Anda di halaman 1dari 13

SEKTOR INFORMAL

 Sektor informal sangat berkaitan dengan sektor


formal di perkotaan. Sektor formal tergantung pada
sektor informal terutama dalam hal input murah dan
penyediaan barang-barang bagi pekerja di sektor
formal. Sebaliknya, sektor informal tergantung dari
pertumbuhan di sektor formal. Sektor informal
kadang-kadang justru mensubsidi sektor formal
dengan menyediakan barang-barang dan kebutuhan
dasar yang murah bagi pekerja di sektor formal.
TENAGA KERJA SEKTOR INFORMAL

Tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis


pekerjaan tanpa adanya perlidungan negara
atas usaha tsb tdk dikenakan pajak.
 Setiap pekerja memiliki hak untuk mendapat
perlindungan, begitu pula halnya dengan pekerja
informal. Sebagaimana amanah UU No 32/1992
tentang Jamsostek. Dalam pasal 3 ayat 2 UU
tersebut, disebutkan setiap tenaga kerja berhak
atas jaminan sosial tenaga kerja.
 Data Sakernas menyebutkan sampai dengan Agustus
2008, sektor informal masih mendominasi kondisi
ketenagakerjaan di Indonesia dengan kontribusi sekitar
65,92% pekerja laki-laki dan 73,54% pekerja
perempuan. Meskipun nilai tambah penyerapan tenaga
kerja di sektor informal tidak sebesar di sektor formal.
Wilayah pedesaan masih dominan menjadi sarang sektor
informal. Dari segenap pekerja di pedesaan lebih dari
75%-nya bekerja di sektor informal, sedangkan di
perkotaan hanya 40% pekerja.
TUJUAN
 Untuk peningkatan fleksibitas managerial dan
pengurangan biaya tenaga kerja dari perusahaan
sektor formal melalui sub kontrak kepada tenaga
kerja sektor informal/ penggajian yang di catat
dalam pembukuan tidak resmi.
PERAN SEKTOR INFORMAL
 Sektor informal memiliki peran yang besar di
negara-negara sedang berkembang (NSB) termasuk
Indonesia.
 Sektor informal adalah sektor yang tidak
terorganisasi , tidak teratur, dan kebanyakan legal
tetapi tidak terdaftar .
 Di NSB, sekitar 30-70 % populasi tenaga kerja di
perkotaan bekerja di sector informal. (Tri Widodo,
SE.)
KARAKTERISTIK SEKTOR INFORMAL
 Jumlah unit usaha yang banyak dalam skala kecil
 Kepemilikan oleh individu atau keluarga,
 Teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja,
 Tingkat pendidikan dan keterampilan yang
rendah,
 Produktivitas tenaga kerja yang rendah dan
tingkat upah yang juga relatif lebih rendah
dibandingkan sektor formal
KEBERADAAN PEKERJA INFORMAL

 Dari aspek produksi mereka kekurangan modal,


teknologimaupun pendidikan, disertai sumberdaya yan g
terbatas.
   Hygiene dan sanitasi adalah masalah keseharian.
 Hak-hak sebagai buruh terbatas.
 Bagi yang terikat dalam hubungan buruh majikan, upah
sangat rendah, dalam skala 20% - 70% UMR
 Jam kerjanya diatas jam kerja standar, tanpa uang
lembur.
 Tak ada jaminan sosial, tak ada bonus, promosi kerja
KELEBIHAN SEKTOR INFORMAL
 Dapat bertahan dan berkembang pesat dari tahun
ke tahun
 Usaha berskala kecil dan terkadang bersifat padat
karya
 Produksi yg dilakukan masih bersifat sederhana
shg pekerja tdk harus berpendidikan formal
 Adanya keahlian khusus (traditional skills)
lanjutan……
 Modal yg dibutuhkan utk mendirikan usaha kecil
 Persyaratan masuk sangat mudah
 Kebebasan waktu kerja
 Tidak adanya batasan umur
 Jenjang pendidikan tdkn jadi ukuran
 Mempunyai kemampuan menyerap naker tinggi
 Menciptakan lapangan pekerjaan
 Mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan.
KELEMAHAN
 Adanya hambatan dan kendala baik internal
maupun eksternal
 Keterbatasan modal
 Pemasaran barang dan jasa terbatas
 Ketersediaan bahan baku tdk selalu terjamin
 Sdm terbatas
 Tidak efisien
 Menimbulkan suasana yang kacau
lanjutan…..
 Pengetahuan ttg bisnis dan ekonomi tdk luas
 Teknologi canggih ukt proses produksi belum
menguasai
 Persaingan sangat tajam dan terbuka
 Kemampuan berkomunikasi sangat rendah
 Akses terhadap fasilitas- fasilitas terbatas
 Kesulitan meningkatkan kualitas produksi
 Mencemari keindahan dan ketertiban umum

Anda mungkin juga menyukai