Anda di halaman 1dari 15

SUKU DANI

By: Kelompok 12
SASKIA MUFIDAH AFIF (34)
SAYYIDAH SALSABILA (35)
SILVIANA PUTRI (36)
LETAK/WILAYAH
Suku dani dari papua, suku dani dikenal juga sebagai suku yang menghuni lembah Baliem yang terletak di
pegunungan tengah Papua, indonesia dan mendiami keseluruhan kabupaten Jayawijaya serta sebagian
kabupaten Puncak Jaya. Secara geografis Kabupaten Jayawijaya terletak antara 30.20 sampai 50.20′ Lintang
Selatan serta 1370.19′ sampai 141 bujur timur. Batas-batas Daerah Kabupaten Jayawijaya adalah sebagai
berikut:
• Sebelah utara dengan Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Yapen Waropen
• Barat dengan Kabupaten Paniai, selatan dengan Kabupaten Merauke dan
• Timur dengan perbatasan negara Papua Nugini
Topografi Kabupaten Jayawijaya terdiri dari gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang luas. Di
antara puncak-puncak gunung yang ada beberapa diantaranya selalu tertutup salju, misalnya Puncak Trikora
(4750 m), Puncak Yamin (4595 m), dan Puncak Mandala (4760 m). Tanah pada umumnya terdiri dari batu
kapur/gamping dan granit terdapat di daerah pegunungan sedangkan di sekeliling lembah merupakan
percampuran antara endapan lumpur, tanah liat dan lempung.
PENDUDUK SUKU
DANI
Suku Dani merupakan penduduk asli Papua yang mendiami daerah Pegunungan Tengah
atau dataran tinggi. selain Suku Dani, wilayah Pegunungan Tengah Papua didalami oleh suku,
ekari, moni, damal, amugme dan beberapa sub suku lainnya.
Sebagian sebagian Suku Dani menganut agama Kristen atas pengaruh misionaris Eropa
yang datang ke tempat itu dan mendirikan misi misionarisnya ketika pada tahun sekitar 1935
pemerintahan Belanda membangun kota Wamena.
MATA PENCAHARIAN SUKU
DANI
Bercocok tanam ubi jalar dan ubi kayu yang disebut
hipere.

Selain berkebun mata pencaharian suku Dani ialah beternak babi.


Babi dipelihara dalam kandang yang bernama wamai. Bagi suku
bangsa Dani, babi memiliki manfaat yang cukup banyak. Babi
dimanfaatkan dagingnya untuk dimakan, tulang-tulangnya untuk
pisau dan hiasan dan darahnya untuk perlengkapan upacara adat.
Berbeda dengan upacara adat sumbar yang memburu babi karena
menjadi hama perkebunan.
BAHASA SUKU DANI
Bahasa suku Dani terbagi ke dalam dua dialek, yaitu dialek Dani Barat yang lebih dikenal sebagai
bahasa Laany atau Lani, dengan penuturnya sekitar 134.000 jiwa. Kedua dialek Dani Lembah Besar atau
Dani Baliem, dengan penuturnya sekitar 50.000 jiwa. Bahasa suku Dani termasuk kelompok bahasa
pegunungan bagian barat.
Secara umum, bahasa suku ini terdiri atas 3 sub keluarga bahasa, di antaranya adalah:
1) Sub keluarga Dani Pusat, meliputi logat Dani lembah Besar Dugawa dan logat Dani Barat
2) Sub keluarga Wano di Bokondini
3) Sub keluarga Dash dan
KEBUDAYAAN SUKU
DANI
1) HASIL KARYA
Suku Dani yang mendiami Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya, memiliki budaya yang unik.
Karena keunikannya, Suku Dani selalu menjadi pusat perhatian wisatawan lokal dan mancanegara.
Kerajinan masyarakat suku bangsa Dani antara lain:
1. Seni Pahatan: sayangnya, seni pahatan yang dibut oleh 2. Korok: alat sejenis parang
Suku Dani yang mendalami wilayah peguungan tengah
Papua kurang dikenal.
3. Wim: busur panah 4. Sege: alat sejenis tugal untuk melubangi tanah
2. MAKANAN KHAS SUKU DANI
Sagu dan Papeda Sate Ulat Sagu

3. LAGU DAERAH
Sajojo, lagu sajojo ini menceritakan mengenai seorang gadis yang merupakan kembang desa.
https://youtu.be/KGqC1WF6ik0
PAKAIAN KHAS SUKU
DANI
Pakaian adat Suku Dani terbuat dari material alami. Umumnya bahan dasar pakaian penutup
adalah daun sagu yang dirajut rapi. Sementara penutup kepalanya terbuat dari bulu burung kasuari.
Sebagai gantinya, bagian atas tubuh dilukis dengan motif akar pohon atau daun dengan penerapan
warna putih dari kulit kerang yang telah dihaluskan, dan merah berasal dari pasta tanah liat.
1) Pakaian Adat Laki-laki

Para laki-laki Dani mengenakan holim/horem (koteka),


yang merupakan penutup bagian kemaluan pria. Bentuknya
seperti selongsong dengan kerucut di bagian depan. Koteka
dipakai dengan cara diikat di pinggang hingga ke arah atas.
Koteka terbuat dari labu air tua yang dikeringkan karena
memiliki sifat cenderung keras dan tidak mudah membusuk.
Bentuk dan ukuran koteka dibuat sesuai kebutuhan, bukan
berdasarkan pada kedudukan adat.
2) Pakaian Adat Perempuan

Terdapat dua jenis pakaian adat untuk perempuan


Dani, yakni sali dan yokal. Sali dikenakan oleh gadis
Papua yang belum menikah. Umumnya sali hanya
mempunyai satu warna, yaitu coklat. Bentuknya seperti
rok wanita, namun terbuat dari daun sagu kering atau
kulit kayu. Bagian dalam sali dibuat lebih panjang
dibandingkan luarnya.

Sedangkan cara menggunakannya adalah dililitkan di pinggang lalu diikat simpul.


Sedangkan yokal adalah pakaian berbentuk anyaman yang dibuat dari kulit pohon, dan
hanya dipakai kaum perempuan yang sudah menikah.
Warna yokal juga lebih mencolok, seperti bata dan kemerahan. Cara pakainya adalah
dililit melingkar pinggang hingga bagian paha.
AKSESORIS PAKAIAN SUKU DANI
Cara berpakaian orang-orang Dani tidak bisa dilepaskan dari aksesoris yang dikenakan.
Berikut adalah beberapa aksesoris yang biasanya dipakai masyarakat Da
1. Noken 2. Perhiasan Kepala 3. Taring atau Gigi Hewan
TARIAN SUKU DANI
1) Tari Perang

Tari Perang ini bercerita tentang perempuan yang


diculik pemuda dari kampung lain. Lalu mereka berperang
untuk mengambil kembali perempuan itu. Akhirnya, sang
perempuan diambil kembali.
Tentu saja, tombak, panah, dan aksesoris perang
lainnya dapat Anda lihat di sini. "Banyak momen-momen
yang banyak untuk didokumentasikan.
2. Tarian Selamat Datang

Tarian Selamat Datang yang dimiliki oleh


Suku Dani ini memang tampak sederhana. Para
penari tidak memperlihatkan gerak-gerak
tertentu yang sulit, nyanyian pun terdengar
dalam nada yang sangat sederhana. Namun,
keistimewaan Tarian Selamat Datang ini terletak
pada maknanya.

https://youtu.be/Xc_L_zMeqbQ

Tarian ini adalah sebuah refleksi atas kearifan lokal yang dimiliki Suku penguasa Wamena ini.
Mereka sangat menghormati siapapun yang datang dengan niat baik ke wilayah mereka. Tidak seperti
penampakan fisik mereka yang menyeramkan, tarian ini menampilkan sisi lain diri Suku Dani yang
ramah dan penuh kebaikan.
HUBUNGAN
KEMASYARKATAN
Masyarakat Dani senantiasa hidup berdampingan dan saling tolong menolong, kehidupan masyarakat
Dani memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Masyarakat Dani memiliki kerjasama yang bersifat tetap dan selalu bergotong royong.
2. Setiap rencana pendirian rumah selalu didahului dengan musyawarah yang dipimpin oleh seorang
penata adat atau kepala suku.
3. Organisasi kemasyarakat pada suku Dani ditentukan berdasarkan hubungan keluarga dan keturunan
dan berdasarkan kesatuan teritorial.

Suku Dani dipimpin oleh seorang kepala suku besar yaitu disebut Ap Kain yang memimpin desa adat
watlangka, selain itu ada juga 3 kepala suku yang posisinya berada di bawah Ap Kain dan memegang
bidang sendiri & ndash; sendiri, mereka adalah: Ap. Menteg, Ap. Horeg, dan Ap Ubaik Silimo biasa yang
dihuni oleh masyatakat biasa dikepalai oleh Ap. Waregma. Dalam masyarakat Dani tidak ada sistem
pemimpin, kecuali istilah kain untuk pria yang berarti kuat, pandai dan terhormat.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai