Anda di halaman 1dari 13

Model Pendidikan

Olahraga
Disusun Oleh:
Asep Imam Riyanto
Nira Nurfadilah
Mohamad Aldi
Ikhtisar Model Pendidikan Olahraga

Pendidikan olahraga adalah sebuah kurikulum dan


pengembangan model pengajaran, dalam pengembangan
program pendidikan jasmani di sekolah. Pendidikan olahraga
mempunyai potensi untuk revolusi pendidikan jasmani.
Model ini berlaku dari mulai sekolah dasar (SD) sampai
sekolah lanjutan tingkat atas (SMA).
Pendidikan olahraga memberikan pengalaman lebih komplit
dan autentik daripada pendidikan jasmani. Dalam model ini,
murid tidak hanya belajar bagaimana belajar olahraga lebih
lengkap tapi juga belajar tanggung jawab individu dan kerja
sama anggota kelompok secara efektif. Model pendidikan
olahraga memiliki banyak tujuan daripada program
pendidikan jasmani.

2
Siedentop (1994) menyebutkan tiga tujuan utama untuk model Pendidikan Olahraga, yakni:

Olahragawan yang Olahragawan yang Olahragawan yang


Kompeten melek-huruf Antusias

3
Pendidikan Olahraga memiliki enam ciri utama yang memberinya identitas
yang unik (Siedentop, 1994).

1 2 3 4 5 6
Musim Afiliasi Kompetisi Acara Pencatatan Festivity 
Resmi Puncak

4
Prioritas dan
Interaksi Domain
Pembelajaran

5
Ciri Belajar Mengajar

1 2 3
Kelangsungan Pola keterlibatan Inklusivitas
utama

6
Kelangsungan
- Seleksi Isi
- Kontrol Manajerial
- Presentasi Tugas
- Pola Keterlibatan
- Interaksi Pengajaran
- Melangkah
- Pengembangan Tugas

7
Pola Keterlibatan Utama
Menurut Siedentop (1994) ada tiga pola keterlibatan domain untuk kegiatan pembelajaran dalam model
Pendidikan Olahraga, yakni: pengajaran langsung, pembelajaran kooperatif, dan Pengajaran Rekan. Pengajaran
langsung paling sering digunakan oleh guru untuk melatih siswa untuk peran tugas.
Pembelajaran kooperatif terjadi secara teratur dalam setiap tim selama pemain dan pelatih membuat dan
melaksanakan banyak keputusan yang diperlukan untuk membantu tim mencapai tujuannya.
Pengajaran Rekan sering digunakan sehingga anggota tim yang lebih terampil dapat membantu anggota yang
kurang terampil itu meningkat dengan demikian memudahkan pencapaian seluruh tim.

8
Inklusivitas
Pendidikan Olahraga secara inheren dirancang untuk pengajaran pendidikan jasmani yang inklusif. Karena
semua siswa harus menjadi pemain dan tim, maka setiap orang secara otomatis disertakan pada tingkat itu. Jika
guru telah berhati-hati untuk memastikan bahwa semua tim seimbang di seluruh tingkat keterampilan,
pengalaman, dan jenis kelamin, maka semua tim harus bekerjasama dengan baik untuk memastikan bahwa
anggota dapat menyokong potensi penuh mereka, memajukan inklusi di tingkat yang paling penting - yakni di
antara siswa itu sendiri.

9
Keahlian Guru dan Kebutuhan Kontekstual

Keahlian Guru
Keahlian guru ditanggung pada pengantaran dari apa yang
disebut oleh Knob dan Paus (1998) “olahraga edukatif” dalam
pendidikan jasmani suatu penggabungan dari struktur olahraga
bersaing dan pengajaran sesuai dengan tahapan perkembangan
yang tepat
• Peserta didik
• Pengajaran yang perkembangannya tepat
• Konten Pendidikan jasmani
• Ekuitas
• Penilaian
• Iklim social/emosional

10
Keterampilan Mengajar yang Efektif yang Diterapkan pada Pendidikan
Olahraga
- Perencanaan
- Pengelolaan waktu dan kelas
- Menentukan peran yang perkembangannya tepat
- Komunikasi
- Informasi pengajaran
- Tinjauan dan penutupan

11
Cara menilai pembelajaran Pendidikan olahraga

Menilai Pemain Menilai pembelajaran dalam peran


pekerjaan tugas
• Ketermapilan dasar
• Pengetahuan pekerjaan
• Pengetahuan tentang aturan dan
strategi • Penilaian Teknik
• Kinerja dan taktik permainan • Penilaian otentik selama pertandingan
• Keanggotaan tim
• Perilaku berolahraga

12
Thank you Kelompok 4

13

Anda mungkin juga menyukai