, memutus menetapkan
seseorang sebagai tersangka
Hak Tersangka / Terdakwa
1. Hak untuk mendapatkan pemeriksaan segera di setiap tingkatan;
2. Hak Bahasa
3. Hak memberikan keterangan secara bebas;
4. Hak atas Bantuan Hukum;
5. Hak komunikasi dengan Penasehata Hukum;
6. Hak Kesehatan/Dokter Pribadi;
7. Hak Pemberitahuan atas penahanan;
8. Hak menerima kunjungan;
9. Hak Korespondensi;
10.Hak Keagamaan;
11.Hak Diadili secara terbuka;
12.Hak mengajukan saksi ade-charge;
13.Hak upaya hukum;
14.Hak ganti kerugian dan rehalibitasi.
Hak Tersangka / Terdakwa
 Equality before the law. Pasal 14 ayat (1) Konvenan
Hak Sipil dan Politik (ICCPR) UU No. 12 Tahun 2005
 Fakta dilapangan yang ada adalah:
 Tebang pilih kasus
 Subyektifitas penahanan
 Refresifitas aparat Kepolisian
 Sepanjang tahun 2020 LBH Bandar Lampung
mendampingi 5 orang tersangka/terdakwa yang
diduga kuat mendapatkan penyiksaan dari
Kepolisian (Catahu LBH Bandar Lampung 2020)
Hak Tersangka / Terdakwa
 Hak untuk diperlakukan secara manusiawi
dan bebas dari penyiksaan dalam proses
peradilan pidana.
 Di dalam Prakteknya, penyiksaan yang
dilakukan oleh aparat penegak hukum
terhadap tersangka oleh aparat penegak
hukum terhadap tersangka seringkali
ditujukan untuk memperoleh pengakuan
dan informasi secara paksa.
Lanjutan
 KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak
Kekerasan) Catat 651 Tindak Kekerasan yang Dilakukan
Aparat Kepolisian sepanjang Juni 2020-Mei 2021.
 Kapolri menerbitkan Surat Telegram Nomor
STR/645/X/PAM.3.2./2020 yang terbit pada 2 Oktober
2020 yang pada pokoknya adalah berisi melakukan
deteksi dini dan kerja-kerja intelejen dengan melakukan
kontra narasi isu-isu yang mendeskreditkan masyarakat
dan melakukan tindakan untuk menghalau upaya aksi
masa yang melakukan penolakan terhadap Omnibuslaw
Cipta Kerja Kekerasan/Represif
Lanjutan
 Tindakan Refresif yang
diduga kuat dilakukan oleh
Polresta Bandar Lampung
merupakan pelanggaran
HAM yang terjadi di
Provinsi Lampung dengan
“diamankannya” 262 orang
yang terdiri dari pelajar,
mahasiswa, dan
masyarakat sipil.
(Catahu LBH Bandar
Lampung 2020)
Lanjutan

Korban Kekerasan Aparat


pada Saat Aksi Tolak
Omnibuslaw
Catahu LBH Bandar
Lampung 2021
Hak Tersangka / Terdakwa
Proses Persidangan
 Presumtion of Innocence
 Faktanya seringkali terdakwa
mendapatkan intimidasi. Bahkan seringkali
Majelis Hakim mengambil kesimpulan
prematur akan kesalahan terdakwa dalam
bentuk pernyataan atau gestur tubuh.
Hak Tersangka / Terdakwa
Berhak atas upaya hukum (diperiksa oleh Pengadilan yang
lebih tinggi
 Kendala administrasi seringkali mengakibatkan hak untuk
melakukan upaya hukum menjadi terbuang
 Turunan putusan pengadilan seringkali lama diperoleh oleh
terdakwa
 LBH Bandar Lampung pernah menggantikan “fungsi” dari
Pengadilan dan Kejaksaan. Dimana sudah ada putusan
Kasasi yang sudah berkekuatan hukum tetap, dan terpidana
sudah menjalankan hukuman selama 1.6 tahun. Namun
salinan dan eksekusi urung juga dilaksanakan, sehingga
terpidana masih mendekam di Rutan Way Huwi selama 1.7
tahun, atau lebih lama satu bulan.
Hak Tersangka / Terdakwa
 Hak atas rehalibitasi dan ganti rugi (Pasal 143 ayat (6) Konvenan Hak
Sipil dan Politik (ICCPR) UU No. 12 Tahun 2005, Pasal 95 dan 97 KUHP
 Fakta dilapangan yang ada adalah prosedur dan mekanisme yang
rumit. Walaupun dikabulkan, proses eksekusi seringkali sulit terkendala
administrasi dan mengakibatkan proses pemulihan menjadi tidak
efektif.
 Contohnya adalah kasus salah tangkap yang dialami Marbot Masjid
“Omen” di Lampung Utara pada 2017 bahkan sampai terjadi
penembakan di kaki marbot yang dituduh pelaku. Kemudian
terungkap terjadi salah tangkap, lalu Omen mengajukan gugatan dan
PN Kota Bumi menyatakan Polres dan Kejari bersalah dan
wajibmembayar ganti rugi 222 Juta. Hingga saat ini putusan tersebut
tidak pernah dilaksanakan.

https://regional.kompas.com/read/2019/06/29/18405831/salah-tangkap
-polres-dan-kejari-lampung-utara-harus-ganti-rugi-rp-222-juta
Hak Tersangka / Terdakwa
Berhak atas upaya hukum (diperiksa oleh Pengadilan yang
lebih tinggi
 Kendala administrasi seringkali mengakibatkan hak untuk
melakukan upaya hukum menjadi terbuang
 Turunan putusan pengadilan seringkali lama diperoleh oleh
terdakwa
 LBH Bandar Lampung pernah menggantikan “fungsi” dari
Pengadilan dan Kejaksaan. Dimana sudah ada putusan
Kasasi yang sudah berkekuatan hukum tetap, dan terpidana
sudah menjalankan hukuman selama 1.6 tahun. Namun
salinan dan eksekusi urung juga dilaksanakan, sehingga
terpidana masih mendekam di Rutan Way Huwi selama 1.7
tahun, atau lebih lama satu bulan. Putusan MA Nomor
590/K/Pid/2020
Hak Tersangka / Terdakwa
 Hakuntuk tidak diadili dua kali atas perbuatan
yang sama (nebis in idem). Pasal 143 ayat (7)
ICCPR dan Pasal 76 ayat (1) dan (2) KUHP.

 Hak untuk tidak dipidana berdasarkan peraturan


yang berlaku surut. Implementasi asas legalitas
dalam KUHP dan Ketentuan Pasal 15 ayat (1)
ICCPR.
TERIMA KASIH
Jika saudara hendak menang perkara,
janganlah pilih saya sebagai pengacara
Anda, karena pasti kita akan kalah.
Tetapi (jika) saudara merasa cukup
dan puas mengemukakan kebenaran
saudara, maka saya mau menjadi
pembela saudara

YAP THIAM HIEN

Anda mungkin juga menyukai