01 02 03
Inwedling cathether Eksplorasi laparotomi Syok hipovolemik
(Kateter) alat medis yang disertai pe- bedah terbuka yang dilakukan agar da- kondisi gawat darurat yang disebabkan
nampungan urin pat menjangkau organ dan jaringan in- oleh hilangnya darah dan cairan tubuh
ternal tubuh untuk keperluan diagnostic dalam jumlah yang besar, sehingga jan-
tung tidak dapat memompa cukup
darah ke seluruh tubuh
JUMP 2 DAN JUMP 3
RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA
1. Mengapa ibu marni mengalami lebam di pinggang kanan, nyeri dipinggang?
Jawab : Lebam terjadi akibat adanya pukulan benda tumpul, nyeri dipinggang
karena adanya cidera pada otot abdomen serta ada kerusakan jaringan
Pencitraan
Jenis pencitraan tergantung keadaan klinis dan fasilitas. Pemeriksaan
pencitraan dimulai dari IVU guna menilai tingkat kerusakan ginjal dan
melihat keadaan ginjal kontralateral.
Jika IVU belum dapat menerangkan keadaan ginjal, perlu dilakukan
pemeriksaan CT scan atau arteriografi.
Pengelolaan
Pada setiap trauma tajam, yang diduga mengenai ginjal harus difikirkan
untuk melakukan tindakan eksplorasi, tetapi pada trauma tumpul, sebagian
besar tidak memerlukan operasi. Terapi pada trauma ginjal antara lain :
a) Konservatif, tindakan ini ditujukan pada trauma minor . Pada keadaan
ini dilakukan observasi tanda vital (tensi, nadi, dan suhu tubuh),
kemungkinan adanya penambahan massa di pinggang , adanya
pembesaran lingkaran perut, penurunan kadar Hb, dan perubahan
warna urine pada pemeriksaan urine serial. Jika selama observasi
ditemukan adanya tanda perdarahan atau kebocoran urine yang
menimbulkan infeksi, segera lakukan tindakan operasi.
b) Operasi, ditujukan pada taruma ginjal major. Tujuannya untuk
menghentikan perdarahan. Selanjutnya mungkin perlu dilakukan
debridement, reparasi ginjal atau tidak jarang harus dilakukan
nefrektomi parsial atau total karena kerusakan ginjal yang sangat berat.
TRAMA URETER
• Cedera yang sangat jarang dijumpai dan merupakan 1% dari seluruh cedera traktus urogeni-
talia.
• Cedera bisa terjadi karena trauma dari luar, tumpul maupun tajam, atau trauma iatrogenik.
• Cedera yang terjadi akibat tindakan operasi terbuka dapat berupa : ureter terikat, crushing
karena terjepit oleh klem, putus (robek), atau devaskularisasi karena terlalu banyak
jaringan vaskuler yang dibersihkan.
TINDAKAN
Tindakan yang dilakukan tergantung pada saat cedera
terdiagnosis. Tindakan yang mungkin dilakukan :
1.Ureter saling sambung (anastomosis end to end). Teknik ini dipilih
jika kedua ujung distal dan proksimal dapat didekatkan
tanpa tegangan (tension).
2. Inplantasi ureter ke buli-buli (neoimplantasi ureter pada
buli-buli, flap Boari, atau Psoas hitch). Cedera ureter distal yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan anastomosis end to end,
atau implantasi ureter ke buli-bulidisebabkan tidak cukup bagian ureter
distal. Bagian ureter distal dapat diganti dengan bagian
buli-buli yang dibentuk suatu tabung mirip ureter.
3. Uretero-kutaneostomi adalah menghubungkan ujung akhir
ureter dengan dunia luar, melalui lubang di kulit (stoma)
LANJUTAN
4)Transuretero-ureterotomi (menyambung ureter dengan ureter
pada sisikontralateral). Jika terlalu banyak segmen ureter distal yang rusak
teknik inidapat dipilih.
5)Nefrostomi sebagai tindakan diversi.
6)Nefrektomi, yaitu pengangkatan ginjal.
TRAUMA VESICA URINARIA
• Kandung kemih adalah organ yang paling sering
mengalami cedera selama operasi panggul. Cedera
tersebut dapat terjadi selama operasi transurethral,
prosedur ginekologi (paling sering histerektomi perut,
operasi caesar, eksisi massa panggul), atau reseksi usus besar. Faktor predis-
posisi termasuk jaringan parut dari
operasi sebelumnya atau terapi radiasi, peradangan, dan beban tumor yang
luas.
• Cedera kandung kemih diklasifikasikan sebagai
kontusio atau ruptur berdasarkan luasnya cedera yang terlihat secara radio-
grafi. Ruptur bisa ekstraperitoneal, intraperitoneal, atau keduanya; ke-
banyakan ekstraperitoneal.
Gejala dan Tanda
• Gejala mungkin termasuk nyeri suprapubik dan ketidakmampuan untuk berkemih;
tanda-tanda mungkin termasuk hematuria, nyeri tekan suprapubik, distensi, syok
hipovolemik (karena perdarahan), dan, dalam kasus ruptur intraperitoneal, tanda-tanda
peritoneal. Ruptur kandung kemih tumpul hampir selalu terjadi dengan fraktur pelvis dan hematuria berat.
Tatalaksana
∙ Drainase kateter
∙ Terkadang perbaikan melalui operasi
∙ Kontusi kandung kemih hanya membutuhkan drainase kateter
• Klasifikasi
Colapinto dan McCollum (1976) membagi derajat cedera uretra dalam 3 jenis :
1. Uretra posterior masih utuh dan hanya mengalami stretching (peregangan).
2. Uretra posterior terputus pada perbatasan prostate-membranasea, selanjutnya diafragma urogenitalia masih utuh.
3. Uretra posterior, diafragma urogenitalis, dan uretra pars bulbosa sebelah proksimal ikut rusak.
Diagnosis
Rupture uretra posterior seringkali memberikan gambaran yang khas berupa:
• Perdarahan per-uretram,
• Retensi urin, dan
• Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan adanya floating prostate (prostat melayang)
di dalam suatu hematom.
Pada pemeriksaan uretrografi retrigrad mungkin terdapat elongasi uretra atau
ekstravasasi kontra pada pars prostate-membranasea.
Radiologis
• Foto polos abdomen : fraktur pelvis
• Urethrografi : adanya extravasasi kontras
Penatalaksanaan
• Diversi urin ( sistotomi) yg dilanjutkan dg delayed urethrotomi / urethroplasty (3
bulan post trauma)
• Early realigment (pemasangan kateter per endoskopi)
• Ruptur partial akan dapat sembuh spontan (sistostomi)
Komplikasi
Striktura uretra yang seringkali kambuh, disfungsi ereksi, dan inkontinensia urin
B) TRAUMA ANTERIOR
• Etiologi
• Cedera dari luar yang sering menyebabkan kerusakan uretra anterior adalah straddle
injury (cedera selangkangan) yaitu uretra terjepit diantara tulang pelvis dan benda
tumpul. Jenis kerusakan uretra yang terjadi berupa: kontusio dinding uretra, rupture
parsial, atau rupture total dinding uretra.
• Patologi
• Rupture uretra beserta korpus spongiosum, darah dan urin keluar dari uretra tetapi
masih terbatas pada fasia Buck, dan terlihat hematoma yang terbatas pada penis. Na-
mun jika fasia Buck ikut robek, ekstravasasi urin dan darah hanya dibatasi oleh fasia
Colles sehingga darah dapat menjalar hingga skrotum atau ke dinding abdomen. Oleh
karena itu robekan ini memberikan gambaran seperti kupu-kupu sehingga disebut but-
terfly hematoma atau hematoma kupu-kupu.
Diagnosis
Tanda dan gejala :
• Riwayat trauma / straddel injury
• Perdarahan per-uretram atau hematuria
• Perineal / skrotal swelling
• Hematoma penis atau hematoma kupu-kupu
• Tidak bisa miksi
Tindakan
Pada rupture uretra parsial dengan ekstravasasi ringan : sistostomi untuk mengalihkan
aliran urin. Kateter sistostomi dipertahankan sampai 2 minggu, dan dilepas setelah
diyakinkan melalui pemeriksaan uretrografi bahwa sudah tidak ada ekstravasasi kontras
atau tidak timbul striktura uretra. Namun jika timbul striktura uretra, dilakukan reparasi
uretra atau sachse. Tidak jarang ruptur uretra anterior disertai dengan ekstravasasi urine
dan hematom yang luas sehingga diperlukan debridement dan insisi hematoma untuk
mencegah infeksi. Reparasi uretra dilakukan setelah luka menjadi lebih baik.
Komplikasi
Abses, fascitis, striktur, kurvatura penis, disfungsi ereksi.
LO 2 TRAUMA SIS-
TEM GENITALIA
Click icon to add picture
Thanks !