Anda di halaman 1dari 13

Tugas

Akuntansi sektor publik

Kelompok 7
• Cahya purnama sari (1910062201067
• Lilis febriawati (1910062201031)
• Rani permata sari (1910062201071)
• Rian febriandi (1910062201062)

Dosen Pengampu:
Nurapni jami putri, S.E.,M.AK
G00D
GOVERNANCE

Penyalahgunaan jabatan dirjen perdagangan


luar negeri dalam melaksanakan tugas negara

GOOD GOVERNACE
adalah Suatu penyelenggaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertangung jawab, yang
sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang
efisien (konsep pengelolaan suatu organisasi
pemerintah sesuai mandat masyarakat luas)
karakteristik

1. Participation
2. Rule of law
3. Transparency
4. Responsiveness
5. Consensus orientation
6. Equity
7. Effiency & effectiveness
8. accountability
DIRJEN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

•Direktorat jendral perdagangan luar negeri


merupakan unsur pelaksana pada kementrian
perdagangan republik indonesia yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri
perdagangan republik indonesia
•Saat ini dirjen perdagangan luar negeri dipimpin
oleh Indrasari Wisnu Wardhana
Kasus Minyak Goreng

•Kelangkaan minyak goreng dengan harga terjangkau


dirasakan masyarakan dalam beberapa bulan terakhir.
Walau telah mengeluarkan beberapa kebijakan,
termasuk menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET),
pemerintah akhirnya melepas harga minyak kemasan ke
mekanisme pasar. Setelah itu minyak goreng kembali
banyak tersedia dipasar dan toko namun harganya
langsung melambung tinggi.
•Menteri perdagangan muhammad lutfi sempat berjanji
akan mengungkapkan mafia minyak goreng sebagai
penyebab kelangkaan dan bekerjasama dengan polisi
untuk membongkarnya.
Penyebab kelangkaan
minyak goreng

•Naiknya harga minyak nabati


•Pemerintah mencanangkan
program B30
•Pandemi covid-19 belum
berakhir
•Proses distribusi dan logistik
Tersangka kasus
Minyak Goreng
•Pada rapat 17 maret 2021 Dirjen Perdagangan Luar Negeri
membisiki Mendag bahwa ada tersangka mafia minyak goreng
•Kejaksaan Agung menetapkan Indrasari Wisnu Wardhana,
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian
Perdangan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pemberian
fasilitas ekspor bahan baku minyak goreng yang berimbas
pada kelangkaan minyak goreng
•Kejaksaan Agung juga mengumumkan 3 tersangka lainnya,
yakni
1. MPT selaku komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia
2. SMA selaku Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau
Grup
3. PT selaku General Manager di General Affair PT Musim
Mas.
•Kejagung mengusut perkara dan diduga ke 4 tersangka
melanggar Pasal 54 ayat (1) huuf a dan ayat (2) huruf a, b, e
dan undang – undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdangan
•Dan melanggar Keputusan Menteri Perdagangan Nomor
129 Tahun 2022 juncto Nomor 170 Tahun 2022 tentang
PenetapanJumlah untuk Distribusi Kebutuhan Dalam Negeri
(Domestic Market Obligation) dan harga penjualan di dalam
negeri (Domestic Price Obligation) dan ketentuan Bab II
huruf C angka 4 huruf c Peraturan Direktur Jenderal
Perdagangan Luar Negeri Nomor 02/DAGLU/PER/1/2022
tentang petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan dan
peraturan ekspor CPO, RDB Palm Olein dan UCO.
Izin ekspor-impor

•Proses pemberian izin ekspor-impor terutama


bahan pangan di kementerian perdagangan
seringkali tidak transparan kepada pengusaha.
•Alam kasus ekspor minyak goreng, pengusaha
harus memenuhi sejumlah persyaratan sesuai
Permen Nomor 8 tahun 2022 tentang Kebijakan
dan Pengaturan Ekspor.
•Terungkapnya dugaan kasus korupsi ekspor
minyak goreng semestinya menjadi evaluasi
pemerintah dalam membenahi sistem pemberian
izin ekspor-impor.
Hukuman tersangka
minyak goreng

•Empat tersangka kasus pemberian izin ekspor


minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO)
terancam hukuman berupa penjara seumur hidup
hingga hukuman mati lantaran Kejaksaan Agung
memakai pasal 2 dan 3 Undang – undang Tindak
Pidana Korupsi.
•Ancaman pidana dari penerapan pasal ini ialah
penjara seumur hidup atau paling singkat 4 tahun
dan paling lama 20 tahun, setra ancaman
hukuman denda paling sedikit Rp 200 juta dan
paling banyak Rp 1 milyar.
KARAKTERISTIK GOOD
GOVERNANCE YANG DILANGGAR

1. TRANSPARENCY
Proses pemberian izin impor – ekspor yang tidak transparan prosesnya
pada beberapa perusahaan di indonesia, yang dilakukan oleh dirjen
perdangan luar negeri.

2. RESPONSIVENESS
Tanggapan pemerintan tentang harga minyak goreng yang sangat
tinggi membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu Harga
Eceran Tertinggi (HET) dimana harga tersebut sangat membantu
masyarakat dalam mendapatkan minyak goreng. Namu, beberapa saat
kemudian pemerintah melakukan Pencabutan kebijakan HET (Harga
Eceran Tertinggi) yang mengakibatkan kembalinya naik harga minyak
goreng dan dimanfaatkan oleh oknum – oknum tertentu.
3. CONSENSUS ORIENTATION
Pemerintah yang seharusnya menjadi tempat keluhan dan sebagai
wadah mensejahterakan masyarakat justru menjadi agen yang
mematahkan poin “memajukan kesejahteraan umum” didalam
Undang – Undang Dasar 1945

4. EQUITY
Masyarakat kehilangan kesempatan yang sama dan harus bersaing
dalam mendapatkan minyak goreng yang beredar dipasaran demi
pemenuhan kebutuhan sehari – hari.

5. ACCOUNTABILITY
Dirjen Perdagangan Luar Negeri tidak memenuhi tanggung jawab
dalam melaksakan tugasnya dan menyalahgunakan kekuasaan untuk
kepentingan pribadi dan beberapa kelompok tertentu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai