Anda di halaman 1dari 27

Undescended Testis

Oleh: Muhammad Sidharta Krisna


Pembimbing: dr. H.R. Danarto Sp.B., Sp.U
Epidemiologi
• Insidensi
• Negara Barat: 2-5% kelahiran bayi laki-laki aterm. (1)
• usia 1 tahun angka insidensinya menurun menjadi 0.8%. (3)
• 90% unilateral, 10% bilateral(4)
• 20% non palpable, 80% palpable. (5)

• Lokasi
• 66 % distal inguinal ring eksterna
• 16% intracanalicular
• 10% intra abdominal dan Internal ring
• 3% tidak ditemukan saat pembedahan. (3)
Patofisiologi

• Teori traksi : testis ditarik ke skrotum oleh gubernaculum testis.

• teori ketidakseimbangan: pertumbuhan tubuh vs pertumbuhan


gubernaculum.

• Teori peran androgen: masih diperdebatkan


Diagnosis

• membedakan apakah kelainan merupakan undescended testis atau


retractile testis dan untuk menentukan posisi testis (7)

• dilakukan beberapa pemeriksaan:


• ANAMNESIS
• Riwayat kapan testis mulai tidak ada di tempatnya?
• apakah permanen atau intermiten dan turun spontan?(7)

• Pemeriksaan Fisik
• Dalam keadaan supine
• jika memungkinkan posisi bersila dan berdiri.
• Abduction paha mencegah reflek kremaster. (6)
• Tes Stimulasi HCG
• bilateral unpalpable untuk menyingkirkan bilateral anorchia .
• bukti adanya jaringan testis yang menghasilkan testosterone.
• dilakukan sebelum operasi eksplorasi.
• 2000 IU perhari selama 3 hari.
• Anorchia bilateral level basal gonadotropin sangat tinggi tetapi
testosterone tidak meningkat.(7)(8)
• USG
• Akurasinya adalah 20 dari 22 sample (90.9%) pada palpable dan 24
dari 30 sample (80%) pada non palpable testis.(9)
• MRI
• akurasi MRI adalah 90% untuk testis intraabdomen.
• pada anak-anak kurang efektif. (8)
• Indikasi MRI adalah pasien abdominal testis yang tidak bisa
ditemukan dengan laparoscopy dan USG. (6)
• Laparoskopi
• Sebagai prosedur diagnostik dan terapeutik jika diduga terdapat
retensi abdomen
• prosedur yang dipilih untuk mengkonfirmasi testis di abdomen
yang masih viable yang tidak bisa dilihat dari USG maupun MRI.(8)
(10)
Management

• untuk mencapai posisi orthotopik testis pada skrotum. (8)

• Dilakukan sebelum usia 2 dan setelah usia 6 bulan.(2)


Pemeriksaan fisik
penunjang

Dapat dideteksi Tidak terdeteksi unilateral Tidak terdeteksi bilateral

MRI (opsional) Stimulasi HCG

terapi laparoskopi Interseks?

tata laksana Undescended Testis Guideline Undescended Testes IAUI (8)


• HORMONAL
• Terapi opsional hanya untuk testis yang retensi
• HCG intramuskular (1500 IU/m2 dua kali seminggu selama 4
minggu) atau luteinizing hormone releasing hormone nasal (400
µg, 3x1)(8)
• Kedua metode terbukti efektif pada 20-30% kasus
• dapat terjadi kegagalan setelah beberapa waktu {reascend 10 -
25%) (1)
• Inguinal Orchidopexy
• Terapi standar untuk testis yang teraba .(6)(8)
• Membutuhkan 2 insisi di inguinal dan scrotal serta 1 buah insisi
tambahan untuk memastikan testis berada di jalur yang tepat(11)
• Transcrotal Orchidopexy
• Teknik ini disebut juga teknik Bianchi pada 1980.
• 1 buah insisi dengan pendekatan high trans-scrotal yang lebih efektif
dan less invasive.
• perbedaan bermakna pada lamanya operasi dan rawat inap (p=0.0001)
sedangkan tidak signifikan untuk komplikasi lain (p>0.005). (11)(12)
Gambar Transcrotal orchidopexy(13)
• Open transabdominal orchidopexy
• insisi medial abdomen sampai membuka peritoneum.
• Testis, vas deferent dan vasa dibebaskan dari jaringan sekitar lalu
dibuatkan jalan menuju skrotum dan testis terfixasi ditempatnya
seperti inguinal orchidopexy.
• keberhasilan mencapai 95%.(6)
• Laparoscopy orchidopexy dan Fowler-Stephens Orchidopexy
• Terapi minimal invasive sejak 15 tahun lalu.
• funikulus spermatikus pendekteknik Fowler-Stephens (ligasi dan
diseksi pembuiuh darah spermatika).
• Syaratnya adalah duktus deferens dan pembuluh darah epididimis
yang intak (8)(6)
KOMPLIKASI

• Keganasan
• 3.5%-14.5% dari kasus Undescended testis pada decade 3 dan 4 kehidupan (3)
(4)

• paling sering adalah seminoma testis pada testis yang terletak di abdominal.
(2)

• Undescended testis yang dikoreksi pada saat post pubertas dianjurkan untuk
dilakukan orchidectomy. (14)
Gambar Seminoma Testis pada Pria 41 tahun dengan Undescended Testis (3)
Torsio Testis

• Torsio testis pada pasien dengan undescended testis terjadi karena


ketidaksesuaian antara testis dan mesentery (7)
• Infertilitas
• Kenaikan suhu 1.50-20 C bisa menghambat proses spermatogenesis.
• Treatment unilateral undescended testis pada masa postpubertal
berhubungan erat dengan azoospermia atau oligospermia pada 85
% kasus. (7)(1)(2)
Prognosis

• Jika koreksi dilakukan sebelum Usia 2 tahun maka akan semakin


mengurangi resiko untuk terjadinya keganasan dan memperbaiki
proses spermatogenesis lebih optimal (2)
Kesimpulan

• Undescended Testis adalah Kelainan kongenital yang cukup banyak terjadi


pada kelahiran bayi laki-laki.

• Komplikasi yang ditimbulkan oleh Undescended Testis antara lain Keganasan,


Torsio Testis dan infertilitas.

• Terapi dianjurkan dilakukan sebelum usia 2 tahun untuk mengurangi


kemungkinan terjadinya komplikasi dan terapi koreksi pembedahan adalah
metode terbaik untuk dilakukan.
Daftar Pustaka
• Toppari J, Kaleva M. Maldescendus testis.Horm Res.1999;51:261-269
• Pettersson A, Richiardi L, et al. age at Surgery for Undescended Testis and Risk of Testicular
cancer. The New England Journal of Medicine.2007;356:1835-1841
• Lim YJ, Jeong MJ, et al. Seminoma in Undescended Testis.abdominal imaging.2007;33:241-
243
• Evan J, Cosgrove C, et al. The Unidirectional Testicular Tunneler: a Simple, Safe and Novel
Device for Orchidopexy in Patients with Palpable Undescended Testes. Pediatric Surgery
international.2012;28:693-696
• Geuvbashian G, Roman jednak, et al. Outcome of Surgical management of non-Palpable
testes.Urology Annals.2013;5:273-276
• Wein A.J. 2012. Campbell-Walsh Urology Book, Vol 10. Philadelphia, US: Saunders Elsevier
• Koyle M, Rajfer J, et al. the Undescended Testis.Pediatric Annals.1988;17:39-46
• Santoso A, Rodjani A, et al. Guideline Pediatric Urology. Ikatan Ahli Urologi
Indonesia.2005;2:4-5
• Adesanya OA, Ademuyiwa AO, et al. Diagnostic value of High Resolution Ultrasound
in Localisation of the Undescended Testis in Children. African Journal of Pediatric
Surgery. 2013;10:127-130
• El-Anany F, El-Moula G. Laparoscopy for Impalpable Testis:Classification-Based
Management.Surg Endosc.2007;21:449454
• Samuel DG, Izzidien AY. Bianchi High Scrotal Approach Revisited.Pediatric Surgery
International.2008;24;741-744
• Ramzan M, Sheikh AH, et al. Single incision Trans Scrotal versus Standard Inguino-
Scrotal Orchidopexy in Children with Palpable Undescended Testis:Our Experience
from April 2007 to April 2010.Pak J Med Sci.2012;28(5):827-829
• Rajimwale A, Brant WO, et al. High Scrotal (Bianchi) Single-Incision
Orchidopexy:a”Tailored” Approach to the Palpable Undescended
Testis.Pediatric Surg International.2004;20:618-622.
• Zaid AA, Azzam A, et al. Mixed Germ Cell Tumor Complicating an Intra
Abdominal Cryptorchidism.Hematol Onco Stem Cell Ther.2013;6(3-
4):122-123
• Hajji F, Janane A. Torsio of Undescended Testis. The New England
Journal of Medicine.2012;17:1625
• Foster ME., Stiff GM. Teknik Bedah Umum.Farmedia.2001: 10(6):120-
121
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai