Hipotesis fisiologik
Kadar prostaglandin F2 yg tinggi selama siklus menstruasi menyebabkan
vasokonstriksi, dan mengakibatkan rupture alveolar. Bulla yg mengalami bleb
lebih rapuh terhadap terjadinya ruptur akibat perubahan hormonal
Etiologi
Hipotesis migrasional
Adanya nekrosis pada jaringan endometrial yg menempel pada diafragma
menyebabkan perforasi diafragma.
Jaringan endometrial dapat memasuki rongga toraks dan menyebar di dalamnya.
Jaringan endometrial yg ektopik ini dapat mnempel di pleura viseralis.
Nekrosisnya memicu alveoli atau area pleura yg terlibat akan mengalami rupture
dan memicu pneumotoraks.
Pneumotoraks berulang pascahisterektomi, ligasi tuba Fallopii dan reseksi
diafragma menyokong hipotesis ini.
Manifestasi Klinis
Pencitraan radiografik
X-ray toraks
CT toraks
MRI
Antigen Tumor
Endometriosis erat kaitannya dengan peningkatan kadar CA 125, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk penegakan diagnosis dini.
Karakteristik Lesi
Bintik tunggal atau multipela pada diafragma, perforasi, nodul, dan bitnik
atau nodul pleura viseralis atau parietalis
Nodul pericardial pernah dilaporkan
Lesi terbagi menjadi lesi diafragmatik dan lesi toraksik
Tampilan intraoperatif pasien dengan pneumotoraks
katamenial. Tampak protrusi multiple hepar melalui defek di
diafragma.
(a) and (b) Tampilan torakoskopik endometriosis
diafragmatik. Tampak fenestrasi (tanda panah),
(c) Hepar terlihat setelah reseksi
(d) Diafragma yg dijahit pasca reseksi.
Lesi Diafragmatik
o Lesi ini biasanya pada pleura viseralis dan parietalis, serta pernah dilaporkan
juga pada perrkadrdium (Fonseca et al.)
o Lesi dapat tunggal maupun multiple
o Warna lesi beragam, meliputi coklat, ungu, merah, hitam, abu-abu, hingga
ungu keabu-abuan
o Lesi toraksik terdeteksi saat tindakan torakotomi maupun tindakan diagnostik
dengan torakoskopi
TATALAKSANA
Torakotomi konvensional
VATS (Video Assisted Thorax Surgery) minimally
invasive
o Reseksi lung wedge bagian paru yg sakit, pleurektomi parietal, dan reseksi
diafragma parsial
o Pleurodesis merupakan intervensi yg paling umum dilakukan
o Jenis pleurodesis yg dipilih adalah pleurodesis mekanik (abrasi atau
pleurektomi) yg terbukti lebih berhasil
o Alifano et al. merekomendasikan reseksi diafragmatik dengan removal lesi
implan endometriosis sebagai pilihan tindakan pembedahan dibanding plikasi
diafragma karena tingginya angka kekambuhan (20-40%) akibat implant
jaringan endometrial yg tidak ditangani.
Komplikasi
Terapi hormonal.
Dapat diberikan sebagai pencegahan rekurensi
GnRH (Gonadotrophin-Releasing Hormone) analogue digunakan pada 6-12
bulan pascapembedahan. Luarannya berupa penundaan menstruasi.
Analog GnRH juga efektif dalam menekan aktivitas endometrium ektopik
(jaringan endometrial implant) hingga pleurodesis dilaksanakan
Terapi Nonbedah (medikal)
Terapi hormonal.
Dapat diberikan sebagai pencegahan rekurensi
GnRH (Gonadotrophin-Releasing Hormone) analogue digunakan pada 6-12
bulan pascapembedahan. Luarannya berupa penundaan menstruasi.
Analog GnRH juga efektif dalam menekan aktivitas endometrium ektopik
(jaringan endometrial implant) hingga pleurodesis dilaksanakan
Algoritma pembedahan dan pengobatan pneumotoraks katamenial
Luaran Tatalaksana
1. Celik, Sezai, et al. 2019. Catamenial Pneumothorax. Istanbul: Dr. Siyami Ersek
Thoracic and Cardiovascular Center, Turki.
2. Colaut, Flavio, et al. 2017. Catamenial Pneumothorax: A Challenging Diagnosis.
Turin: City Hospital, via Montegrappa 1, Italia.
3. Marjanski, Tomasz,et al. 2016. Catamenial Pneumothorax: A Review of The
Literature. Gdanks: Department of Thoracic Surgery, Medical University of Gdansk,
Polandia.
4. Visouli, Aikaterini, et al. 2014. Catamenial Pneumothorax. Thessaloniki: Interbalkan
Medical Center, Yunani.