DIAN RAHMAN
KANIA PUSPITASARI
RESTHIN KURNIA SARY
RIVAL RUDIANSYAH
PENGERTIAN
• ISTILAH ATRESIA BERASAL DARI BAHASA YUNANI YAITU ‘A’ YANG BERARTI
“TIDAK ADA” DAN TREPSIS YANG BERARTI “MAKANAN ATAU NUTRISI”. DALAM
ISTILAH KEDOKTERAN, “ATRESIA” BERARTI SUATU KEADAAN TIDAK ADANYA
ATAU TERTUTUPNYA LUBANG BADAN ABNORMAL. ATRESIA ANI MEMILIKI
NAMA LAIN YAITU “ANUS IMPERFORATA”. MENURUT NURHAYATI (2009)
4) PERUT KEMBUNG
GAMBARAN KLINIS :
Komplikasi
1) ASIDOSIS HIPERKLOREMIK
• BAGI PENGIDAP KELAINAN TIPE I DENGAN STENOSIS YANG RINGAN DAN TIDAK
MENGALAMI KESULITAN MENGELUARKAN TINJA TIDAK MEMBUTUHKAN
PENANGANAN APAPUN. SEMENTARA PADA STENOSIS YANG BERAT PERLU
DILAKUKAN DILATASI SETIAP HARI DENGAN KARAKTER URETRA, DILATASI
HEGAR, ATAU SPECULUM HIDUNG BERUKURAN KECIL. SELANJUTNYA ORANG
TUA DAPAT MELAKUKAN DILATASI SENDIRI DI RUMAH DENGAN JARI TANGAN.
DILATASI DIKERJAKAN BEBERAPA KALI SEMINGGU SELAMA KURANG LEBIH 6
BULAN SAMPAI DAERAH STENOSIS MELUNAK DAN FUNGSI DEFEKASI MENCAPAI
KEADAAN NORMAL.
• BENTUK OPERASI YANG DIPERLUKAN PADA TIPE II, BAIK TANPA ATAU DENGAN
FISTULA, ADALAH ANOPLASTI PCRINCUM, KEMUDIAN DILANJUTKAN DENGAN
DILATASI PADA ANUS SLAMA 23 BULAN. TINDAKAN INI PALING BAIK DILAKUKAN
DENGAN DILATOR HEGAR SELAMA BAYI DI RUMAH SAKIT DAN KEMUDIAN
ORANG TUA PENDERITA DAPAT MEMAKAI JARI TANGAN DI RUMAH SAMPAI TEPI
ANUS LUNAK SERTA MUDAH DILEBARKAN.
• PADA TIPE III, APABILA JARAK ANTARA UJUNG REKTUM RUANG BUNTU KE
LEKUKAN ANUS KURANG DARI 1,5 CM, PEMBEDAHAN REKONSTRUKTIF DAPAT
DILAKUKAN MELALUI ANOPROKTOPLASTI PADA MASA NEONATUS. AKAN
TETAPI, PADA TIPE III BIASANYA PERLU DILAKUKAN PEMBEDAHAN DEFINITIF
PADA USIA 12-15 BULAN.
Pemeriksaan Penunjang
•Gangguan Pertumbuhan
•Fusi
•Pembentukan anus dari
ATRESIA ANI
Mikroorganisme masuk
Reabsorbsi sisa Peningkatan Tekanan ke saluran kemih
metabolisme Intraabdominal
Dysuria
Keracunan Operasi Anoplasti
Abnormalitas spingter
Resiko kerusakan kulit Trauma jaringan
rektal
Resiko Infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
b. RIWAYAT KESEHATAN
ANUS : TIDAK TERDAPAT ANUS, ANUS NAMPAK MERAH, USUS MELEBAR, KADANG-
KADANG TAMPAK ILEUS OBSTRUKSI. THERMOMETER YANG DIMASUKAN KEDALAM
ANUS TERTAHAN OLEH JARINGAN. PADA AUSKULTASI TERDENGAR PERISTALTIC.
Diagnosa Keperawatan
DX PRE OPERASI
1. Inkontinensia defekasi b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Intruksikan keluarga untuk 1. Untuk mengetahui bentuk
abnormalitas sfingter rektal keperawatan 1x24 jam diharapkan mencatat keluaran feses fisik feses yang keluar
pengeluaran defekasi terkontrol 2. Jaga kebersihan baju dan tempat 2. Mencegah terjadinya resiko
dengan kriteria hasil: tidur infeksi
Defekasi lunak, feses berbentuk 3. Evaluasi status BAB secara rutin 3. Mengetahui perkembangan
(4) perubahan defekasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Memonitor mual dan muntah 1. Mengetahui berapa output
kurang dari kebutuhan b.d. keperawatan selama 1x24 jam 2. Kaji kemampuan klien untuk yang keluar
ketidakmampuan mencerna diharapkan kebutuhan nutrisi klien mendapatkan nutrisi yang 2. Memberikan makanan
makanan terpenuhi dengan kriteria hasil: dibutuhkan sesuai kemampuan (oral atau
Mampu mengidentifikasikan 3. Memonitor status gizi NGT)
kebutuhan nutrisi (4) 4. Kolaborasi dengan dokter 3. Mengetahui status gizi dan
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi meminimali-sir malnutrisi
(4) 4. Terkait pemasangan NGT
Intervensi
No Dx. Kep
Tujuan dan NOC Tindakan Keperawatan/NIC Rasional
3. Kecemasan orangtua Setelah dilakukan 1. Kaji status mental dan tingkat 1. Derajat ansietas akan dipengaruhi
asuhan keperawatan ansietas dari klien dan bagaimana informasi tersebut
berhubungan dengan
1x24 jam diharapkan keluarga. diterima.
kurang pengetahuan rasa cemas orangtua 2. Dengarkan dengan penuh 2. Menjadi pendengar yang baik dapat
tentang penyakit dan dapat hilang atau perhatikan mengurangi rasa cemas orangtua
berkurang. 3. Jelaskan dan persiapkan untuk 3. Membuat orang tua lebih mengerti
prosedur perawatan
Kriteria Hasil: tindakan prosedur sebelum keadaan anaknya
1.) Ansietas berkurang dilakukan operasi. 4. Dapat meringankan ansietas
2.) Ibu klien tidak 4. Beri kesempatan klien untuk terutama ketika tindakan operasi
gelisah mengungkapkan isi pikiran tersebut dilakukan.
dan bertanya. 5. Mengungkapkan rasa takut dan
5. Ciptakan lingkungan yang bertanya secara terbuka dimana rasa
tenang dan nyaman. takut dapat ditujukan.
6. Lingkungan nyaman dapat
mengurangi cemas
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA POST OPERASI
Intervensi
No Dx. Kep
Tujuan dan NOC Tindakan Keperawatan/NIC Rasional
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Observasi reaksi nonverbal dari 1. Untuk mengetahui bagian mana yang
ketidaknyamanan klien nyeri
trauma jaringan selama 1x24 jam diharapkan nyeri akut 2. Bantu klien dan keluarga untuk 2. Dengan dukungan orang tua disekitar
(post operasi) dapat berkurang kriteria hasil: mencari dan menemukan dukungan klien bisa mengurangi nyeri
Klien tampak nyaman dan tenang 3. Kontrol lingkungan yang dapat 3. Lingkungan yang nyaman dapat
memengaruhi nyeri mengurangi rasa nyeri
(4)
4. Kolaborasi dengan dokter terkait 4. Analgesik dapat mengurangi nyeri
pemberian analgesik
2. Kerusakan integritas Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Hindari kerutan pada tempat tidur 1. Untuk mencegah perlukaan pada kulit
selama 1x24 jam diharapkan kerusakan 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap 2. Untuk menjaga ketahanan kulit
kulit b.d. integritas kulit dapat berkurang kriteria bersih dan kering 3. Untuk mengetahui adanya tanda
pemasangan hasil: 3. Monitor kulit akan adanya kerusakan jaringan kulit
