Anda di halaman 1dari 11

TRAUMA GINJAL

Dr. Gustviano Picauly


PENDAHULUAN
 Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang
disebabkan oleh berbagai macam trauma baik tumpul
maupun tajam
 Laki-laki > Perempuan yaitu 72-93% kasus dengan
rata-rata usia 31-38
 Trauma tumpul ginjal mencapai 71-95% kasus trauma
ginjal
 biasanya terjadi karena kecelakaan kenderaan
bermotor dan akibat terjatuh.
TRAUMA GINJAL

 Trauma ginjal adalah trauma pada ginjal baik tumpul


maupun trauma tajam
 Trauma tumpul akibat trauma langsung ke ginjal atau
tidak langsung (pukulan balik).
 Trauma tajam akibat tusukan atau kena peluru
senapan angin atau senapan militer.
KLASIFIKASI TRAUMA GINJAL
 Grade I baru sampai capsulnya:

Subcapsuler hematom (mikroskopik hematuria, IVP normal).


 Grade II :

Laerasi korteks < 1 cm perirenal hematom tanpa ekstravasasi urine


(mikroskopik hematuria, IVP normal).
 Grade III:

Laserasi parenkim > 1 cm sampai korteks tanpa disertai ekstravasasi


urine.
 Grade IV :

Laserasi parenkim sampai kortiko medulary junction dan kolekting


sistem dengan laserasi segmental pembulu darah
 Grade V

Trombosis main arteria renalis,Multipel mayor laserasi ginjal,Avulsi


pedikel ginjal (arteria / vena renalis).
GEJALA TRAUMA GINJAL

 nyeri di Flank dan hematuria makroskopik (apabila sampai sistem


perviokalises)
 apabila terjadi robekan pedikel ginjal atau arteria Renalis, pada trombosis intima
dan robekan ureter biasanya tidak ada hematuria atau hanya ada hematuria
mikroskopik.
PEMERIKSAAN FISIK TRAUMA GINJAL

Inspeksi: Luka tembus, luka lecet atau hematom


di daerah flank. Kadang ada pembengkakan
(Bulging).
Palpasi: Pembengkakan karena hematom atau
ekstravasasi urine.
Perkusi: Nyeri ketok pada sudut
costovertebral ipsilateral.
PEMERIKSAAN PENUNJANG TRAUMA GINJAL
2. Pemeriksaan radiologi
 Plain foto abdomen
1. Pemeriksaan laboratorium
Untuk melihat fraktur costa, vertebra, skoliosis kearah ginjal yang
Pemeriksaan Urine menentukan adanya cidera oleh karena spasme otot psoas dan gambaran peningkatan
Hematuria atau hematuria mikroskopik. densitas pada daerah ginjal yang cidera.

Pemeriksaan Darah: Hb dan Hmt (Hematokrit).


 IVP
Pemeriksaan ini dengan tehnik High-dose Intravenous pyelogra.
Sekalipun penderita tidak dalam keadaan Injeksi bolus cepat 2 ml per kilogram berat badan 30 % kontras
shock, mungkin penderita ada pendarahan yang iodin. Foto menit ke: 1; 5 ; 15 ; 30. Amati apakah fungsi kedua
hebat. Dengan adanya penurunan kadar Hb ginjal atau adanya a fungsi, atau adanya ekstravasasi
yang sangat menyolok harus segera diselidiki  CT SCAN
dengan berpedoman pemeriksaan atau kadar Hb
pertama. Lebih sensitivity dan specificity dari IVP. Pada ginjal
menggambarkan: cidera minor dengan ekstravasasi urine mayor
laserasi parenkim, intra dan perirenal hematom serta segmental
devaskularisasipun dapat dideteksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG TRAUMA GINJAL
 CT SCAN
Lebih sensitivity dan specificity dari IVP. Pada
ginjal menggambarkan: cidera minor dengan
ekstravasasi urine mayor laserasi parenkim, intra
dan perirenal hematom serta segmental
devaskularisasipun dapat dideteksi.

 Arteriografi

Untuk mengetahui suplay darah dan pendarahan di sisi


mana dari ginjal dan sangat membantu dalam
preservasi arteria renalis. Identifikasi segmen dar ginjal
yang devaskularisasi sebab nekrosis, urine bocor, abses,
kerusakan jaringan dengan simtom hipertensi.
TATALAKSANA TRAUMA GINJAL
KESIMPULAN

 Hampir 80% kasus trauma tumpul ginjal disebabkan oleh trauma tumpul abdomen
 CT Scan merupakan gold standar dalam mendiagnosa trauma tumpul ginjal dan
penting dalam menentukan derajat trauma ginjal
 Derajat trauma ginjal AAST I-III ditatalaksana secara konservatif
 Derajat IV-V biasanya memerlukan tindakan operasi. Namun pada pasien dengan
kondisi hemodinamik stabil pada pasien dengan trauma ginjal derajat V dapat di
tatalaksana secara konservatif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai