Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien sadar dan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan status lokalis, didapatkan kontusio di bagian flank kiri
diameter sekitar 10 cm, nyeri tekan (+), tidak terdapat luka penetrasi. Pemeriksaan
kepala, thoraks dan abdomen dalam batas normal. Pemeriksaan urogenital tidak
tampak adanya luka atau perdarahan. Pasien kemudian direncanakan dirujuk untuk
pemeriksaan urinalisis untuk mengetahui adanya hematuria dan pemeriksaan
radiologi CT scan abdominal dengan kontras intravena. Dokter menjelaskan pada
pasien dan keluarganya bahwa pemeriksaan tersebut untuk pengambilan
keputusan operasi pada pasien.
Kata Sulit :
1. Kontusio: disebut dengan luka memar adalah jenis luka yang disebabkan
karena benda tumpul yang dapat merusak/merobek pembuluh darah
kapiler dalam jaringan subkutan sehingga darah meresap ke jaringan
sekitarnya, terjadi pengumpulan darah dalam jaringan karena pecahnya
pembuluh darah kapiler akibat benda tumpul.
2. Flank: daerah pinggang, bagian dari abdomen di bawah costa dan di atas
ilium,
3. Luka penetrasi: luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian
awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujungnya biasanya
luka akan melebar.
4. Pemeriksaan urogenital: pemeriksaan fisik yang dilakukan di daerah
urogenital, pemeriksaannya meliputi pemeriksaan rektum, kateterisasi,
pemeriksaan sekret urethra.
5. Pemeriksaan urinalisis: pemeriksaan yang dilakukan melalui analisis sample
urin di laboratorium, pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi/mendiagnosis
penyakit serta memantau konsis kesehatan dan fungsi ginjal
Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urin untuk tujuan skrining, diagnosis
evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, batu ginjal,
dan memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan
umum.
6. Hematuria: adanya darah dalam urine. Kondisi ini dapat mengindikasi
gangguan serius. Darah yang biasa dilihat disebut hematuria kotor. Darah
di dalam urine ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit,
mulai dari infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, hingga kanker
prostat. Darah di dalam urine akan mengubah warna urine menjadi
kemerahan atau sedikit kecoklatan. Urine yang normal seharusnya tidak
mengandung darah sedikitpun, kecuali pada wanita yang sedang
menstruasi. Hematuria umumnya tidak terasa sakit, tapi jika darah yang
muncul berupa gumpalan, dapat menyumbat saluran kemih dan
menimbulkan rasa sakit.
7. CT scan abdominal dengan kontras intravena: suatu modalitas imaging
diagnostic yang menggunakan gabungan dari sinar x dan komputer untuk
mendapatkan citra atau gambar berupa variasi irisan tubuh manausia. CT-
Scan dapat digunakan untuk mendiagnosa kelainan pada organ tubuh
mulai dari kepala, leher, rongga dada, rongga perut, tulang belakang, dan
anggota tubuh lainnya. Media kontras adalah sesuatu bahan atau media
yang dimasukan kedalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan
sehingga patologi tumor tampak lebih enhancement dan tujuan dari
pengunaan media kontras adalah untuk meningkatkan visualisasi struktur
internal pada suatu pencitraan diagnostik. Media kontras yang dimasukkan
melalui intravena diberikan setelah scan Abdomen polos (pre kontras)
pasien selesai.
Rumusan Masalah:
1. Apa saja pembagian dan klasifikasi dari hematuria?
Klasisfikasi hematuria:
- Hematuria makroskopis (Hematuria gros) keadaan urin bercampur
darah dan dapat dilihat dengan mata telanjang, keadaan ini dapat
terjadi bila 1 liter urin bercampur dengan 1 ml darah.
- Hematuria mikroskopik dapat diketahui dengan tes kimiawi jumlah
eritrosit dalam urin. Diagnosis hematuria dapat ditegakkan bila dari 10
L urin yang disentrfuge dengan perbesaran 500 kali ditremukan kurang
lebih 5-10 eritrosit. Normal 3 eritrosit/lpb tetapi batas ini tidak berlaku
pada wanita dalam keadaan menstruasi.
Berdasarkan lama terjadinya hematuria:
- Hematruria persisten: hematuria yang timbul pada tiap miksi
- Hematuria rekuren: hematuria yang diselingi oleh urin normal
- Hematuria transien: hematuria sementara