Transplantasi organ perpindahan jaringan tubuh dari
suatu tempat ke tempat lain.
Menurut istilah kedokteran berarti usaha memindahkan sebagian dari bagian tubuh dari suatu tempat ke tempat lain atau upaya medis untuk memindahkan sel, jaringan, atau organ tubuh dari donor kepada resipien. 1. Autotransplantasi: transplantasi yang masih menggunakan organ kita sendiri
2. Heterotransplantasi: transplantasi bedah
spesies
3. Homotransplantasi: transplantasi sesama
spesies 1. Transplantasi Ginjal 2. Transplantasi Jantung 3. Transplantasi Kulit 4. Transplantasi Hati 5. Transplantasi Kornea Menurut bapak Suhada (ketua PKC Muhammadyah Sukajadi) untuk menentukan hukum boleh tidaknya transplantasi organ tubuh, perlu dilihat tujuan serta asal organ yang akan ditransplantasikannya. Menurut Firman Sebatin Priatnof (GKI Guntur) mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk mendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk si pendonor organ. Robertus Suryatno (keuskupan), transplantasi di perbolehkan jika dengan niat ikhlas dan tidak untuk diperjualbelikan. Karena agama Katolik itu sangat menjunjung tinggi kehidupan. Bagus Rai v, transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan karena adanya hukum karma pala (perbuatan dari akibat) jadi setiap hal baik yang kita lakukan akan berbuah hal yang baik di masa yang akan depan. Handojo Ojong (Ketua DPD Walubi Povinsi Jawa Barat), transplantasi tidak dilarang, selama tujuannya
untuk kesehatan dan menyelamatkan nyawa
manusia , yang penting tidak melanggar hukum agama, dan diusahakan apa yang masuk dalam tubuh seseorang itu berasal dari keturunan yang baik serta bukan barang curian. Js.Andi Haryanto dan Oni Haryoni (Majelis Tinggi Agama Konghucu (MATAKIN)), transplantasi menurut konghucu diperbolehkan dengan tujuan menyelamatkan nyawa manusia Jika dilihat dari fungsi dan manfaatnya transplantasi organ dapat dikategorikan sebagai ‘life saving’. Live saving maksudnya adalah dengan dilakukannya transplantasi diharapkan bisa memperpanjang jangka waktu seseorang untuk bertahan dari penyakit yang dideritanya. TRANSPLANTASI DITINJAU DARI SUDUT SI PENERIMA, DAPAT DIBEDAKAN MENJADI: 1. Autotransplantasi Pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri. 2. Homotransplantasi Pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain. 3. Heterotransplantasi Pemindahan organ atau jaringan dari satu 4. Autograft Transplantasi jaringan untuk orang yang sama 5. Allograft suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-identik anggota genetis yang sama spesies 6. Isograft secara genetis (seperti kembar identik ). 7. xenograft dan xenotransplantation Sebuah contoh adalah transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses. 8. Transplantasi Split Kadang-kadang organ almarhum-donor, biasanya hati, dapat dibagi antara dua penerima, terutama orang dewasa dan seorang anak. 9. Transplantasi Domino adalah operasi lebih mudah secara teknis untuk menggantikan jantung dan paru-paru pada waktu yang sama. 1. Donor dalam keadaan hidup sehat. 2. Donor dalam keadaan koma. 3. Donor dalam keadaan meninggal. Apabila transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat, maka hukumnya ‘Haram’, dengan alasan : Firman Allah dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 195 :
َ ََوالَ ُت ْلقُ ْوا ِبأ َ ْي ِد ْي ُك ْم إ
لى ال َّت ْهل ُ َك ِة
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam
kebinasaan”. ح ِ ل ا ص َ م َ ل ْ ا ب ِ ْ ل ج َ ى َ ل ع َ م ٌ َّ د َ ق م ُ د ِ س ِ َ اف م َ لاْ ء ُ ْ ر َد ِ “Menghindari kerusakan/resiko, didahulukan dari/atas menarik kemaslahatan”. Resipien (penerima sumbangan organ tubuh) dalam keadaan darurat yang mengancam jiwanya bila tidak dilakukan transplantasi itu, sedangkan ia sudah berobat secara optimal baik medis maupun non medis, tetapi tidak berhasil. Hal ini berdasarkan qaidah fiqhiyyah :
ِ ات تُب ْي ُح ْالم ْحظُ ْو َرا
ت َ ِ ُ ض ُر ْو َر َّ ال “Darurat akan membolehkan yang diharamkan”.
Al-Quran surah Al-Maidah ayat 32:
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia semuanya”. “Berobatlah kamu hai hamba-hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidak meletakkan suatu penyakit kecuali dia juga telah meletakkan obat penyembuhnya, selain penyakit yang satu, yaitu penyakit tua”. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan al-Hakim dari
Usamah ibnu Syuraih)
(QS. An-Nisa 4: 29) Islam memerintahkan agar setiap penyakit diobati. Membiarkan penyakit bersarang dalam tubuh dapat berakibat fatal, yaitu kematian. Membiarkan diri terjerumus pada kematian adalah perbuatan terlarang,
"... dan janganlah kamu membunuh dirimu ! Sesungguhnya
Allah Maha Penyayang kepadamu." Apa yang menyebabkan penderita harus menerima transplantasi organ...?
• Seseorang harus menerima transplantasi organ
jika organ orang tersebut mengalami kerusakan atau tidak berfungsi lagi. Apabila hal tersebut terjadi, maka jalan terbaik adalah dengan mentransplantasikan organ ke dalam tubuh penderita agar penderita dapat tetap hidup. Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara memanfaatkan sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari individu yang masih hidup (donor hidup) atau yang baru saja meninggal (donor kadaver). Ginjal ‘cangkokan’ ini selanjutnya akan mengambil alih fungsi kedua ginjal yang sudah rusak Ginjal baru dapat diperoleh dari donor yang baru saja meninggal dunia, atau dari donor hidup. Donor hidup bisa keluarga, bisa juga bukan – biasanya pasangan atau teman. Jika anda tidak memiliki donor hidup, Berapa biaya yang dibutuhkan ?
Biaya yang dibutuhkan sangat besar
mengingat diperlukannya tenaga ahli dan peralatan yang cukup rumit. Di Indonesia, biaya untuk mentransplantasikan ginjal tersebut berkisar antara 80 juta sampai dengan 250 juta rupiah. APA AKIBAT JIKA TUBUH MENOLAK ORGAN TRANSPLAN TERSEBUT DAN HAL-HAL APA PENOLAKAN TERSEBUT? YANG DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA
Akibat jika tubuh menolak organ transplan tersebut:
- Demam - Terjadinya penggumpalan darah akibat perbedaan golongan darah. - kerusakan pada organ transplan karena sistem kekebalan tubuh yang menganggap organ transplan tersebut sebagai benda asing - Peningkatan berat badan akibat penimbunan cairan.
Penyebab terjadinya penolakan tersebut:
- Perbedaan golongan darah - Sistem imunitas tubuh Cara menanggulangi kegagalan transplantasi organ dapat dilakukan dengan beberapa cara: - mencari donor yang memiliki golongan darah dan HLAs yg sesuai dengan resipien. - setelah pembedahan, pasien perlu mengonsumsi obat- obat anti-rejeksi atau imunosupresan segera sesudah menjalani transplantasi ginjal. Obat-obat imunosupresan bekerja dengan jalan menekan sistem imun tubuh sehingga mengurangi risiko terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal cangkokan. • Penolakan umumnya terjadi pada setiap proses transplantasi organ. Penolakan biasanya bisa diatasi dengan menambah dosis atau jumlah obat immunosupresan. jika penolakan tidak dapat diatasi, berarti pencangkokkan telah gagal. ginjal yang ditolak bisa dibiarkan di dalam tubuh resipien, kecuali jika: – demam terus menerus – air kemih mengandung darah – tekanan darah tetap tinggi. jika pencangkokkan gagal, maka harus segera kembali dilakukan dialisa. upaya pencangkokkan berikutnya bisa dilakukan setelah penderita benar-benar pulih dari pencangkokkan yang pertama Pandangan Islam • Islam memerintahkan agar setiap penyakit diobati. Membiarkan penyakit bersarang dalam tubuh dapat berakibat fatal, yaitu kematian. Membiarkan diri terjerumus pada kematian adalah perbuatan terlarang, ) 29 : َو َال َتـ ْقـ ُتـل ُ ْوا اَـ ْنـفُ َس ُه ْمـ إِـ َّنهللاــ َـ َكـ َان ِبـــ ُك ْمـ َر ِح ْيمًا ( اــلنسآء "... dan janganlah kamu membunuh dirimu ! Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa 4: 29) Lanjutan • Maksudnya, apabila sakit, berobatlah secara optimal sesuai dengan kemampuan karena setiap penyakit sudah ditentukan obatnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa seorang Arab Badui mendatangi Rasulullah saw. seraya bertanya, Apakah kita harus berobat? Rasulullah menjawab, “Ya hamba Allah, berobatlah kamu, sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan juga (menentukan) obatnya, kecuali untuk satu penyakit.” Para shahabat bertanya, “Penyakit apa itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Penyakit tua.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad lanjutan • Nah, transplantasi termasuk salah satu jenis pengobatan. Dalam kaidah metode pengambilan hukum disebutkan Al-Ashlu fil mu’amalati al- ibaahah illa ma dalla daliilun ‘ala nahyi. (Pada prinsipnya, urusan muamalah (duniawi) itu diperbolehkan kecuali kalau ada dalil yang melarangnya). Maksudnya, urusan duniawi silakan dilakukan selama tidak ada dalil baik Al Quran ataupun hadits yang melarangnya. Transplantasi bisa dikategorikan urusan muamal (duniawi). Kalau kita amati, tidak ada dalil baik dari Al Qur’an ataupun hadits yang melarangnya. Lanjutan • Jadi trasplantasi itu urusan duniawi yang diperbolehkan. Persoalannnya, bagaimana hukum mendonorkan organ tubuh untuk ditransplantasi? Islam memerintahkan untuk saling menolong dalam kebaikan dan mengharamkannya dalam dosa dan pelanggaran.
"Dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat
kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah 5 :2) Lanjutan • Menolong orang lain adalah perbuatan mulia. Namun tetap harus memperhatikan kondisi pribadi. Artinya, tidak dibenarkan menolong orang lain yang berakibat membinasakan diri sendiri, sebagaimana firman-Nya,
) 195 : إــلىاــ َّلت ْهل ُ َك ِة ( اــلبقرة “…dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS. Al-Baqarah 2: 195 Lanjutan • Muktamar Tarjih Muhammadiyah Ke- 21 di Klaten yang berlangsung pada tanggal 20 – 25 H, bertepatan dengan tanggal 6 – 11 April 1980, telah membahas masalah transplantasi ini dan telah memutuskan sebagai berikut : 1. Transplantasi organ adalah masalah ijtihadiyah duniawi, maka hukumnya berputar pada Kuasa-Nya. 2. Berobat adalah wajib hukumnya. 3. Transplantasi dari segi melukai dan merusak jaringan dari organ tubuh, hukumnya haram. 4. Ototransplantasi yang donor dan resepiennya satu individu, hukumnya mubah 5. Homotransplantasi baik living donor maupun cadaver donor karena darurat menurut medis, hukumnya mubah 6. Semua pencangkokan yang membahayakan baik secara ruhani maupun jasmani, hukumnya haram. • Pertanyaan : 1. Apakah boleh mengambil sumber transplantasi organ dari orang yang sudah meninggal ? Sedangkan dalam Islam kita tidak boleh menyakiti mayat ! 2. Bagaimana hukumnya jika transplantasi organ itu berasal dari orang yang bukan beragama Islam ? SEKIAN