Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

Tinea Corporis+ Sepsis e.c Pneumonia


Oleh :
Dwi Arumaniya (20710001)

Pembimbing :
dr. Kurniati, Sp.KK

RSUD IBNU SINA GRESIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2021
1
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. A
 Umur : 62 tahun
 Alamat : Banter ,Benjeng, Gresik-
Jatim
 Pekerjaan : Pedagang
 MRS : 10 oktober 2021
 Tanggal Periksa : 13 oktober 2021
 No RM : 79891

2
Anamnesa

Keluhan • Bercak kemerahan


• Disertai gatal di area perut.
Utama

3
Riwayat penyakit sekarang
1. Bercak kemerahan dibagian perut,
2. Disertai gatal,
3. Memberat saat berkeringat .
4. Dan banyak kulit yang mengelupas.
5. Meluas dan menyebar ke paha bagian atas.
6. Selain dikaki,di wajah juga dengan keluhan sama.
7. Punya alergi makanan (telur, ikan laut, terasi, pindang, ayam).

4
Anamnesa

Riwayat penyakit dahulu :

• Pernah sakit seperti ini sejak 12 bulan lalu.


• Tiap tingkat stressnya tinggi maka kulit gatal dan
kemerahan.
• Riwayat diabetes mellitus disangkal 5
Anamnesa

Riwayat penyakit keluarga :

• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yg sama


• Riwayat diabetes mellitus disangkal
• Hipertensi disangkal

Riwayat pengobatan :

• Pernah berobat ke poli kulit dan kelamin


• Diberi suntikan dan salep, ada perbaikan namun kalau pasien sedang
stress maka keluhan kembali timbul.
6
Riwayat Sosial
1. Seorang pedagang
2. Riwayat alergi makanan (telur, ikan
laut, terasi pindang dan ayam).
3. Alergi obat disangkal.

7
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : Lemah


 Kesadaran : Compos mentis
 GCS : E2 V2 M5
 Tanda Vital
 Tekanan darah :74/49 mmHg
 Nadi : 106 x/menit
 Suhu : 37 °C
 Respiration rate : 24 x/menit
8
Pemeriksaan Fisik

•Rambut : Normal
•Mata : Anemis -/- ikterus -/-
•Telinga : Sekret (-)
•Hidung : Deviasi septum (-)
Kepala •Mulut : Sianosis(-), Karies (-) bibir kering (+)
•Tenggorokan : Hiperemis
•Leher : pemb.KGB(-),tiroid(-),JVP(-),deviasi trakea-

9
Pemeriksaan Fisik
Inpeksi : simetris, retraksi (-/-)
Palpasi : Fremitus raba simetris di kedua lapang paru.
Perkusi :Sonor di kedua lapang paru.
Paru-paru Auskultasi :vesikuler +/+ wheezing+/-, ronkhi +/-

•Auskultasi : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

Jantung

10
Pemeriksaan Fisik

 Inspeksi : Soepel
 Palpasi : Liver &lien tak teraba,nyeri tekan(-)
Abdomen
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi: Bising usus (+) normal

• Superior: Akral hangat kering merah + | +, oedem -|-


• Inferior : Akral hangat kering merah + | +, oedem -|-
Ekstremitas
•Makula eritema berbatas tegas multiple tersusun polisiklis
disertai erosi yang menyebar pada regio femur (+/+)
11
Pemeriksaan Fisik

Gambar : (dokumentasi pribadi tanggal 11 oktober 2021)

Keterangan :
B. FEMUR SINISTRA
A.Pada Regio facialis tampak makula
eritema disertai erosi
B.Pada regio femur sinistra tampak
makula eritema batas tegas multiple
tersusun polisiklis disertai erosi.

A. FACIALIS 12
Pemeriksaan fisik
C. Femur dextra
Gambar : (dokumentasi pribadi tanggal 11 oktober 2021)

Keterangan :

C. Pada regio femur dextra tampak makula


eritema batas tegas multiple tersusun polisiklis
disertai erosi.

D. Pada regio brachii dan antebrachii tampak


makula eritema batas tegas multiple tersusun
D. Brachii dan
antebrachii
polisiklis disertai erosi..
13
Pemeriksaan penunjang
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

DARAH LENGKAP
Hemoglobin 11,4 11,7g %-15,5 g %
Leukosit 11.600 3600-11.000
10-10-2021 LED - 0-20
di Rsud ibnu PCV 36 35-47%
sina Trombosit 264.000 150.000-450.000
MCV 86 80-100
MCH 28 26-34
MCHC 32 32-36
Gula darah acak 114 <200mg
FUNGSI GINJAL
(tgl 12-10-2021)
BUN 8,4 8-18
Serum creatinine 2,28 Dewasa = 0,45-0,75
ELEKTROLIT (CT)
tgl 12-10-2021
Natrium (Na) 123 135-147 mmol/L
Kalium (K) 2,6 3,5-5 mmol/L
Chloride (Cl) 82 95-105mmol/L
14
Hasil pemeriksaan foto thorax AP
Tanggal 10-10-2021

Cor : Besar dan bentuk normal


Pulmo : tampak fibroinfiltrat pulmo dextra
Sinus costrophrenicus bilateral tajam
Tulang-tulang baik
Soft tissue normal
Diafragma dextra letak tinggi
Kesimpulan : Dd/ Tb lama aktif, tb lama dg pneumonia

15
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

ANALISA GAS DARAH

12 -10-2021 Suhu badan 36 -

Di RSUD IBNU FlO2 0,37 -


SINA
Ph 7,32 7,37-7,45

PCO2 43 35-45

HCO3 93 71-104

Base excess 22,2 21-25

SO2 97 94

FUNGSI HATI (tgl 13-10-21)

Albumin 2,89 3,4-4,8 g/dL

ELEKTROLIT

Natrium (Na) 125 135-147 mmol/L

Kalium (K) 3 3,5-5 mmol/L

Chloride (Cl) 86 95-105mmol/L 16


Diagnosis

Tinea corporis +
syok sepsis e.c
pneumonia

17
Diagnosa banding

Dermatitis numular Dermatitis atopi Shock anafilaktik Shock kardiogenik

18
Planning terapi

1) Tupepe cream 2) Griseofulvin


30 g (2x1) 500mg (1x1)

4) Inf. Pz
3)Tab. Cetrizin
5) Inj. Viccilin
10 mg 1x1
3x1,595
19
follow up (13-10-2021)

 S: keluarga pasien mengatakan pasien tidak sadar.


 Sebelum tidak sadar, keluarga pasien mengatakan
 pasien gelisah, tidak bisa tidur, badan terasa sakit semua, sesak nafas.
 O : KU : Lemah, GCS : E2 V2 M5
 TTV : TD : 79/49 mmHg, N : 106 x/menit, T : 37oC, RR : 24x/menit
 Spo2 = 95% . Paru : Auskultasi : Ves +/+, Rh+/-, Wh +/-

20
Status lokalis:

A. Regio facialis tampak makula


eritema batas tegas, multiple
tersusun polisiklis disertai erosi yg
menyebar.
B. Regio femur sinistra dan dextra
tampak makula eritema batas tegas
multiple tersusun polisiklis disertai
erosi yg menyebar generalisata.
B. FEMUR A. FACIALIS
SINISTRA
DAN DEXTRA Gambar 1.7 follow up pasien 13/10/2021
Sumber : dokumentasi pribadi 13/10/2021
21
Gambar 1.7 follow up pasien tanggal
13/10/2021

Sumber : Dokumen pribadi 13/10/2021

D. Thorax posterior C. Abdomen


C. Pada regio abdomen tampak Makula eritema batas
D. Regio Thorax posterior tampak
tegas multiple
Makula eritema batas tegasmultiple
Tersusun polisiklis disertai erosi yang Tersusun Polisilklis disertai erosi yang
Menyebar. menyebar generalisata

22
A : Tinea Corporis + syok sepsis e.c Pneumonia

P : -Tupepe cream 30 g (2x1)


- Griseovulfin 500-1000mg/hari (2-4 minggu)
- Tab. Cetrizin 10 mg (1x1) , Inf. Pz
- Inj.Viccilin 3x1,595 , Inj. Vascon
 
 
23
DEFINISI
 Tinea Korporis : dermatofitosis pada kulit tubuh tidak berambut
(glabrous skin) kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan daerah lipatan.
 Sepsis : sindrom klinik oleh karena reaksi yang berlebihan dari respon
imun tubuh yang distimulasi mikroba/bakteri baik dari dalam dan luar
tubuh.

24
DEFINISI

•Pneumonia :
•Peradangan paru oleh bakteri dengan gejala berupa :
1) panas tinggi disertai batuk berdahak,
2) napas cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit),
3) sesak, serta gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan
berkurang).

25
EPIDEMIOLOGI
TINEA
1. Sering terjadi di iklim tropis.
2. Sering terjadi pada anak-anak, dewasa dan remaja,
3. Jarang pada bayi baru lahir.
4. Predisposisi yang terkena laki-laki dan wanita sama.
5. Faktor predisposisi termasuk riwayat dermatofitosis,
hiperhidrosis, diabetes mellitus, xerosis, ichthyosis.

2
26
EPIDEMIOLOGI SEPSIS

 Shock akibat sepsis :


Terjadi karena adanya respon sistemik pada infeksi yang serius.
Insiden shock sepsis ini tidak diketahui
Namun dalam beberapa tahun terakhir ini cukup tinggi
 Hal ini disebabkan banyak faktor predisposisi (diabetes mellitus,
sirosis hati, alkoholisme, leukemia, dan imunosupresan).
 Di AS shock sepsis : penyebab kematian yang paling sering di ICU.

27
EPIDEMIOLOGI PNEUMONIA

Penyebab kematian nomor sembilan di Brunei,


Nomor tujuh di Malaysia,
Nomor tiga di Singapura,
Nomor enam di Thailand,
Dan nomor tiga di Vietnam.
Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa prevalens
pneumonia di Indonesia adalah 0,63%.

28
ETIOLOGI

Tinea corporis • Tricophyton rubrum.


• Microsporum Canis(kontak dengan hewan).

Sepsis • Bakteri gram negatif (60-70% kasus).

• Bakteri gram positif


Pneumonia • Bakteri gram negatif
• Bakteri anaerob
3
29
PATOFISIOLOGI TINEA CORPORIS
Dermatofit (Tricophyton,
Microsporum, epidermopiton)
Terjadinya
infeksi

Penularan
dermatofitosis 1. Perlekatan pada
keratinosit
2. Penetrasi melewati dan
Antropofilik diantara sel
Zoofilik 3. Serta pembentukan
Geofilik respon pejamu.
30
PATOFISIOLOGI

31
PATOFISIOLOGI PNEUMONIA

CARA TERJADINYA
1. Keadaan (imunitas )inang PENULURAN
2. Mikroorganisme yang
menyerang pasien
3. Lingkungan yang berinteraksi
satu sama lain Droplet : Ventilator :
1. Streptokokkus 1. P. aeruginosa,
2. pneumonia 2. enterobacter

KLASIFIKASI DAN BENTUK


MANIFESTASI PNEUMONIA

32
MANIFESTASI KLINIS

Tinea •Inkubasi 1-3 minggu


•Bercak berbatas tegas, oval/melingkar, sedikit eritematus, bersisik dengan
tepi menonjol

corporis •Ringworm

•Demam, menggigil,

Sepsis
•Lelah, malaise, gelisah/kebingungan.
•Memberat pada :
•Usia lanjut,
•diabetes

33
Manifestasi klinis pneumonia

1. Demam,
2. Menggigil,
3. Berkeringat,
4. Batuk
5. Nyeri dada pleuritik, dan sesak nafas.
6. Gejala umum lainnya.

34
Pemeriksaan penunjang

1. Tinea corporis : a)pemeriksaan


mikroskopik langsung,
2. Sepsis
b) kultur dan biopsi a) uji laboratorium

3. Pneumonia, yaitu :
a) pemeriksaan radiologis.
b) pemeriksaan laboratorium.
c)pemeriksaan bakteriologis
d) pemeriksaan khusus 35
PENATALAKSANAAN TINEA
CORPORIS

36
Penatalaksanaan sepsis

 Tiga prioritas pertama dalam terapi sepsis yaitu :


 1) Stabilisasi pasien langsung,
 2) Memberikan antibiotik yang adekuat,
 3) Focus infeksi awal harus di eliminasi,
 4) Pemberian nutrisi yang adekuat,
 5) Terapi supportif

37
Penatalaksanaan pneumonia

 Penisilin tetap menjadi landasan pengobatan untuk


penyakit pneumokokus disebabkan oleh isolat sensitif,.
 dengan dosis harian mulai dari 50.000 U/kg untuk
infeksi ringan hingga 300.000 U/kg untuk meningitis.
 Makrolida dan cephalosporins adalah alternatif untuk
alergi penisilin

38
PROGNOSIS
Tinea
corporis • sangat baik .

Sepsis •Tergantung keterlambatan diagnosis dan terapi.


•Terapi lebih dini akan memperbaiki prognosis.

pneumonia • Baik. 39
Pembahasan
 Pada pasien ini sepsis karena pneumonia,
 Bukan karena infeksi secara sistemik.
 Tinea korporis merupakan koinsiden pada pasien ini.
 Jadi, sepsis tidak ada hubungannya dengan pasien ini.
 Pada kasus ini yang menyebabkan pasien meninggal adalah penyakit
sepsisnya.
 Ditandai dengan leukositosis ditemukan pada pemeriksaan darah lengkap.
 Sehingga prognosisnya cukup buruk.

40
Daftar pustaka

1. Idris,I. Tinea korporis et causa tricophyton rubrum tipe granular. Jurnal Bionature.2013:Vol.
14(1):44-48.
2. Hermawan,GA. Sepsis. Dalam : Siti Setiati, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6.
Jakarta Pusat: Interna Publishing ;2014.p.692-699.
3. Irfan, Febyan & Suparto. Sepsis dan Tata Laksana Berdasar Guideline Terbaru. Jurnal
anastesiologi Indonesia. 2018:Vol. X(1):62-73.
4. Widaty, sandra., Budimulja, unandar. Dermatofitosis. Dalam: Sri Linuwih SW Menaldi, editor.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI: 2019. p.109-116.
5. Fitriani, F. Pendahuluan. Jurnal Respirologi Indonesia. 2019: Vol.39 (1):44-53.
6. Fajrinur, S.Sepsis. Dalam: Aldy S Rambe, editor. Buku Ajar Respirasi. Medan. Departemen
Pulmonologi Dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara : 2017.
h.589-604.
7. Leung, AKC., Lam, JM., Leong, KF. Tinea corporis: an update review. Drug In
Context.2020:Vol.5(6):1-12.
Daftar pustaka
1. Amir, Z.Pneumonia. Dalam: Aldy S Rambe, editor. Buku Ajar Respirasi. Medan. Departemen
Pulmonologi Dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara : 2017.
h.120-138.
2. Milizia, A. Penatalaksanaan Sepsis.Jurnal Kedokteran Nangroe Medika. 2019: Vol.2(3):28-37.
3. Dahlan,Z. Pneumonia. Dalam: Siti Setiati, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-
6.Jakarta Pusat: Interna Publishing; 2014.p.1608-1619.
4. Jameson, JL., Fauci, AS., Kasper, DL., Hauser, SL., Longo, DL.,dan Loscalzo,J.(2020).
Harrison's Manual of Medicine (20th ed). New York, McGraw Hill Education.
5. Arifijanto, MV. Sepsis. Dalam: Askandar Tjokroprawito, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam.Edisi ke-2. Surabaya: Airlangga university press; 2015.h.701-707.
6. Kurniati, Rosita Cita SP. Etiopatogenesis Dermatofitosis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin.2008.Vol. 20(3):243-250.

Anda mungkin juga menyukai