Anda di halaman 1dari 19

DIMENSI, PROBLEMATIKA UTAMA

DAN PERTUMBUHAN KAWASAN


Kelompok 4 :
- Surya Tangguh Sentosa
- Pandapotan Sidabutar
- Zeno Triyoga
- Rico Ardianto
- Siti Aisyah

Mata Kuliah : Pengantar Penataan Ruang


WILAYAH III
Dosen : Bapak Irwan Prasetyo
SURYA

4.1 DIMENSI KAWASAN TELAH MENARIK PERHATIAN DALAM


ANALISIS EKONOMI
Dimensi wawasan dan spasial (tata ruang) telah menarik perhatian dan
menjadi lebih penting dalam analisis ekonomi khususnya bagi para
perencana pembangunan. Dalam hubungan ini dapat

Dengan pemahaman terhadap proses perencanaan secara umum,


khusus untuk kota atau Kawasan perkotaan, pada pembahasan ini akan
dibahas proses perencanaan tata ruang akwasan perkotaan yang
menghasilkan produk rencana tata ruang, sebagai bagian dari Penataan
Ruang.
SURYA

A.1 Tinjauan umum terhadap proses perencanaan


A.1.1 Model proses perencanaan: Tinjauan secara umum
Secara umum tedapat banyak model yang mengungkapkan bagaimana proses
perencanaan dilakukan dengan menjabarkan menurut tahapan-tahapan yang
lebih rinci dan spesifik.
Sebagai gambaran, terdapat beberapa model proses perencanaan serta secara
umum, yaitu:
Proses perencanaan kota (Anderson, 1995):
1. Identifikasi isu dan pilihan-pilihan
2. Perumusan tujuan dan sasaran, identifikasi prioritas-prioritas
3. Pengumpulan dan interpretasi data
4. Mempersiapkan rencana-rencana
5. Penyusunan program implementasi rencana
6. Evaluasi dampak potensial dari rencana dan program-program implementasi
7. Review dan kesepekatan rencana
8. Review dan kesepakatan program implementasi
9. Pengadministrasian program-program implementasi rencana pemantauan dampak-
dampaknya, serta penyesuaian rencana sebagai respon terhadap umpan balik
SURYA

A.1.2 Karakteristik Proses Perencanaan

Model perencanaan yang sering dipakai sebagai acuan pada dasarnya mengacu
kepada pendekatan perencanaan rasional komprehensif. Ada tiga karakteristik
utama proses perencanaan yang perlu diperhatikan, yaitu :

Karakteristik pertama
Proses perencanaan dipandang sebagai suatu proses siklis, terdiri atas rangkaian
tahapan kegiatan yang akan menjembatani perusumusan tujuan dengan
penyusunan program dan proyek sebagai implementasinya.

Karakteristik kedua
Ragam tahapan dengan kegiatannya masing-masing haruslah dilihat sebagai satu
kesatuan yang berkaitan satu sama lain. Tidak ada satu tahapan kegiatan yang
boleh terisolasi dari tahapan lainnya.

Karakteristik ketiga
Tiap tahap tidak selalu dilakukan secara sekuensial. Ini berearti bahwa situasi
lapangan lebih kompleks dari proses perencanaan secara konvensional.
SURYA

A.1.3 Implikasi pemahaman perencanaan sebagai proses

Pemahaman terhadap konsep perencanaan sebagai suatu proses mempunyai


beberapa implikasi yang berkaitan dengan rencana sebagai produknya, sifat
kontinuitasnya, serta perencana yang terlibat didalamnya:

1. Perencanaan lebih melibatkan banyak hal daripada sekadar membuat suatu dokumen
rencana. Dalam hal ini seringkali terjadi kesalahan konsepsi, seperti :
a) Rencana dianggap menjadi tujuan perencanaan. Padahal tujuan perencanaan adalah
mencapai tujuan (goals) tertentu yang diidentifiaksi atau dideskripsi sebelumnya
b) Implikasi bahwa produk perencanaan harus selalu dokumen fisik yang memberikan
blueprint bagi Tindakan di masa dating secara kaku.

2. Perencanaan dianggap sebagai suatu proses yang berlangsung terus menerus, bukan suatu
proses yang dikerjakan sekali saja. Dewasa ini bahkan berkembang apa yang disebut rolling
plants (rencana berkesinambungan), yaitu suatu rencana yang selalu dperpanjang setiap
tahunnya sehingga pada kenyataannya rencana tersebut tidak akan pernah berakhir.

