Model perencanaan yang sering dipakai sebagai acuan pada dasarnya mengacu
kepada pendekatan perencanaan rasional komprehensif. Ada tiga karakteristik
utama proses perencanaan yang perlu diperhatikan, yaitu :
Karakteristik pertama
Proses perencanaan dipandang sebagai suatu proses siklis, terdiri atas rangkaian
tahapan kegiatan yang akan menjembatani perusumusan tujuan dengan
penyusunan program dan proyek sebagai implementasinya.
Karakteristik kedua
Ragam tahapan dengan kegiatannya masing-masing haruslah dilihat sebagai satu
kesatuan yang berkaitan satu sama lain. Tidak ada satu tahapan kegiatan yang
boleh terisolasi dari tahapan lainnya.
Karakteristik ketiga
Tiap tahap tidak selalu dilakukan secara sekuensial. Ini berearti bahwa situasi
lapangan lebih kompleks dari proses perencanaan secara konvensional.
SURYA
1. Perencanaan lebih melibatkan banyak hal daripada sekadar membuat suatu dokumen
rencana. Dalam hal ini seringkali terjadi kesalahan konsepsi, seperti :
a) Rencana dianggap menjadi tujuan perencanaan. Padahal tujuan perencanaan adalah
mencapai tujuan (goals) tertentu yang diidentifiaksi atau dideskripsi sebelumnya
b) Implikasi bahwa produk perencanaan harus selalu dokumen fisik yang memberikan
blueprint bagi Tindakan di masa dating secara kaku.
2. Perencanaan dianggap sebagai suatu proses yang berlangsung terus menerus, bukan suatu
proses yang dikerjakan sekali saja. Dewasa ini bahkan berkembang apa yang disebut rolling
plants (rencana berkesinambungan), yaitu suatu rencana yang selalu dperpanjang setiap
tahunnya sehingga pada kenyataannya rencana tersebut tidak akan pernah berakhir.
Dalam terminologi perencanaan, seringkali dibedakan antara tujuan (goals), sasaran (objectives),
dan juga target. Tujuan dan sasaran dalam pengertian umum merupakan ekspresi prioritas yang
ingin dicapai dari kegiatan perencanaan yang dilakukan, yang formulasinya dilakukan pada tahap
awal dari siklus perencanaan.
Kegiatan perumusuan tujuan dalam Perencanaan Kota diarahkan untuk menghasilkan suatu
pernyataan yang bersifat kualitatif berkenaan dengan pencapaian yang diinginkan dari hasil
perencanaan/kebijaksanaan dan/atau keputusan, yang dapat menjadi pedoman nyata dalam
menentukan tindakan yang sesuai untuk mencapainya.
Kegiatan perumusan sasaran dalam perencanaan wilayah dan kota diharapkan akan menghasilkan
suatu pernyataan spesifik yang menyangkut pencapaian tujuan yang bersifat terukur dan
mempunyai kerangka waktu dalam pencapaiannya.
PANDAPO
TAN
A.1.4.3 Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan, karena
pencapaian pada dasarnya merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang tidak dapat
dilakukan tanpa didukung informasi yang memadai.
Dalam perencanaan, data atau informasi diperlukan untuk tiga tujuan utama, yaitu:
1. Identifikasi permasalahan dan perkembangan eksisting, sebagai dasar bagi perumusan
kebijaksanaan/rencana.
2. Identifikasi dan evaluasi alternatif kebijaksanaan/rencana.
3. Sebagai umpan balik, untuk siklus proses perencanaan berikutnya.
Menurut kebutuhannya dalam perencanaan, tipe informasi yang diperlukan dikumpulkan dan
dianalisis, dapat dibagi tiga, yaitu:
1. Data yang memberikan informasi tentang distribusi. Data ini memberikan informasi yang bersifat
deskriptif, yang dapat digunakan untuk membandingkan antarkelompok, kegiatan, atau wilayah
geografis yang berbeda, terutama dalam rangka mengidentifikasi potensi dan permasalahan
pembangunan.
2. Data yang memberikan informasi tentang keterkaitan, baik dalam bentuk spatial ataupun aspatial.
3. Dalam bentuk perkembangan, memberikan informasi yang menujukkan tingkat atau derajat
perkembangan yang dicapai oleh suatu wilayah atau kelompok penduduk.
RIC0
Dengan melakukan analisiss, diharapkan diperoleh alternatif atua pilihan Tindakan yang mungkin untuk
memecahkan persoalan. Manakala terdapat serangkaian Tindakan yang mungkin dapat diindentifikasi, tugas
perencana selanjutnya adalah membandingkan secara rinci kelebihan dan kekuranganan antara alternatif
sehingga dapat memberikan informasi kepada pengambil keputusan untuk memilih alternatif terbaik.
1 Identifikasi Alternatif
Pada tahap ini dikemukan berbagai alternatif rencana, kebijakan atau pemecahan persoalan yang mungkin
beserta variasi dan kombinasi alternatif utamanya. Sekurang-kurangnya ada tiga jenis alternatif utama yang
dapat diindentifikasi, yaitu:
a) Non-action Alternatif;
b) Alternatif ang didasarkan pada kebijakan yang ada;
c) Alternatif baru
2 Evaluasi Alternatif
Evaluasi adalah proses menganalisis sejumlah alternatif dengan maksud untuk menunjukkan keuntungan
dan kerugian secara komparatif serta meletakkannya dalam suatu kerangka logis. Dalam tahapan evaluasi
ini perlu dilakukan penentuan kriteria evaluasi. Kriteria pada dasarnya adalah pernyataan spesifik, aturan
atau standar tentang dimensi-dimensi sasaran yang dipergunakan untuk mengevaluasi sejumlah alternatif
dan mengambil keputusan.
RIC0
A.1.4.6 Impelementasi
Tahapan pelaksanaan merupakan suatu proses penerjemah atau perwujudan tujuan dan sasaran
kebijaksanaan ke dalam bentuk program atau proyek spesifik. Sering dikatakan pula bahwa
pelaksanaan adalah proses interkasi antara tujuan yang telah dirumuskan dengan tindakan-tindakan
yang dilakukan untuk mencapainya.
Dalam konteks perencanaan, pelaksanaan biasanya dianggap sebagai bagian dari tahapan akhir siklus
perencanaan. Tahapan dianggap sebagai bagian dari tahap akhis siklus perencanaan. Tahapan ini
menyangkut hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran spesifik yang telah
dirumuskan dan diungkapkan dalam bentuk rencana.
Dalam konteks pelaksanaan proyek misalnya, pelaksanaan mengacu pada proses sumberdaya ke dalam
barang dan jasa untuk mendukung perubahan perilaku dalam kelompok sasaran. Peranannya adalah
dalam hal mobilisasi, pengorganisasian dan manajemen berbagai sumberdaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tindakan-Tindakan yang dirumuskan dalam rencana.
Dalam hal ini perencana perlu mempertimbangkan :
• Apa yang akan dilakukan; sumberdaya yang harus disediakan.
• Kemampuan untuk mengendalikan atau mengelola sumberdaya untuk mencapai hal-hal yang
diinginkan.
• Bagaimana keterkaitan pihak lain dalam peranannya dalam pelaksanaan.
RIC0
Pemantauan dan evaluasi merupakan dua tahap terakhir dari proses perencanaan sebelum memulai siklus proses
perencanaan baru. Dalam lingkup penataan ruang, kegiatan pemantauan dan evaluasi merupakan bagian dari
kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang selain pelaporan. Kegiatan evaluasi seringpula dikaitkan dengan
kegiatan revisi atau peninjauan kembali, yang dalam lingkup penataan ruang dimasukkan dalam proses
perencanaan tata ruang.
Pemantauan
Pada dasarnya pemantauan mengacu pada aktivitas untuk mengukur pencapaian dalam pelaksanaan suatu
rencana. Pemantau merupakan tahapan penting yang mempertautkan penyiapan rencanan dengan
pelaksanaannya, karena merupakan satu-satunya cara guna memperoleh informasi sampai sejauhmana
rencana benar-benar dilaksanakan. Aktivitas pemantauan menyangkut pengumpulan data/informasi
tentang hal-hal yang teradi secara actual selama proses pelaksanaan rencana, dalam pelaksanaan rencana
dapat dimanfaatkan; dan bagaimana berbagai aktivitas esensial sebagai pelaksanaan rencana dilakukan.
Evaluasi
Penilaian terhadap kinerja pelaksanaan rencana yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, yang dapat
berupa on-goin evaluation dan evaluasi pascapelaksanaan. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk
mengidentifikasi lebih jauh sasaran yang sudah dicapai, dampak yang timbul, atau konsekuensi lainnya dari
pelaksanaan rencana. Seperti halnya pemantauan, evaluasi dimaksudkan untuk belahar dari pengalaman
masa lalusehingga hal-hal direncakanan untuk yang akan datang adalah sesuatu lebih baik dari apa yang
telah terjadi.
ZENO
d. Kawasan Perkotaan yang mempunyai bagian dari dua atau lebih daerah yang
berbatasan sebagai satu kesatuan social, ekonomi dan fisik perkotaan.
ZENO
Perencanaan tata ruang Kawasan Perkotaan dilakukan melalui proses dan prosedur penyusunan serta
penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan perlu dibedakan dalam 3 jenis rencana dengan tingkat
kedalaman yang berbeda:
1. Rencana Struktur
Kebijakan yang menggambarkan arahan tata ruang untuk Kawasan Perkotaan Metropolitan
dalam jangka waktu sesuai dengan rencana tata ruang.
2. Rencana Umum
Kebijakan yang menetapkan lokasi dari Kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan
serta diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu perencanaan.
3. Rencana rinci, terdiri dari:
a. Rencana detail, merupakan pengaturan yang memperlihatkan keterkaitan antara blok-blok
penggunaan Kawasan untuk menjaga keserasian pemanfaatan ruang dengan manajemen
transportasi kota dalan pelayanan utilitas kota.
b. Rencana Teknik, merupakan pengaturan geometris pemanfaatan ruang yang menggambarkan
keterkaitan antara satu bangunan dengan bangunan lainnya, serta keterkaitannya dengan
utilitas bangunan dan utilitas kota/Kawasan.
ZENO
1. Rencana Tata Ruang Wilayah/Kawasan Perkotaan merupakan rencana pemanfaatan ruang Wilayah
Kota/Kawasan Perkotaan yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antarsektor dalam rangka
penyusunan dan pengendalian program-program pembangunan perkotaan dalam jangka Panjang.
2. Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan adalah 10
tahun.
3. Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan adalah: (a)
Menjaga konsistensi perkembangan Kota/Kawasan Perkotaan dengan strategi perkotaan nasional dan
arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan jangka Panjang; (b) menciptakan keserasian perkembangan
kota dengan wilayah sekitarnya; dan (c) menciptakan keterpaduan pembangunan sekotral dan daerah.
4. Manfaat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan merupakan
pedoman untuk; (a) Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan ruang di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan;
(b) Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan kesmbangan perkembangan serta keserasian antarsektor; (c)
Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah dan atau masyarakat di Wilayah Kota/Kawasan
Perkotaan; (d) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan di Wilayah Kota dan Wilayah
Kabupaten; (e) Pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan.
SITI
AISYAH
A.2.4 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RDTR Kawasan Perkotaan), merupakan penjabaran dari Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota/Kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan secara
terperinci, yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program
pembangunan perkotaan.
Beberapa ketentuan yang menyangkut penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan sebagai berikut.
1. Jangka waktu Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan ini adalah 5 tahun dan dituangkan ke dalam peta
rencana dengan skala 1 : 5.000 atau lebih.
2. RDTR Kawasan Perkotaan berfungsi untuk: (1) menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program
pembangunan perkotaan; (2) Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian pemrkembangan Kawasan
perkotaan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten; (3) Menciptakan keterkaitan antarkegiatan yang
seleras, serasi dan efesien; dan (4) Menjaga konsistensi perwujudan ruang Kawasan perkotaan melalui
pengendalian program-program pembangunan perkotaan.
3. Manfaat Rencana RDTRK Kawasan Perkotaan bagi Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk: (1) Pemberian
advis planning; (2) Pengaturan bangunan setempat; (3) Penyusunan rencana Teknik ruang Kawasan perkotaan atau
rencana tata bangunaan dan lingkungan; dan (4) Pelaksanaan program pembangunan.
Terima
kasih
19