kolostomi Integritas kullit yang baik bisa kemerahan 4. Untuk menjaga kelembaban kulit
dipertahan-kan (4) 4. Oleskan lotion/baby oil pada daerah 5. Untuk menjaga keadekuatan nutrisi
Perfusi jaringan baik (3) yang tertekan guna penyembuhan luka
Menunjukan pemahaman dalam 5. Monitor status nutrisi klien
proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya cedera
berulang (4)
Intervensi
No Dx. Kep
Tujuan dan NOC Tindakan Keperawatan/NIC Rasional
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan 1. Untuk mengetahui tanda
keperawatan selama 1x24 gejala infeksi sistemik infeksi lebih dini
b.d trauma jam diharapkan klien bebas dan lokal 2. Untuk menghindari
jaringan, dari tanda-tanda infeksi 2. Batasi pengunjung kontaminasi dari
perawatan tidak dengan kriteria hasil: 3. Pertahankan teknik pengunjung
Klien bebas dari tanda cairan asepsis pada 3. Untuk mencegah penyebab
adekuat
dan gejala infeksi (4) klien yang beresiko infeksi
Jumlah leukosit dalam 4. Inspeksi kondisi 4. Untuk mengetahui
batas normal (4) luka/insisi bedah kebersihan luka dan tanda
5. Ajarkan keluarga klien infeksi
tentang tanda dan 5. Agar gejala infeksi dapat di
gejala infeksi deteksi lebih dini
6. Laporkan kecurigaan 6. Agar gejala infeksi dapat
infeksi. segera teratasi
4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Pre Operasi
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Jam
Inkontinensia defekasi b.d abnormalitas 1. Keluaran feses terkaji S : Klien mampu mempertahankan pola
sfingter rektal. 2. kebersihan baju dan tempat tidur terkaji eliminasi BAB dengan teratur
3. Terkajinya jika ada perubahan defekasi O : Perubahan defekasi terkontrol
A : Intervensi teratasi
P : Intervensi di hentikan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari 1. Memonitor Intake dan Output pasien S :-
kebutuhan b.d. ketidakmampuan 2. Memasang OGT O : Output Fases ml/kg/jam, capillary refill 3-5
mencerna makanan 3. Mengobservasi TTV detik, turgor kulit baik, membrane mukosa
4. Mengobservasi status gizi dan meminimali-sir malnutrisi lembab
A : Intervensi teratasi
P : Itervensi dihentikan
Cemas orang tua berhubungan dengan 1. Menjelaskan dengan istilah yg dimengerti tentang anatomi S : orang tua mengatakan tidak cemas.
dan fisiologi saluran pencernaan normal. O : klien tidak lemas
kurang pengetahuan tentang penyakit 2. Menggunakan alat, media dan gambar. A : Intervensi Teratasi
dan prosedur perawatan. 3. Memberi jadwal studi diagnose pada orang tua P : Intervensi dihentikan
4. Memberi informasi pada orang tua tentang operasi
kolostomi
4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Pre Operasi
Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Jam
.Gangguan rasa nyaman nyeri 1. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan klien S:-
2. Membantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
berhubungan dengan trauma saraf 3. Mengontrol lingkungan yang dapat memengaruhi nyeri O : Klien tidak menangis dan gelisah lagi
jaringan. 4. Kolaborasi dengan pemberian analgesik A : Intervensi teratasi
P : Intervensi di hentikan
Resiko infeksi Berhubungan 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local.
S :-
dengan prosedur pembedahan 2. Membatasi pengunjung.
O : Tanda gejala infeksi tidak ada
3. Mempertahankan teknik cairan asepsis pada klien yang beresiko.
4. Menginspeksi kondisi luka/insisi bedah. A : Intervensi teratasi
5. Mengajarkan keluarga klien tentang tanda dan gejala infeksi.
P : Intervensi dihentikan
6. Melaporkan kecurigaan infeksi
SEKIAN
TERIMA KASIH