3. Konsep perencanaan mempunyai implikasi penting yang berkaitan dengan peran


3.
perencana. Dalam hal ini perencana (planner) sesungguhnya menyangkut pengertian yang
luas bagi siapa saja yang terlibat dalam suatu jenis kegiatan perencanaan.
PANDAPO
TAN
A.1.4 Tahapan dalam proses perencanaan

A.1.4.1 Pendefinisian persoalan


Tahapan awal dalam proses perencanaan rasional adalah tahapan pendefinisian persoalan.
Sebagai tahapan awal jelas bahwa pendefinisian persoalan merupakan titik mula dari siklus
dalam proses perencanaan secara keseluruhan. Dalam perumusan persoalan setidaknya ada
empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Latar belakang persoalan: Suatu persoalan pada dasarnya tidak pernah berdiri sendiri dan
terisolasi dari factor-factor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan latar belakang
dari suatu persoalan tertentu ekonomis, social, politik, budaya atau faktor-faktor lain yang
melingkupinya
2. Identifikasi Persoalan merupakan suatu tahap awal dari pemahaman persoalan dengan
suatu fenomena dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat dikenali sebagai suatu
persoalan.
3. Pembatasan Persoalan: Upaya untuk menetapkan batas-batas persoalan dengan jelasm
sehingga memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan faktor-faktor mana saja yang
termasuk ke dalam lingkup persoalan dan factor mana yang tidak.
4. Perumusan Persoalan: Upaya untuk menyatakan secara eksplisit pertanyaan-pertanyaan
apa saja yang ingin kita carikan jawabannya. Perumusan persoalan dijabarkan dari
indentifikasi dan pembatasan persoalan: atau dengan kata lain, perumusan persoalan
merupakan pernyataan yang lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup persoalan yang
akan dianalisis berdasarkan identifikasi dan pembatasan persoalan.
PANDAPO
TAN
A.1.4.2 Perumusan tujuan dan sasaran

Dalam terminologi perencanaan, seringkali dibedakan antara tujuan (goals), sasaran (objectives),
dan juga target. Tujuan dan sasaran dalam pengertian umum merupakan ekspresi prioritas yang
ingin dicapai dari kegiatan perencanaan yang dilakukan, yang formulasinya dilakukan pada tahap
awal dari siklus perencanaan.

Kegiatan perumusuan tujuan dalam Perencanaan Kota diarahkan untuk menghasilkan suatu
pernyataan yang bersifat kualitatif berkenaan dengan pencapaian yang diinginkan dari hasil
perencanaan/kebijaksanaan dan/atau keputusan, yang dapat menjadi pedoman nyata dalam
menentukan tindakan yang sesuai untuk mencapainya.

Kegiatan perumusan sasaran dalam perencanaan wilayah dan kota diharapkan akan menghasilkan
suatu pernyataan spesifik yang menyangkut pencapaian tujuan yang bersifat terukur dan
mempunyai kerangka waktu dalam pencapaiannya.
PANDAPO
TAN
A.1.4.3 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan, karena
pencapaian pada dasarnya merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang tidak dapat
dilakukan tanpa didukung informasi yang memadai.

Dalam perencanaan, data atau informasi diperlukan untuk tiga tujuan utama, yaitu:
1. Identifikasi permasalahan dan perkembangan eksisting, sebagai dasar bagi perumusan
kebijaksanaan/rencana.
2. Identifikasi dan evaluasi alternatif kebijaksanaan/rencana.
3. Sebagai umpan balik, untuk siklus proses perencanaan berikutnya.

Menurut kebutuhannya dalam perencanaan, tipe informasi yang diperlukan dikumpulkan dan
dianalisis, dapat dibagi tiga, yaitu:
1. Data yang memberikan informasi tentang distribusi. Data ini memberikan informasi yang bersifat
deskriptif, yang dapat digunakan untuk membandingkan antarkelompok, kegiatan, atau wilayah
geografis yang berbeda, terutama dalam rangka mengidentifikasi potensi dan permasalahan
pembangunan.
2. Data yang memberikan informasi tentang keterkaitan, baik dalam bentuk spatial ataupun aspatial.
3. Dalam bentuk perkembangan, memberikan informasi yang menujukkan tingkat atau derajat
perkembangan yang dicapai oleh suatu wilayah atau kelompok penduduk.
RIC0

A.1.4.4 Analisis Data


Dalam proses perencanaan, tahapan analisis pada dasarnya merupakan pendekatan, metode, prosedur,
atau Teknik yang dilakukan untuk menelusuri kondisi historis dan kondisi sekarang dari wilayah
perencanaan, untuk menentukan hal-hal yang dapat dilakukan dan kebijaksanaan, rencana atau
program yang dirumuskan pada yang akan dating.
Kegiatan analisis mencakup:
1. Analisis Data Dasar
Bertujuan untuk mendeskripsikan dan menilai keadaan atau kondisi masa lalu secara
historis dan masa sekarang sehingga persoalan yang telah atau akan dirumuskan didukung
oleh data dan informasi yang relevan.
2. Analisis Prakiraan
Analisis ini dimaksudkan pada tujuan prediktif, yaitu memperkirakan perubahan yang akan
terjadi. Untuk itu adanya data yang bersifat time-series menjadi mutlak, karena tanpa itu
analisis tidak dapat dilakukan

3. Analisis Penyusunan scenario di masa datang


Analisis ini bersifat prediktif, yaitu menilai alternatif yang dapat dilakukan atau prediksi terhadap
hasil yang mungkin diperoleh dimasa yang akan datang. Jenis analisis ini terkait dengan tahapan
proses perencanaan berikutnya, yaitu identifikasi alternatif dan evaluasi atau penilaiannya,
RIC0

A.1.4.5 Identifikasi dan evaluasi alternatif

Dengan melakukan analisiss, diharapkan diperoleh alternatif atua pilihan Tindakan yang mungkin untuk
memecahkan persoalan. Manakala terdapat serangkaian Tindakan yang mungkin dapat diindentifikasi, tugas
perencana selanjutnya adalah membandingkan secara rinci kelebihan dan kekuranganan antara alternatif
sehingga dapat memberikan informasi kepada pengambil keputusan untuk memilih alternatif terbaik.

1 Identifikasi Alternatif
Pada tahap ini dikemukan berbagai alternatif rencana, kebijakan atau pemecahan persoalan yang mungkin
beserta variasi dan kombinasi alternatif utamanya. Sekurang-kurangnya ada tiga jenis alternatif utama yang
dapat diindentifikasi, yaitu:
a) Non-action Alternatif;
b) Alternatif ang didasarkan pada kebijakan yang ada;
c) Alternatif baru
2 Evaluasi Alternatif
Evaluasi adalah proses menganalisis sejumlah alternatif dengan maksud untuk menunjukkan keuntungan
dan kerugian secara komparatif serta meletakkannya dalam suatu kerangka logis. Dalam tahapan evaluasi
ini perlu dilakukan penentuan kriteria evaluasi. Kriteria pada dasarnya adalah pernyataan spesifik, aturan
atau standar tentang dimensi-dimensi sasaran yang dipergunakan untuk mengevaluasi sejumlah alternatif
dan mengambil keputusan.
RIC0

A.1.4.6 Impelementasi

Tahapan pelaksanaan merupakan suatu proses penerjemah atau perwujudan tujuan dan sasaran
kebijaksanaan ke dalam bentuk program atau proyek spesifik. Sering dikatakan pula bahwa
pelaksanaan adalah proses interkasi antara tujuan yang telah dirumuskan dengan tindakan-tindakan
yang dilakukan untuk mencapainya.

Dalam konteks perencanaan, pelaksanaan biasanya dianggap sebagai bagian dari tahapan akhir siklus
perencanaan. Tahapan dianggap sebagai bagian dari tahap akhis siklus perencanaan. Tahapan ini
menyangkut hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran spesifik yang telah
dirumuskan dan diungkapkan dalam bentuk rencana.

Dalam konteks pelaksanaan proyek misalnya, pelaksanaan mengacu pada proses sumberdaya ke dalam
barang dan jasa untuk mendukung perubahan perilaku dalam kelompok sasaran. Peranannya adalah
dalam hal mobilisasi, pengorganisasian dan manajemen berbagai sumberdaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tindakan-Tindakan yang dirumuskan dalam rencana.
Dalam hal ini perencana perlu mempertimbangkan :
• Apa yang akan dilakukan; sumberdaya yang harus disediakan.
• Kemampuan untuk mengendalikan atau mengelola sumberdaya untuk mencapai hal-hal yang
diinginkan.
• Bagaimana keterkaitan pihak lain dalam peranannya dalam pelaksanaan.
RIC0

A.1.4.7 Pemantauan dan evaluasi

Pemantauan dan evaluasi merupakan dua tahap terakhir dari proses perencanaan sebelum memulai siklus proses
perencanaan baru. Dalam lingkup penataan ruang, kegiatan pemantauan dan evaluasi merupakan bagian dari
kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang selain pelaporan. Kegiatan evaluasi seringpula dikaitkan dengan
kegiatan revisi atau peninjauan kembali, yang dalam lingkup penataan ruang dimasukkan dalam proses
perencanaan tata ruang.
Pemantauan
Pada dasarnya pemantauan mengacu pada aktivitas untuk mengukur pencapaian dalam pelaksanaan suatu
rencana. Pemantau merupakan tahapan penting yang mempertautkan penyiapan rencanan dengan
pelaksanaannya, karena merupakan satu-satunya cara guna memperoleh informasi sampai sejauhmana
rencana benar-benar dilaksanakan. Aktivitas pemantauan menyangkut pengumpulan data/informasi
tentang hal-hal yang teradi secara actual selama proses pelaksanaan rencana, dalam pelaksanaan rencana
dapat dimanfaatkan; dan bagaimana berbagai aktivitas esensial sebagai pelaksanaan rencana dilakukan.

Evaluasi
Penilaian terhadap kinerja pelaksanaan rencana yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, yang dapat
berupa on-goin evaluation dan evaluasi pascapelaksanaan. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk
mengidentifikasi lebih jauh sasaran yang sudah dicapai, dampak yang timbul, atau konsekuensi lainnya dari
pelaksanaan rencana. Seperti halnya pemantauan, evaluasi dimaksudkan untuk belahar dari pengalaman
masa lalusehingga hal-hal direncakanan untuk yang akan datang adalah sesuatu lebih baik dari apa yang
telah terjadi.
ZENO

A.2 Proses perencanaan tata ruang kota/Kawasan perkotaan di Indonesia


A.2.1 Ruang lingkup penyusunan rencana tata ruang kawasan perkotaan
Kawasan Perkotaan adalah Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi Kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintah, pelayanan social dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan Undang-
undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Kawasan Perkotaan dibedakan atas:

a. Kawasan Perkotaan yang berstatus administratif Daerah Kota

b. Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten

c. Kawasan Perkotaan Baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah


Kawasan Perdesaan menjadi Kawasan Perkotaan

d. Kawasan Perkotaan yang mempunyai bagian dari dua atau lebih daerah yang
berbatasan sebagai satu kesatuan social, ekonomi dan fisik perkotaan.
ZENO

Perencanaan tata ruang Kawasan Perkotaan dilakukan melalui proses dan prosedur penyusunan serta
penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan perlu dibedakan dalam 3 jenis rencana dengan tingkat
kedalaman yang berbeda:

1. Rencana Struktur
Kebijakan yang menggambarkan arahan tata ruang untuk Kawasan Perkotaan Metropolitan
dalam jangka waktu sesuai dengan rencana tata ruang.

2. Rencana Umum
Kebijakan yang menetapkan lokasi dari Kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan
serta diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu perencanaan.
3. Rencana rinci, terdiri dari:
a. Rencana detail, merupakan pengaturan yang memperlihatkan keterkaitan antara blok-blok
penggunaan Kawasan untuk menjaga keserasian pemanfaatan ruang dengan manajemen
transportasi kota dalan pelayanan utilitas kota.
b. Rencana Teknik, merupakan pengaturan geometris pemanfaatan ruang yang menggambarkan
keterkaitan antara satu bangunan dengan bangunan lainnya, serta keterkaitannya dengan
utilitas bangunan dan utilitas kota/Kawasan.
ZENO

A.2.2 Penyusunan rencana tata ruang Kawasan perkotaan metropolitan


Kawasan Perkotaan yang merupakan sistem perkotaan antarprovinsi seperti pusat kegiatan nasional, yang wilayah
Kawasan perkotaannya melebihi batas administrasi kota maupun kabupaten, bahkan batas administrasi provinsi;
membutuhkan pengaturan system kota-kota melalui pengembangan fungsi dan peran masing-masing kota dalam
satuan wilayah perkotaannya.
Dalam proses penyusunan Rencana Stuktur Ruang Kawasan Perkotan Metropolitan, ditempuh langkah-langkah:
(1) Penentuan arah pengembangan; (2) identifikasi potensi dan masalah pembangunan; (3) perumusan Rencana
Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan; dan (4) penetapan Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Metropolitan.
Penentuan arah pengembangan. Dalam menentukan arah pengembangan
wilayah Kawasan perkotaan metropolitan, dilakukan:
a. Tinjauan terhadap aspek ekonomi, sosial, budaya, daya dukung dan daya tamping
lingkungan, serta fungsi pertahanan keamanan.
b. Tinjauan faktor-faktor determinan (tinjauan RTRWN, RTRW Provinsi, Pola Dasar
Pembangunan Daerah, Rencana Pengembangan Sektoral, dan lain-lain) yang
memberikan gambaran tentang arah pengembangan, kedudukan dan peran Kawasan.
c. Tinjauan lingkungan strategis, yang memberikan gambaran kondisi eksternal yang
sangat berpengaruh di dalam pengembangan Kawasan di masa mendatang, antara lain
pengaruh global, perkembangan ekonomi regional dan nasional, dan lain-lain.
SITI
AISYAH
Identifikasi potensi dan masalah pembangunan.
Dalam mengidentifikasikan potensi dan masalah pembangunan pada suatu wilayah perencanaan;
diarahkan untuk melihat keserasian dan keterpaduan pengembangan kota ini dan wilayah
pengaruhnya maupun dengan kota-kota di dalam wilayah pengaruhnya. Dalam melakukan kegiatan
identifikasi permasalahan di Kawasan perkotaan, ada beberapa hal yang dipertimbangkan; (1)
Perkembangan sosial-kependudukan; (2) Prospek pertumbuhan ekonomi; (3) Daya dukung fisik dan
lingkungan; (4) Daya dukung prasarana dan fasilitas perkotaan.

Perumusan Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan.


Tahapan ini mencakup kegiatan:
a. Perumusan tujuan pengembangan Kawasan, yang dilakukan berdsarkan tinjauan
permasalahan, potensi, tantangan, dan peluang yang dihadapi Kawasan.
b. Perkiraan kebutuhan pengembangan
c. Perumusan Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan

Penetapan rencana tata ruang.


Untuk mengoperasionalisasikan Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Metropolitan, perlu adanya upaya penetapan struktur tata ruang dalam bentuk Peraturan-
perundangan.
SITI
AISYAH
A.2.3 Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan
Beberapa ketentuan yang menyangkut penyusunan RTRW Kota/RUTR Kawasan Perkotaan sebagia berikut.

1. Rencana Tata Ruang Wilayah/Kawasan Perkotaan merupakan rencana pemanfaatan ruang Wilayah
Kota/Kawasan Perkotaan yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antarsektor dalam rangka
penyusunan dan pengendalian program-program pembangunan perkotaan dalam jangka Panjang.
2. Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan adalah 10
tahun.
3. Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan adalah: (a)
Menjaga konsistensi perkembangan Kota/Kawasan Perkotaan dengan strategi perkotaan nasional dan
arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan jangka Panjang; (b) menciptakan keserasian perkembangan
kota dengan wilayah sekitarnya; dan (c) menciptakan keterpaduan pembangunan sekotral dan daerah.
4. Manfaat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan merupakan
pedoman untuk; (a) Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan ruang di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan;
(b) Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan kesmbangan perkembangan serta keserasian antarsektor; (c)
Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah dan atau masyarakat di Wilayah Kota/Kawasan
Perkotaan; (d) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan di Wilayah Kota dan Wilayah
Kabupaten; (e) Pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan.
SITI
AISYAH
A.2.4 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RDTR Kawasan Perkotaan), merupakan penjabaran dari Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota/Kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan secara
terperinci, yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program
pembangunan perkotaan.

Beberapa ketentuan yang menyangkut penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan sebagai berikut.
1. Jangka waktu Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan ini adalah 5 tahun dan dituangkan ke dalam peta
rencana dengan skala 1 : 5.000 atau lebih.
2. RDTR Kawasan Perkotaan berfungsi untuk: (1) menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program
pembangunan perkotaan; (2) Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian pemrkembangan Kawasan
perkotaan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten; (3) Menciptakan keterkaitan antarkegiatan yang
seleras, serasi dan efesien; dan (4) Menjaga konsistensi perwujudan ruang Kawasan perkotaan melalui
pengendalian program-program pembangunan perkotaan.
3. Manfaat Rencana RDTRK Kawasan Perkotaan bagi Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk: (1) Pemberian
advis planning; (2) Pengaturan bangunan setempat; (3) Penyusunan rencana Teknik ruang Kawasan perkotaan atau
rencana tata bangunaan dan lingkungan; dan (4) Pelaksanaan program pembangunan.
Terima
kasih

19

Anda mungkin juga menyukai