Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PASAR:SEKTOR

INFORMAL

Kelompok 9
MOHAMAD RICKY C
NUR’AINI PUTRI
PENGERTIAN SEKTOR
INFORMAL
 Sektor Informal secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu
usaha yang tidak terdaftar secara resmi, tidak mempunyai
organisasi, tidak teratur, serta tidak terdaftar di dalam badan
usaha resmi milik negara dan sektor informal ini tidak perlu
membayar pajak kepada negara atas usahanya tersebut. Pengertian
sektor informal yaitu berupa lingkungan usaha tidak resmi atau
lapangan pekerjaan yang diciptakan dan diusahakan sendiri oleh
pencari kerja seperti wiraswasta contohnya membuka usaha
informal berupa rumah makan di tempat-tempat ramai.
 Sektor informal sebagai pasaran tenaga kerja yang tidak dilindungi.
Kegiatan sektor informal dapat bervariasi. Kegiatan tersebut bisa
dilakukan sebagai pekerjaan paruh waktu setelah bekerja, bagi
kaum imigran pekerjaan sektor informal lebih mudah didapatkan
karena mereka tidak diperkenankan bekerja pada sektor
formal.istilah sektor informal biasanya digunakan untuk
mengambarkan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil.
 Istilah“sektor informal” biasanya digunakan untuk menunjukkan
sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil. Sektor informal di
kota terutama harus dipandang sebagai unit-unit berskala kecil yang
terlibat dalam produksi dan distribusi barang-barang yang masih
dalam suatu proses evolusi daripada dianggap seagai sekelompok
perusahaan yang berskala kecil dengan masukan-masukan (inputs)
modal dan pengelolaan (managerial) yang besar (Sethurahman,
1996)
 Kota-kota utama di negara sedang berkembang, seperti Indonesia,
memiliki konsentrasi penduduk yang tinggi dan berkontribusi
terhadap tumbuhnya tenaga kerja informal (Riddel, 1997; Lyons and
Snoxell, 2005). Di negara-negara Afrika, sektor informal
diperkirakan menyediakan lapangan kerja sekitar 60% dari lapangan
kerja yang tersedia dan lebih dari 90 persen pada tahun 2000
(Charmes, 2000). Sebagian besar merupakan home working dan PKL
(ILO, 2002). Hal ini menunjukkan bahwa peran sektor informal
masih sangat besar dalam menggerakan perekonomian kota.
Di Indonesia aktifitas yang sering didefiniskan sebagai
sektor informal ini antara lain adalah: pedagang kaki
lima, pedagang asongan, penjual jasa semir sepatu,
penyedia payung di waktu hujan, penjual air
dorongan, pembantu parkir tak berseragam atau bisa
disebut juga berwirausaha.
Selain kenyataan bahwa sektor informal bisa menjadi
katup penyelamat dan mendorong pertumbuhan
ekonomi perkotaan, sektor informal juga menjadi
salah satu penyebab persoalan penataan ruang dan
ekonomi perkotaan.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
KEHADIRAN SEKTOR INFORMAL
 Ekonomi
 Sosial
 Politik
CIRI-CIRI SEKTOR INFORMAL
 Berdasarkan definisi-definisi mengenai sektor informal diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa sektor informal di Indonesia mempunyai ciri-
ciri :
 Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik karena unit usaha
muncul tanpa menggunakan fasilitas atau lembaga formal yang
tersedia.
 Unit usaha pada umumnya tidak memiliki izin usaha.
 Pola kegiatannya (lokasi dan jam kerja) tidak teratur dengan baik.
 Unit usaha berganti-ganti dari satu bidang penjualan ke bidang lainnya.
 Tekonologi yang digunakan masih sangat sederhana
 Modal dan perputaran usahanya relatif kecil sehingga operasinya juga
kecil.
 Tidak perlu pendidikan formal.
 Unit usaha biasanya terdiri dari para pekerja yang berasal dari
keluarganya sendiri.
 Sumber modal berasal dari tabungan sendiri atau dari kredit.
 Hasil produksi ditujukan bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah.
 Ciri sektor informal di kota menurut Alan
Gilbert dan Josef Gogler (1996) yaitu :
 Mudah untuk dimasuki siapapun
 Bersandar pada sumber daya lokal
 Usaha milik sendiri
 Operasinya skala kecil
 Padat karya dan teknologi bersifat adaptif
 Ketrampilan dapat diperoleh diluar sistem
sekolah formal
 Tidak terkena langsung oleh regulasi dan
pasarnya tidak kompetitif.
MUNCULNYA SEKTOR
INFORMAL
  Pembahasan mengenai munculnya sektor
informal mencapai puncaknya pada era 1970-
an. Ini terlihat dari banyaknya studi dan
penelitian yang dilakukan terutama di Amerika
Latin, seperti studi Bromley (1979) di
Colombia dan Keith Hart (1973) di Ghana.
Perkembangan sektor informal khususnya di
perkotaan tidak terlepas dari tingginya arus
urbanisasi dan terbatasnya lapangan pekerjaan
di sektor formal terutama bagi penduduk yang
berpendidikan rendah, berketerampilan
rendah, dan berusia nonproduktif.
 SEKTOR INFORMAL DI INDONESIA
 TIPE-TIPE EKONOMI INFORMAL.
 Tipe-tipe ekonomi infomal dalam kegiatan perekonomian ada 3 tipe
yaitu :
 Produksi Subsistensi, produksi yang dilakukan baik barang maupun
jasa bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
Distribusi barang dari produksi subsistensi ini yaitu melalui pasar
langsung. Ciri-ciri yang bisa dilihat yaitu bahwa produksi yang
dilakukan hanya berorientasi komsumsi, dan tenaga kerjanya pun
tidak dibayar karena biasanya berasal dari keluarga sendiri.
 Sektor Informal, bertujuan untuk peningkatan fleksibilitas managerial
dan pengurangan biaya tenaga kerja dari perusahaan sektor formal
melalui subkontrak kepada tenaga kerja sektor inforamal atau
penggajian yang dicatat di dalam pembukuan tidak resmi. Ciri-ciri
dari sektor informal ini yaitu adanya jaringan sosial, magang,
terkadang pendapatannya lebih tinggi dibanding bekerja pada sektor
formal, fenomena ini ada di negara maju dan berkembang.
 Sektor Informal Bayangan, bertujuan untuk akumulasi modal oleh
perusahaan kecil melalui hubungan kesetiakawanan, fleksibilitas dan
pembiayaan yang rendah.
KELEBIHAN DARI SEKTOR
INFORMAL
 Sektor informal dapat bertahan dan berkembang pesat dari tahun
ke tahun.
 Sektor informal adalah usaha berskala kecil dan terkadang
bersifat padat karya.
 Produksi yang dilakukan masih bersifat sederhana sehingga
pekerja tidak harus berpendidikan formal.
 Adanya keahlian khusus (traditional skills).
 Modal yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha kecil.
 Persayaratan masuk ke sektor informal sangat mudah.
 Kebebasan waktu kerja. 
 Tidak adanya batasan umur untuk angkatan kerja.
 Jenjang pendidikan tidak menjadi ukuran uatama.
 Mempunyai kemampuan menyerap tenaga kerja tinggi.
 Menciptakan lapangan pekerjaan.
 Mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan.
KELEMAHAN DARI SEKTOR
INFORMAL
 Adanya hambatan dan kendala-kendala baik internal maupun eksternal..
 Keterbatasan modal, karena modal yang digunakan untuk mendirikan usaha
informal berasal dari uang sendiri.
 Pemasaran barang dan jasa terbatas.
 Ketersediaan bahan baku tidak selalu terjamin.
 Sumber daya manusia terbatas pada pekerja yang umumnya berasal dari
keluarganya sendiri.
 Tidak efisien.
 Menimbulkan suasana yang kacau.
 Pengetahuan tentang bisnis dan ekonomi tidak luas.
 Teknologi canggih untuk proses produksi belum menguasai.
 Persaingan sangat tajam dan terbuka.
 Kemampuan berkomunikasi sangat rendah.
 Akses terhadap fasilitas-fasilitas terbatas.
 Kesulitan meningkatkan kualitas produk.
 Dianggap sebagai beban.
 Mencemari keindahan dan ketertiban umum
KESIMPULAN
 Sektor informal yang ada di Indonesia memiliki peran yang
sangat penting dalam perekonomian Indonesia, terutama
dalam hal penyerapan tenaga kerja. Sektor informal
merambah semua jenis pekerjaan dan bidang pekerjaan.
Sektor Informal secara sederhana dapat diartikan sebagai
suatu usaha yang tidak terdaftar secara resmi, tidak
mempunyai organisasi, tidak teratur, serta tidak terdaftar di
dalam badan usaha resmi negara dan sektor informal ini tidak
membayar pajak kepada negara atas usahanya tersebut. Sektor
informal pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan, hal itu
tergantung kepada bagaimana pengelolaanya agar tidak
merugikan negara. Kebijakan-kebijakan dalam pengembangan
sektor informal perlu dilakukan oleh pemerintah agar sektor
informal jauh lebih berperan dalam perekonomian Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai